30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Surat Pengunduran Diri Beredar, Bursa Calon Kepala Dinkes Langkat Memanas

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Bursa jabatan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Langkat, mulai memanas, pasca beredarnya surat pengunduran diri yang diterbitkan Dinkes Kabupaten Langkat.

Dari informasi yang diperoleh, Selasa (29/3), surat pengunduran diri tersebut, dikeluarkan Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (Kabid SDK) Dinkes Kabupaten Langkat, berinisial WID.

Surat tersebut berisi pernyataan, agar dr JCS bersedia menandatangani surat pengunduran diri dan tidak bersedia mengikuti seleksi untuk memimpin Dinkes Kabupaten Langkat.

dr JCS ketika ditemui di Puskesmas Pembantu (Pustu) Perdamaian, UPT Puskemas Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, membenarkan tentang adanya surat pernyataan pengunduran dirinya itu, yang diserahkan langsung oleh Kabid SDK Dinkes Kabupaten Langkat.

“Langsung datang Kabid SDK (WID) ke sini (Pustu Perdamaian). Dia menyodorkan saya surat pernyataan pengunduran diri, yang katanya atas perintah Plt Kepala Dinkes Langkat. Lelang jabatan saja belum, kenapa sudah disuruh mundur, ada apa?” ungkap dr JCS.

Parahnya lagi, ungkap pria bertubuh tambun ini, surat yang disodorkan itu tertanggal 23 November 2020.

“Saya lihat aneh suratnya. Kenapa tanggalnya jauh sekali? Makanya saya tak mau menandatanganinya. Saya juga heran, mengapa pihak dinas sibuk meminta saya mengundurkan diri?” ketusnya.

Memang, lanjutnya, dr JCS merupakan seorang dari 3 tenaga kesehatan (nakes) yang menang dalam seleksi untuk mengisi pimpinan tinggi pratama secara terbuka Kabupaten Langkat, sesuai Nomor 09/PANSEL-LANGKAT/2020, tertanggal 17 Februari 2020 lalu.

“Hanya ada 3 nakes yang lulus seleksi Pimpinan Pratama, satu orang telah meninggal dunia, satunya lagi telah mengundurkan diri, dan satu lagi saya. Jadi, Plt Kepala Dinkes pun belum ikut seleksi Pemimpin Pratama,” jelasnya.

“Tapi tidak begini juga caranya untuk menggugurkan saya dalam seleksi lelang jabatan di Dinkes Langkat itu,” timpalnya.

Sampai saat ini, sebutnya, dr JCS terus diminta untuk datang ke Dinkes Kabupaten Langkat, guna menandatangani surat pernyataan pengunduran diri tersebut. Dia pun berharap, agar kemelut bursa pimpinan Dinkes Kabupaten Langkat ini, berjalan sesuai aturan berlaku, tanpa ada paksaan atau intervensi dari pihak manapun.

“Seharusnya kita semua menghormati proses lelang jabatan yang nantinya dilaksanakan Pemkab Langkat, tanpa ada intervensi dari pihak manapun,” harapnya.

Terpisah, Kepala Bidang SDK Dinkes Kabupaten Langkat, WID, saat dikonfirmasi menjelaskan, pihaknya tidak ada melakukan pemaksaan terhadap pihak manapun dalam hal bursa pimpinan Dinkes Kabupaten Langkat.

Mengenai beredarnya surat pengunduran diri tersebut, WID mengaku, sudah melalui kesepakatan bersama, sehingga dibuatlah konsep surat tersebut.

“Siapa yang maksa? Biar kalian tahu, surat itu muncul setelah diskusi dengan yang bersangkutan (dr JCS), yang dia sepakat tidak maju sebagai calon kepala dinas,” bebernya.

Tapi belakangan, lanjutnya, setelah dibuatkan konsep pengunduran dirinya, malah yang bersangkutan tidak bersedia menandatangani, dan merasa dipaksa untuk mengundurkan diri.

“Makanya kami panggil yang bersangkutan untuk diklarifikasi ulang. Tapi sampai sekarang tak kunjung datang,” pungkas WID. (mag-2/saz)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Bursa jabatan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Langkat, mulai memanas, pasca beredarnya surat pengunduran diri yang diterbitkan Dinkes Kabupaten Langkat.

Dari informasi yang diperoleh, Selasa (29/3), surat pengunduran diri tersebut, dikeluarkan Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (Kabid SDK) Dinkes Kabupaten Langkat, berinisial WID.

Surat tersebut berisi pernyataan, agar dr JCS bersedia menandatangani surat pengunduran diri dan tidak bersedia mengikuti seleksi untuk memimpin Dinkes Kabupaten Langkat.

dr JCS ketika ditemui di Puskesmas Pembantu (Pustu) Perdamaian, UPT Puskemas Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, membenarkan tentang adanya surat pernyataan pengunduran dirinya itu, yang diserahkan langsung oleh Kabid SDK Dinkes Kabupaten Langkat.

“Langsung datang Kabid SDK (WID) ke sini (Pustu Perdamaian). Dia menyodorkan saya surat pernyataan pengunduran diri, yang katanya atas perintah Plt Kepala Dinkes Langkat. Lelang jabatan saja belum, kenapa sudah disuruh mundur, ada apa?” ungkap dr JCS.

Parahnya lagi, ungkap pria bertubuh tambun ini, surat yang disodorkan itu tertanggal 23 November 2020.

“Saya lihat aneh suratnya. Kenapa tanggalnya jauh sekali? Makanya saya tak mau menandatanganinya. Saya juga heran, mengapa pihak dinas sibuk meminta saya mengundurkan diri?” ketusnya.

Memang, lanjutnya, dr JCS merupakan seorang dari 3 tenaga kesehatan (nakes) yang menang dalam seleksi untuk mengisi pimpinan tinggi pratama secara terbuka Kabupaten Langkat, sesuai Nomor 09/PANSEL-LANGKAT/2020, tertanggal 17 Februari 2020 lalu.

“Hanya ada 3 nakes yang lulus seleksi Pimpinan Pratama, satu orang telah meninggal dunia, satunya lagi telah mengundurkan diri, dan satu lagi saya. Jadi, Plt Kepala Dinkes pun belum ikut seleksi Pemimpin Pratama,” jelasnya.

“Tapi tidak begini juga caranya untuk menggugurkan saya dalam seleksi lelang jabatan di Dinkes Langkat itu,” timpalnya.

Sampai saat ini, sebutnya, dr JCS terus diminta untuk datang ke Dinkes Kabupaten Langkat, guna menandatangani surat pernyataan pengunduran diri tersebut. Dia pun berharap, agar kemelut bursa pimpinan Dinkes Kabupaten Langkat ini, berjalan sesuai aturan berlaku, tanpa ada paksaan atau intervensi dari pihak manapun.

“Seharusnya kita semua menghormati proses lelang jabatan yang nantinya dilaksanakan Pemkab Langkat, tanpa ada intervensi dari pihak manapun,” harapnya.

Terpisah, Kepala Bidang SDK Dinkes Kabupaten Langkat, WID, saat dikonfirmasi menjelaskan, pihaknya tidak ada melakukan pemaksaan terhadap pihak manapun dalam hal bursa pimpinan Dinkes Kabupaten Langkat.

Mengenai beredarnya surat pengunduran diri tersebut, WID mengaku, sudah melalui kesepakatan bersama, sehingga dibuatlah konsep surat tersebut.

“Siapa yang maksa? Biar kalian tahu, surat itu muncul setelah diskusi dengan yang bersangkutan (dr JCS), yang dia sepakat tidak maju sebagai calon kepala dinas,” bebernya.

Tapi belakangan, lanjutnya, setelah dibuatkan konsep pengunduran dirinya, malah yang bersangkutan tidak bersedia menandatangani, dan merasa dipaksa untuk mengundurkan diri.

“Makanya kami panggil yang bersangkutan untuk diklarifikasi ulang. Tapi sampai sekarang tak kunjung datang,” pungkas WID. (mag-2/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/