MEDAN, SUMUTPOS.CO – Banjir yang melanda Kota Medan sudah surut, Kamis (18/8) sore. Puluhan warga di Kelurahan Kwala Bekala, Medan Johor, yang mengungsi di masjid, telah pulang untuk membesihkan rumahnya masing-masing.
“Kamis sore hingga malam, tidak ada lagi banjir, semua sudah surut. Pagi ini kita pantau, semua sudah normal,” kata Kepala Badan Penanggulangan Kencan Daerah (BPBD) Kota Medan, Muhammad Husni kepada Sumut Pos, Jumat (19/8).
“Total tidak ada lagi yang mengungsi, semua sudah kembali ke rumahnya masing-masing,” ujarnya.
Namun begitu, Husni mengingatkan, warga agar tetap waspada tentang kemungkinan banjir susulan yang bisa saja terjadi. “Kalau berdasarkan data dari BMKG, potensi hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi dalam waktu beberapa hari ke depan. Kita imbau kepada warga agar tetap waspada,” katanya.
Husni juga memastikan, BPBD Kota Medan akan terus melakukan pemantauan terhadap lokasi-lokasi yang rawan banjir di Kota Medan. “Pemantauan terus kita lakukan, bekerjasama dengan pihak kecamatan dan kelurahan. Tim kita juga terus bersiaga, bila terjadi bencana lagi maka tim kita siap melakukan evakuasi,” tuturnya.
Sebelumnya, Wali Kota Medan Bobby Nasution mengakui bahwa selain karena tingginya intensitas hujan yang menyebabkan meluapnya beberapa titik sungai, Bobby Nasution juga mengakui jika banjir yang terjadi akibat kondisi drainase yang mengalami sedimentasi atau pendangkalan. “Jadi karena hujan deras semalaman dan karena aliran drainase juga dan luapan sungai, sehingga tadi ada dua titik yang jebol dari sungai yang membuat air meluap,” ucap Bobby Nasution.
Dikatakan Bobby, berdasarkan data yang diterimanya, setidaknya ada tiga titik sungai yang meluap di Kota Medan. “Jadi kita ngitungnya kemarin per titik sungai ya, ada beberapa titik sungai yang kita datangi hari ini, ini aliran dari Sungai Sei Kambing, di aliran Sei Kambing ini ada tiga titik ya yang sampai masuk ke rumah warga,” ujarnya.
Sementara dua titik lainnya, kata Bobby, berasal dari Sungai Babura dan Sungai Putih yang juga meluap. “Itu yang di Sungai Sei Kambing, masih ada Sungai Sei Putih dan ada juga Sei Babura, Sei Putih ada empat sampai enam titik, Sei Babura juga kurang lebih sama jumlahnya,” katanya.
Untuk itu, terang Bobby, pihaknya akan segera mengambil tindakan penanganan awal, yakni pihaknya akan melakukan pembangunan tanggul darurat terlebih dahulu. “Jadi sehingga ini penanganan pertamanya kita bangun tanggul darurat dulu, bersama-sama dengan BWS sudah menyetujuinya,” terangya.
Sedangkan untuk tindakan permanennya, Bobby juga mengaku sudah menyiapkan beberapa cara, akan tetapi dirinya tidak menjelaskan secara gamblang. “Untuk tindakan permanennya sudah kita bicarakan tadi, sudah kita rekomendasi lah, biarpun belum rekomendasi secara surat menyurat, namun permanennya sudah kita bicarakan juga,” tuturnya.
Bobby menyatakan, dalam waktu dekat, pihaknya akan terus melakukan pengecekan drainase dan sungai yang ada di Kota Medan. “Ya memang progres kita tetap sama untuk drainase dan sungai, karena dua ini kuncinya, drainase itu untuk banjir yang curah hujan di perkotaan atau di inti kotanya dan di pemukiman. Sedangkan untuk normalisasi sungai untuk banjir karena luapan sungai, jadi dua-duanya harus kita jalankan bersamaan, nggak boleh salah satu,” tutupnya.
BMKG Berikan Peringatan Dini
Sejak Rabu (17/8) dini hari lalu, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mengguyur Kota Medan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan juga memprakirakan potensi hujan lebat disertai dengan petir akan berlangsung hingga Senin (22/8). “Untuk tiga hari ke depan, BMKG Wilayah I Medan telah mengeluarkan peringatan dini bahwa masih terjadi potensi hujan ringan hingga lebat. Yang perlu diwaspadai di daerah pegunungan, pesisir timur dan barat itu pada siang hingga sore hari,” terang Nora Valencia Sinaga dari BMKG Wilayah I Medan, Jumat (19/8).
Sementara itu, untuk wilayah Medan sendiri potensi hujan ringan hingga lebat disertai petir dan angin kencang terjadi pada malam hingga dini hari. Sebelumnya, sejak peringatan HUT ke-77 RI, dini harinya hujan mulai membanjiri wilayah Kota Medan. BMKG juga memberitahukan bahwa mulai awal Agustus wilayah Medan sudah memasuki musim hujan.
“Kita sudah mulai masuk musim hujan, ya sejak awal Agustus untuk wilayah Medan. Namun, sudah mulai terasa dampaknya sejak 17 Agustus. Karena ada belokan angin dan ada pertemuan angin (konvergensi), jadi akibatnya memicu awan-awan konvektif yang dapat menyebabkan hujan disertai petir dan angin kencang,” kata prakirawan cuaca BMKG Wilayah I Medan, Endah Paramita, Kamis (18/8).
BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dalam menghadapi musim penghujan. “Potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang diprakirakan terjadi 2 hingga 3 hari ke depan. Jadi, diimbau masyarakat agar tetap waspada, bagi yang berada di sekitar sungai juga tetap waspada terjadinya luapan air sungai dan di wilayah pegunungan juga waspada terjadi longsor,” imbau prakirawan.
Saat musim hujan dan berakibat banjir, warga yang berpotensi terdampak juga harus waspada dengan serangan penyakit. “Kurangnya paparan sinar matahari dan kelembapan udara yang tinggi menjadi salah satu penyebab mengapa berbagai penyakit marak terjadi pada musim hujan, terlebih ketika banjir. Saat banjir, beragam penyakit dapat dengan mudahnya menyebar melalui perantara air, apalagi bila lingkungan Anda memiliki sanitasi yang buruk,” tulis artikel Alodokter yang ditinjau dr Sienny Agustin, dilihat Jumat (19/8).
Penyakit yang umum terjadi saat musim hujan, terutama saat banjir yakni demam berdarah, diare, dan leptospirosis (infeksi penyakit yang ditularkan oleh hewan seperti tikus, babi, anjing, dan sapi). Adapun upaya untuk mencegah penyakit tersebut yaitu dengan menjaga kebersihan tubuh dan makanan yang hendak dikonsumsi, menjaga kebersihan pakaian yang terkena air banjir, dan sebaiknya anak-anak tidak bermain air banjir untuk menghindari terkontaminasi penyakit akibat air yang tergenang serta sebisa mungkin menghindari gigitan nyamuk. (map/mag-3)