BELAWAN- Situasi di Jalan TM Pahlawan Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Kota Belawan, Minggu (12/2) malam, kembali memanas.
Seorang personel polisi, Briptu Fernandes kritis dibacok beberapa pemuda. Pembacokan terhadap anggota Polres Pelabuhan Belawan tersebut, diduga dipicu oleh tidak tanggapnya polisi terhadap laporan warga terkait aksi penculikan dan penganiayaan dialami Khaidir (21) warga Lororong Melati, Belawan.
Informasi dihimpun Sumut Pos di Belawan menyebutkan, peristiwa pembacokan yang dialami Briptu Fernandes itu, bermula dari penculikan dan penganiayaan yang dialami Khaidir. Sore itu sekitar pukul 16.00 WIB, korban bersama pacarnya berangkat dari rumahnya menuju lokasi wisata Pantai Ocean Pasific di Gabion, Belawan. Khaidir tak menyadari kalau di dalam perjalanan ia telah diikuti dua pemuda berinisial T dan A, warga Gudang Arang.
“Ceritanya, waktu dia sampai di pantai kreta (sepeda motor) dan sedang duduk-duduk bersama pacarnya, didatangi dua pemuda asal Gudang Arang, Belawan,” ujar Harun (32) warga setempat.
Melihat ke dua pelaku mengancamnya menggunakan senjata tajam, Khaidir yang sempat melawan akhirnya pasrah saat dipaksa naik ke atas sepeda motor yang ditumpangi pelaku. Sementara, pacar dan sepeda motor milik korban ditinggalkan begitu saja di lokasi wisata bahari tersebut.
“Kami warga disini baru tahu setelah pacar korban mendatangi Lorong Melati. Sama orang tua Khaidir, dia bilang kalau korban diculik sama dua orang pria,” sebutnya.
Mendengar hal tersebut, ibu kandung korban bersama beberapa warga setempat mendatangi petugas kepolisian yang melakukan pengamanan di Jalan TM Pahlawan, Belawan. “Tadinya warga disini sempat mendatangi polisi yang berjaga di dalam warung dekat kuburan, tapi polisinya cuma diam saja tanpa melakukan upaya pencarian ke Gudang Arang, Belawan,” katanya.
Karena kurang mendapat respon, orangtua bersama warga lantas kembali ke rumah, sementara beberapa orang warga tetap melakukan pencarian. Selang satu jam lebih, Khaidir akhirnya ditemukan dikawasan Lorong Pemancar Gudang Arang, Belawan, dalam kondisi luka serius dibagian kepala dan wajahnya. Melihat korban terkapar, warga lantas menghubungi Kepling 30 Gudang Arang, Belawan, Irfan dan selanjutnya membawa korban ke RSU TNI AL di Belawan. “Saat hendak maghrib, warga baru dapat kabar kalau Khaidir sudah berada di RS TNI AL. Dia ditemukan di Gudang Arang dengan kondisi luka-luka dan mulutnya ada bekas sayatan senjata tajam. Lalu orangtuanya langsung ke rumah sakit,” bebernya.
Berselang beberapa menit kemudian, warga yang kesal atas kinerja polisi yang kurang menanggapi pengaduan penculikan dan penganiayaan dimaksud, kembali mendatangi warung kopi tempat dimana polisi melakukan pengamanan.
Melihat gerombolan warga bersenjata tajam datang, Briptu Fernandes langsung terkejut dan melarikan diri. Sedangkan kedua rekannya memilih tetap di warung. “Ketika melihat ada polisi yang kabur, warga lantas mengejarnya. Tepat di sekitar pemakaman, polisi yang kabur tadi berhasil ditangkap dan dibacok dengan kelewang. Polisinya sempat menjerit minta ampun,” tuturnya.
Puas melampiaskan kekesalannya, warga lalu pergi meninggalkan Briptu Fernandes dalam kondisi berlumuran darah. “Kalau polisi tadi tak lari, mungkin dia tak kena bacok, tapi karena dia lari warga pun marah. Sedangkan dua polisi lain tetap aman di warung kopi,” lanjutnya.
Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Endro Kiswanto ketika dikonfirmasi Sumut Pos via selularnya terkait pembacokan tersebut, tidak berhasil dihubungi.
Sementara, Kepling 30 Gudang Arang Kelurahan Belawan I, Irfan membenarkan dirinya bersama warga menemukan Khaidir terkapar dengan kondisi luka-luka. (mag-17)