Travel Tour Hongkong-Macau (2)
Oleh: DAME AMBARITA
Pemimpin Redaksi Sumut Pos
Pagi pukul 7 hari kedua tour di Hongkong. Udara dingin dan terasa segar. Maklum, temperatur udara sekitar 13º celsius. Meski kurang tidur, seluruh peserta penuh energi. Usai sarapan di hotel, semua sibuk berberes koper dan mengangkutnya ke bagasi bus. Tak lupa foto-foto dulu.
Naik bus pariwisata, dengan sopir di sebelah kanan seperti di Indonesia, Eling memandu tamunya mengitari Hongkong. Kata Eling, tak seperti di Indonesia yang taipannya lumayan bejibun, orang super kaya di Hongkong ternyata hanya satu yang paling terkenal. Namanya Li Ka-shing. Jumlah kekayaannya diperkirakan lebih dari 22 miliar USD. Dialah raja di antara sekitar 40 konglomerat di kota bekas koloni Inggris itu.
Taipan itu pemilik puluhan gedung pencakar langit di Hongkong, termasuk di Shenzhen dan Guangzhou. Orang China bahkan cukup hormat padanya karena dinilai sebagai salah satu orang yang ikut memajukan Shenzhen dan Guangzhou dengan cara menanamkan investasi di sana.
Li Ka-shing diketahui memulai bisnis dengan sederhana. Ia lahir pada 13 Juni 1928, di kota pesisir timur Chiu Chow, China. Setelah keluarganya melarikan diri di zaman perang, ayah Li meninggal dunia. Kondisi itu memaksa Li menjadi tulang punggung keluarga saat usia 12 tahun.
Li Ka Shing meninggalkan sekolah untuk bekerja di pabrik plastik guna mencukupi kebutuhan keluarganya. Ia juga sering bekerja 16 jam per hari.
Kerja keras Li Ka Shing terbayar ketika ia memulai bisnis industri plastik sendiri, perusahaan manufaktur yang diberi nama “Cheung Kong Industries”. Perusahaan ini tumbuh pesat, berkembang menjadi real estate, dan akhirnya terdaftar di Hong Kong Stock Exchange pada 1972. Cheung Kong (perusahaan Holding) terus tumbuh melalui akuisisi perusahaan besar seperti “Hutchison Whampoa Limited” dan “Hongkong Electric Holdings Limited”.
Perusahaan induknya tersebar lebih dari 40 negara di bidang penyediaan listrik, real estate, ritel, pengiriman terminal peti kemas, dan investasi besar. Nilai bisnis Li jika dihitung menguasai 10 persen Hongkong Stock Exchange. Saat ini, Li Ka-shing termasuk 10 besar orang terkaya di dunia.
Sambil berkisah mengenai sang taipan, Eling membawa peserta tour ke sejumlah lokasi asyik untuk foto-foto. Termasuk ke patung Bunga Bauhinia Raksasa yang dilapis emas (Golden Bauhina). Lapangan tempat patung bunga ini sering disebut sebagai Golden Bauhinia Square.
Patung ini didirikan untuk memperingati penyerahan kawasan Hongkong dari Koloni Inggris ke negara Republik Rakyat China (RRC) pada Juni 1997. Sebagai bentuk hadiah dari pemerintah pusat RRC ke Hongkong dibangunlah patung “Forever Blooming Bauhinia” yang dilapisi emas asli.
Di sini ada kisah lucu. Ada seorang pemuda yang sejak dari hotel kami pikir asisten tour guide. Soalnya, dia sibuk mengingatkan, ‘Hati-hati tasnya ya… awas copet”. Peserta pun jadi ekstra hati-hati.
Di Golden Bauhinia Square, si pemuda sibuk mengarahkan peserta untuk foto bersama, dilanjutkan foto sendiri-sendiri atau berdua. “Wah, barangkali itu bagian dari servis biro travel di Hongkong,” pikir para peserta.
Saat makan siang di restoran, si pemuda datang bergabung dan membagi-bagikan piringan keramik kecil yang tengahnya ditempeli foto masing-masing peserta, berikut satu lembaran album Hongkong dengan tambahan satu foto bersama peserta tour.
Sambil memuji-muji: “Cantik-cantik… Ganteng-ganteng”, peserta tour terang saja menerima souvenir itu dengan senang hati. Usai membagi-bagi, berikutnya si pemuda menyebutkan angka: 200 Dolar Hongkong (setara dengan Rp236 ribu) per souvenir.
Semua terkesima. Dengan berat hati, dimulai dari seorang ibu paruh baya, biaya yang diminta tadi terpaksa dibayar. Usai makan, gerutuan pun mengemuka. “Tau begini, mending tak usah,” kata yang satu. Yang lain bilang, “sebenarnya harga itu masih bisa ditawar. Cuma karena sudah ada yang bayar duluan, terpaksa yang lain ikut.” Yang lain ngomel: “Dia suruh awak hati-hati ama copet… ternyata dia sendiri copetnya.”
Hahahaha… seluruh peserta ngakak. Akhirnya, kisah itu menjadi bahan guyon sepanjang tour.
Di Hongkong, peserta dibawa tour ke museum Madam Tussaud, Peak Tower, toko perhiasan, dan sejumlah tempat lainnya. Sayang, Ngongping 360 Cable Car alias kereta gantung tidak termasuk dalam paket tour.
Kota Hongkong terkenal sebagai kota yang membebaskan seluruh pajak untuk barang masuk ke negeri mereka. Karenanya harga barang bermerek akan lebih murah dibanding di Indonesia. Itulah mengapa Hongkong terkenal sebagai kota belanja. Tetapi karena sewa toko di sana cukup mahal, tetap saja harga-harga sebenarnya tidaklah murah.
Selama tour, peserta harus memberi air mineral sendiri di mini swayalan. Harganya 9 Dolar Hongkong atau sekitar 10.620 ukuran 250 ml. Hongkong adalah negeri yang tidak memiliki sumber air tawar. Untuk memenuhi kebutuhan air tawar, mereka membeli dari Cina. Alhasil, air cukup mahal di Hongkong.
Sore harinya, peserta dibawa keluar Hongkong menuju Shenzhen. Bus berganti, tour guide pun berganti. (*)