28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Dikasihi ketika Masih Berdosa

Oleh:   Pdm. Edison Sinurat STh

“Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar – tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati —. Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Roma 5:6-8

Sebuah tindakan yang mungkin sukar dimengerti dan sulit dimengerti oleh kebanyakan orang, itulah yang telah dilakukan oleh Allah yang telah mengorbankan Putra-Nya Yesus Kristus, yang diperuntukkan bagi orang-orang bersalah, pendosa bahkan durhaka.

Dalam pelayanan di Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan di berbagai tempat, saya menjumpai beragam kasus kejahatan yang menyebabkan mereka meringkuk di tempat tersebut. Bagaimanakah nasib mereka-mereka ini? Tetapi untuk seperti merekalah Yesus datang ke dalam dunia. Dan tidak jarang dari mereka yang mengakui bersyukur masuk ke dalam penjara sebab di dalam penjara itulah mereka memperoleh pengenalan yang akan karya kasih dan keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus. Sebelumnya mereka tidak menganggap pengorbanan Yesus sebagai sesuatu yang special. Justru di dalam keadaan sebagai orang berdosalah orang-orang dapat mengakui bahwa mereka membutuhkan belas kasihan.

Seseorang mungkin bersedia berkorban – dengan syarat – bagi orang yang layak dibela, misalnya bagi orang yang karena hubungan keluarga, atau bagi orang karena jasa-jasanya, atau juga karena hubungan kekasih (percintaan) seperti kisah Romeo dan Juliet.

Tetapi Yesus Kristus mati bagi kita, KETIKA KITA MASIH BERDOSA. Artinya, pengorbanan Yesus Kristus tersebut dilakukan bagi manusia yang sama sekali tidak layak untuk mendapatkannya. Itulah kasih karunia atau anugerah. Sesuatu yang sukar dipahami oleh manusia itu sendiri, tetapi kita harus mengerti bahwa itu dilakukan oleh Allah untuk sebuah alasan, ALLAH BEGITU MENGASIHI KITA. Siapanyakah kita sehingga Yesus bersedia dan taat kepada Allah untuk mati bagi kita? Bukan karena hubungan darah, bukan karena satu bangsa, terlalu besar pemisah antara kita dengan Dia, terlalu jauh untuk dihubungkan, seperti langit dan bumi. Tetapi karena kasih-Nya, kasih Allah kepada saya dan saudara, jarak yang begitu jauh itu tersambungkan oleh darah Anak Domba Allah yang menebus dosa seluruh dunia.

Paket keselamatan itu telah dilakukan, telah dikerjakan untuk saya bukan ketika saya sudah sadar dari dosa. Kasih-Nya kepada setiap orang berdosa, apa pun dosanya, sebesar apa pun kejahatannya, hanya dengan mengakui dosa itu kepada-Nya, mau menerima dan mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, selamatlah ia. Tidak peduli apakah manusia itu seorang pembunuh, seorang koruptor, seorang tuna susila dlsb, dengan mengakui dosa itu di hadapan Allah – tidak berdalih, tidak menutup-nutupi, tidak berbohong – dengan mulut di dalam dosa dan mengakuinya di dalam hati lalu meminta belas kasihan Tuhan dengan rendah hati karena kesadaran bahwa kita sebenarnya tidak layak menerimanya, maka Allah akan menyelamatkannya. Puji Tuhan. Sungguh besar kasih Allah bagi kita. Itulah yang dialami oleh seorang penyamun yang disalibkan di sebelah kanan Tuhan Yesus di Golgota, yang memang layak dihukum mati, tetapi dia tahu bahwa seorang yang disalibkan bersamanya itu adalah Seorang Benar, Raja yang akan datang itu, ia memohon agar Tuhan mengingatnya kelak, maka Yesus membenarkannya dan membawanya ke Firdaus. Perhatikan dialog antara penyamun itu dengan Yesus ketika mereka sedang sama-sama tergantung di kayu salib seperti tertulis dalam Lukas 23: 39-43. “Seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya: “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatknalah diri-Mu dan kami!” Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbutan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkaud atang sebagai Raja.” Kata Yesus kepadanya: “Aku berkta kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau aka nada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”
Keberuntungan yang diperoleh penyamun tersebut dapat diterima oleh siapa saja yang menyadari diri sebagai pendosa dan layak menerima hukuman tetapi bersedia dengan rendah hati mengakui dosa-dosanya dan memohon belas kasihan-Nya. Allah begitu besar mengasihi kita. Terpujilah Tuhan Yesus Kristus.(*)

Oleh:   Pdm. Edison Sinurat STh

“Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar – tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati —. Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Roma 5:6-8

Sebuah tindakan yang mungkin sukar dimengerti dan sulit dimengerti oleh kebanyakan orang, itulah yang telah dilakukan oleh Allah yang telah mengorbankan Putra-Nya Yesus Kristus, yang diperuntukkan bagi orang-orang bersalah, pendosa bahkan durhaka.

Dalam pelayanan di Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan di berbagai tempat, saya menjumpai beragam kasus kejahatan yang menyebabkan mereka meringkuk di tempat tersebut. Bagaimanakah nasib mereka-mereka ini? Tetapi untuk seperti merekalah Yesus datang ke dalam dunia. Dan tidak jarang dari mereka yang mengakui bersyukur masuk ke dalam penjara sebab di dalam penjara itulah mereka memperoleh pengenalan yang akan karya kasih dan keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus. Sebelumnya mereka tidak menganggap pengorbanan Yesus sebagai sesuatu yang special. Justru di dalam keadaan sebagai orang berdosalah orang-orang dapat mengakui bahwa mereka membutuhkan belas kasihan.

Seseorang mungkin bersedia berkorban – dengan syarat – bagi orang yang layak dibela, misalnya bagi orang yang karena hubungan keluarga, atau bagi orang karena jasa-jasanya, atau juga karena hubungan kekasih (percintaan) seperti kisah Romeo dan Juliet.

Tetapi Yesus Kristus mati bagi kita, KETIKA KITA MASIH BERDOSA. Artinya, pengorbanan Yesus Kristus tersebut dilakukan bagi manusia yang sama sekali tidak layak untuk mendapatkannya. Itulah kasih karunia atau anugerah. Sesuatu yang sukar dipahami oleh manusia itu sendiri, tetapi kita harus mengerti bahwa itu dilakukan oleh Allah untuk sebuah alasan, ALLAH BEGITU MENGASIHI KITA. Siapanyakah kita sehingga Yesus bersedia dan taat kepada Allah untuk mati bagi kita? Bukan karena hubungan darah, bukan karena satu bangsa, terlalu besar pemisah antara kita dengan Dia, terlalu jauh untuk dihubungkan, seperti langit dan bumi. Tetapi karena kasih-Nya, kasih Allah kepada saya dan saudara, jarak yang begitu jauh itu tersambungkan oleh darah Anak Domba Allah yang menebus dosa seluruh dunia.

Paket keselamatan itu telah dilakukan, telah dikerjakan untuk saya bukan ketika saya sudah sadar dari dosa. Kasih-Nya kepada setiap orang berdosa, apa pun dosanya, sebesar apa pun kejahatannya, hanya dengan mengakui dosa itu kepada-Nya, mau menerima dan mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, selamatlah ia. Tidak peduli apakah manusia itu seorang pembunuh, seorang koruptor, seorang tuna susila dlsb, dengan mengakui dosa itu di hadapan Allah – tidak berdalih, tidak menutup-nutupi, tidak berbohong – dengan mulut di dalam dosa dan mengakuinya di dalam hati lalu meminta belas kasihan Tuhan dengan rendah hati karena kesadaran bahwa kita sebenarnya tidak layak menerimanya, maka Allah akan menyelamatkannya. Puji Tuhan. Sungguh besar kasih Allah bagi kita. Itulah yang dialami oleh seorang penyamun yang disalibkan di sebelah kanan Tuhan Yesus di Golgota, yang memang layak dihukum mati, tetapi dia tahu bahwa seorang yang disalibkan bersamanya itu adalah Seorang Benar, Raja yang akan datang itu, ia memohon agar Tuhan mengingatnya kelak, maka Yesus membenarkannya dan membawanya ke Firdaus. Perhatikan dialog antara penyamun itu dengan Yesus ketika mereka sedang sama-sama tergantung di kayu salib seperti tertulis dalam Lukas 23: 39-43. “Seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya: “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatknalah diri-Mu dan kami!” Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbutan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkaud atang sebagai Raja.” Kata Yesus kepadanya: “Aku berkta kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau aka nada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”
Keberuntungan yang diperoleh penyamun tersebut dapat diterima oleh siapa saja yang menyadari diri sebagai pendosa dan layak menerima hukuman tetapi bersedia dengan rendah hati mengakui dosa-dosanya dan memohon belas kasihan-Nya. Allah begitu besar mengasihi kita. Terpujilah Tuhan Yesus Kristus.(*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/