HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Lagi, petani di Food Estate (FE) Program Holtikultura di Desa Riaria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbanghasundutan (Humbahas), sumringah. Karena kentang yang ditanam selama 100 hari proses penanaman, menghasilkan 18 ton di lahan seluas satu hektare.
Kegembiraan itu disampaikan Haposan Siregar, selaku pemilik lahan, di sela-sela panen bersama petani lainnya dari Kelompok Tani Ria Bersinar, Selasa (7/3).
Ketua Kelompok Tani Ria Bersinar tersebut, juga mengatakan, kegembiraan mereka terjadi karena panen kentang yang menghasilkan 18 ton, hasilnya juga sangat bagus, yang diikuti harga pasar yang juga cukup baik.
Haposan menjelaskan, selama 100 hari proses penanaman di lahan seluas satu hektare, dapat menghasilkan kentang-kentang berukuran extra jumbo.
“Hasilnya sangat bagus. Dari random sampling per batangnya mengeluarkan 0,75 kilogram, dengan populasi 24 ribu batang kentang,” ungkap Haposan, dengan raut wajah sumringah.
Kemudian, harga rata-rata yang diperoleh dari hasil panen kentang dengan kualitas super ini, berkisar Rp11 ribu sampai Rp12 ribu per kilogramnya, untuk kualitas lokal Rp6 ribu hingga Rp7 ribu, sedangkan untuk kualitas sedang Rp3 ribu sampai Rp4 ribu per kilogram.
“Kalau kualitas lokalnya akan diolah menjadi benih, sehingga tidak lagi membeli dari luar daerah dengan harga tinggi,” tutur Haposan, didampingi Manajer Lapangan PT Parna Raya Harapan Simbolon, dan Kepala Agronom PT Parna Raya Sakinah Lumbangaol.
Hasposan juga menjelaskan, keberhasilan panen ini ternyata tidak terlepas dari kerja sama mereka dengan pihak PT Parna Raya. Pihaknya bersyukur dan berterima kasih kepada PT Parna Raya yang telah membantu mereka, baik di dalam pendanaan maupun pengelolaan, hingga pupuk.
“Jadi, beruntung kerja sama dengan PT Parna Raya. PT Parna Raya bayar pekerja, pupuk, hingga biaya olahan lahan,” katanya lagi.
Menurutnya, sejak lahan tidur di daerahnya ini menjadi program nasional yang dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo, ada perubahaan yang dirasakan masyarakat petani. Karena program tersebut mampu memberikan perubahaan dengan mendonkrak roda perekonomian mereka.
“Jelas meningkat (penghasilan). Awalnya, penghasilan kami sekitar Rp1 juta per bulan kotor, itu pun tergantung harga di pasar. Kalau sekarang, saya pribadi sudah mengantongi penghasilan Rp8 sampai Rp9 juta sebulan,” beber Haposan.
Sementara itu, Manajer Lapangan PT Parna Raya, Harapan Simbolon mengatakan, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan 3 kelompok tani di Program Food Estate ini, dengan luasan lahan 11,5 hektare. Dari luas 11,5 hektare itu, menurutnya, varietas pertanian yang digarap di antaranya kubis seluas satu hektare, jagung 5 hektare, dan kentang 5,5 hektare. “Kami menjalin kerja sama dengan 3 kelompok tani, yakni Ria Kerja, Ria Bersinar, dan Karejo. Jadi luasan lahan mereka ada 11,5 hektare,” sebutnya.
Dia juga menjelaskan, selama perusahaannya membantu petani di program ini, pihaknya tidak ada mengambil keuntungan, melainkan membantu program Presiden RI Joko Widodo.
“Kami murni untuk membantu program pemerintah dalam ketahanan pangan nasional. Jadi, kami bekerja sama pada petani dengan membantu semuanya, mulai dari benih, pupuk, sampai upah pekerja, kami anggarkan semuanya Rp140 juta per hektare,” pungkas Harapan. (des/saz)