HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Desa Simataniari Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbahas, kini tersenyum bahagia. Lantaran, jembatan penghubung antar dusun yang panjang 6 meter dengan lebar 3,5 meter yang dibangun PT Toba Pulp Lestari (TPL) Tbk akhir Desember 2022 lalu, kini dapat digunakan untuk kelancaran transportasi.
Seperti diungkapkan Pinus Sitanggang, salah satu tokoh masyarakat Desa Simataniari, yang kini lega karena keluhan warga soal jembatan yang menghubungi antar dusun telah diperhatikan.
” Kami merasa senang dan lega karena ini yang diharapkan masyarakat sekitar desa ini,” ujar Pinus disela Perwakilan PT TPL menserahterimakan jembatan penghubung antar dusun, belum lama ini.
Dia menuturkan, sebelumnya warga sekitar itu mengeluhkan jembatan tersebut, lantaran terbuat dari batang pohon kelapa dan papan. Itupun, jembatan yang dibangun hanya untuk sementara dan tidak kuat, hanya demi tujuan kelancaran transportasi.
” Jembatan sementara itu dibangun atas inisiatif warga karena dua tahun lalu pernah ada bangunan jembatan disini, namun akibat hujan deras dan air yang mengalir di sungai ini menggerus jembatan tersebut dan rusak,” ujar Pinus.
Masih dikatakan Pinus, karena dirasakan tidak kuat, iapun bersama warga melakukan permohonan lewat Kelompok Tani Hutan (KTH) Marsada atas binaan perusahan agar jembatan sementara itu dibangun.
” Sekarang, bisa kita lihat senyum bahagia ditengah-ditengah masyarakat ini. Sebab, akses warga sudah lebih mudah karena jembatan yang dibangun PT T lebih kokoh sehingga dapat dilalui mobil. Oleh sebab itu, kami mewakili warga masyarakat Desa Simataniari mengucapkan terima kasih atas dukungan ini. Hal ini jelas menunjukkan bahwa kerjasama dengan perusahaan ada dampak positif terhadap masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Humas TPL Takkas Tambunan didampingi Irvan Sinurat, Community Development (CD) Officer TPL Sektor Tele menambahkan, bahwa pembangunan jembatan ini bertujuan untuk mempermudah akses warga, dan untuk mengangkut hasil pertanian.
“ Pembangunan dukungan infrastruktur jembatan ini merupakan bentuk kontribusi perusahaan, terlebih kepada desa yang masyarakatnya menjalin kerjasama KTH. Dukungan ini, tentu hal yang dibutuhkan warga, dan para petani untuk akses kegiatan mereka dalam meningkatkan produktivitas lahan pertanian,” katanya.
Dia berharap, telah dibangunnya jembatan itu diminta kepada masyarakat bersama-sama untuk menjaga dan memelihara, serta menggunakanya sesuai dengan peruntukannya.
” Harapannya, warga bergotong royong untuk merawat dan memelihara jembatan ini agar dapat digunakan seterusnya,” ujar Takkas.
Perlu diketahui, Desa Simataniari melalui KTH Marsada yang menjadi binaan TPL juga telah menerima dukungan untuk aktivitas pertanian mereka, antara lain dukungan bibit kemenyan, bibit cabe, bibit kayu manis, bibit kopi pelatihan pembuatan kompos organik dan pelatihan sekolah kopi.
Semua dukungan tersebut diberikan sebagai bentuk kerjasama perusahaan dan KTH dalam memaksimalkan pertanian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.(des)