31.8 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Mudik Lebaran, BP2MI Sambut Kepulangan PMI dari Malaysia

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menyambut kedatangan para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Sumatera Utara (Sumut), yang baru tiba di Bandara Internasional Kualanamu (KNIA), dalam rangka mudik Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, Kamis (20/4).

Penyambutan tersebut, dilaksanakan oleh Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Amerika dan Pasifik BP2MI Lasro Simbolon, Wakil Gubernur Sumut (Wagubsu), Musa Rajekshah, Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sumut Harold Hamonangan, Anggota Komisi E DPRD Sumut Tuahman Purba dan Tokoh Masyarakat Sumut Parlindungan Purba, serta lainnya.

Dari amatan, sebanyak belasan PMI secara resmi tiba di KNIA, langsung disambut dengan mengalungkan selendang ulos dan memberikan oleh-oleh takjil untuk mereka berbuka puasa. Terlihat para PMI tersebut merasa bahagia dan terharu, karena kedatangannya disambut dengan penuh suka cita.

Usai penyambutan, Wagubsu, Musa Rajekshah mengatakan, pihaknya hadir bersama BP2MI ingin melihat langsung para pekerja migran yang pulang untuk berlebaran dan berkumpul dengan keluarga. “Kita mau tahu bagaimana bekerja di sana, sebab banyak juga yang bekerja keluar negeri melalui jalur tidak resmi. Dan hal ini perlu kita sosislisasikan agar ke depan tidak terjadi lagi kepada masyarakat kita,” ujar Musa yang kerap disapa Ijeck ini kepada sejumlah wartawan, di Bandara Internasional Kualanamu (KNIA), Deliserdang, Kamis (20/4).

Dikatakannya, bahwa PMI yang pulang dan disambut hari ini (Kamis, red) seluruhnya bekerja di Malaysia dan berasal dari Sumut, yakni dari Medan, Tebingtinggi, Langkat, Batubara, dan sebagainya.

Sementara itu, Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Amerika dan Pasifik BP2MI, Lasro Simbolon menambahkan, pulang kampung menjelang Lebaran merupakan tren setiap tahunnya, yang disebut mudik. “Karena itu, kita beserta seluruh petugas diperintahkan oleh pimpinan kita agar siap memfasilitasi para pejuang-pejuang devisa agar mereka nyaman dan aman saat mudik atau pulang ke kampung halamannya, dalam rangka liburan atau habis kontrak pada April 2023 nanti dari tempat kerjanya di luar negeri, karena itu kita antisipasi hal itu. Kita berikan juga oleh-oleh berbuka puasa dan apresiasi ke mereka dengan mengalungkan juga selendang ulos, agar mereka merasa dihargai dan dihormati pemerintah,” bebernya.

Sebab, lanjut Lasro, mereka telah menyumbangkan devisa untuk Negara Indonesia yang memutar perekonomian. Tetapi banyak yang belum menyadarinya, sehingga banyak yang tergoda melakukan praktik-praktik sindikasi penempatan ilegal. “Inilah kita tunjukkan bahwa mereka yang kita sambut ini adalah pembedanya, agar mereka tidak menjadi korban,” katanya.

Dijelaskannya, PMI yang pulang kampung setiap tahun trennya meningkat. Yang habis kontrak sedikitnya 20 ribu orang, ada yang kontraknya diperpanjang dan ada juga yang menetap di Indonesia. “Itu pilihan masing-masing para pekerja kita,” ucapnya.

Adapun, sambung Lasro, KNIA adalah salah satu dari enam bandara yang membangun lounge untuk para PMI dan mereka juga melewati jalur khusus (fast track) berupa fasilitas VVIP, sehingga mereka tak perlu berdesak-desakan. “Dengan senyum mereka, kita ikut senang. Inilah sebagai bentuk sayang, perhatian dan hormat kita kepada mereka,” imbuhnya.

Dipaparkannya, setiap tahun Indonesia mengirim PMI secara resmi sebanyak 276 ribu orang, dengan menyumbang devisa ke Negara Indonesia sebesar Rp159,6 triliun per tahun. Dan ini merupakan ranking 2 devisa setelah dari sektor migas. Tercatat di kantor BP2MI Jakarta, 4,6 juta warga Indonesia yang bekerja di luar negeri secara resmi, yang tersebar di berbagai negara.

Sedangkan, tambahnya lagi, menurut Bank Dunia ada 9 juta orang Indonesia yang bekerja di luar negeri. Namun yang tercatat hanya 4,6 juta. Sehingga 90 persennya lagi tidak tercatat, artinya melalui jalur ilegal.

“Inilah musuh negara nomor 1. Kita pastikan sinergi kerja sama dengan berbagai pihak agar yang ilegal harus terus diberantas, dengan motto kita, ‘Sikat Sindikat’. Kasihan kita melihat mereka yang menjadi PMI ilegal ini, bahkan banyak yang pulang hanya tinggal nama. Karena itu kita berharap mereka-mereka (PMI resmi) yang kita sambut kedatangannya ini, dapat menjadi duta bagi masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri,” tandasnya. (Dwi)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menyambut kedatangan para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Sumatera Utara (Sumut), yang baru tiba di Bandara Internasional Kualanamu (KNIA), dalam rangka mudik Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, Kamis (20/4).

Penyambutan tersebut, dilaksanakan oleh Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Amerika dan Pasifik BP2MI Lasro Simbolon, Wakil Gubernur Sumut (Wagubsu), Musa Rajekshah, Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sumut Harold Hamonangan, Anggota Komisi E DPRD Sumut Tuahman Purba dan Tokoh Masyarakat Sumut Parlindungan Purba, serta lainnya.

Dari amatan, sebanyak belasan PMI secara resmi tiba di KNIA, langsung disambut dengan mengalungkan selendang ulos dan memberikan oleh-oleh takjil untuk mereka berbuka puasa. Terlihat para PMI tersebut merasa bahagia dan terharu, karena kedatangannya disambut dengan penuh suka cita.

Usai penyambutan, Wagubsu, Musa Rajekshah mengatakan, pihaknya hadir bersama BP2MI ingin melihat langsung para pekerja migran yang pulang untuk berlebaran dan berkumpul dengan keluarga. “Kita mau tahu bagaimana bekerja di sana, sebab banyak juga yang bekerja keluar negeri melalui jalur tidak resmi. Dan hal ini perlu kita sosislisasikan agar ke depan tidak terjadi lagi kepada masyarakat kita,” ujar Musa yang kerap disapa Ijeck ini kepada sejumlah wartawan, di Bandara Internasional Kualanamu (KNIA), Deliserdang, Kamis (20/4).

Dikatakannya, bahwa PMI yang pulang dan disambut hari ini (Kamis, red) seluruhnya bekerja di Malaysia dan berasal dari Sumut, yakni dari Medan, Tebingtinggi, Langkat, Batubara, dan sebagainya.

Sementara itu, Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Amerika dan Pasifik BP2MI, Lasro Simbolon menambahkan, pulang kampung menjelang Lebaran merupakan tren setiap tahunnya, yang disebut mudik. “Karena itu, kita beserta seluruh petugas diperintahkan oleh pimpinan kita agar siap memfasilitasi para pejuang-pejuang devisa agar mereka nyaman dan aman saat mudik atau pulang ke kampung halamannya, dalam rangka liburan atau habis kontrak pada April 2023 nanti dari tempat kerjanya di luar negeri, karena itu kita antisipasi hal itu. Kita berikan juga oleh-oleh berbuka puasa dan apresiasi ke mereka dengan mengalungkan juga selendang ulos, agar mereka merasa dihargai dan dihormati pemerintah,” bebernya.

Sebab, lanjut Lasro, mereka telah menyumbangkan devisa untuk Negara Indonesia yang memutar perekonomian. Tetapi banyak yang belum menyadarinya, sehingga banyak yang tergoda melakukan praktik-praktik sindikasi penempatan ilegal. “Inilah kita tunjukkan bahwa mereka yang kita sambut ini adalah pembedanya, agar mereka tidak menjadi korban,” katanya.

Dijelaskannya, PMI yang pulang kampung setiap tahun trennya meningkat. Yang habis kontrak sedikitnya 20 ribu orang, ada yang kontraknya diperpanjang dan ada juga yang menetap di Indonesia. “Itu pilihan masing-masing para pekerja kita,” ucapnya.

Adapun, sambung Lasro, KNIA adalah salah satu dari enam bandara yang membangun lounge untuk para PMI dan mereka juga melewati jalur khusus (fast track) berupa fasilitas VVIP, sehingga mereka tak perlu berdesak-desakan. “Dengan senyum mereka, kita ikut senang. Inilah sebagai bentuk sayang, perhatian dan hormat kita kepada mereka,” imbuhnya.

Dipaparkannya, setiap tahun Indonesia mengirim PMI secara resmi sebanyak 276 ribu orang, dengan menyumbang devisa ke Negara Indonesia sebesar Rp159,6 triliun per tahun. Dan ini merupakan ranking 2 devisa setelah dari sektor migas. Tercatat di kantor BP2MI Jakarta, 4,6 juta warga Indonesia yang bekerja di luar negeri secara resmi, yang tersebar di berbagai negara.

Sedangkan, tambahnya lagi, menurut Bank Dunia ada 9 juta orang Indonesia yang bekerja di luar negeri. Namun yang tercatat hanya 4,6 juta. Sehingga 90 persennya lagi tidak tercatat, artinya melalui jalur ilegal.

“Inilah musuh negara nomor 1. Kita pastikan sinergi kerja sama dengan berbagai pihak agar yang ilegal harus terus diberantas, dengan motto kita, ‘Sikat Sindikat’. Kasihan kita melihat mereka yang menjadi PMI ilegal ini, bahkan banyak yang pulang hanya tinggal nama. Karena itu kita berharap mereka-mereka (PMI resmi) yang kita sambut kedatangannya ini, dapat menjadi duta bagi masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri,” tandasnya. (Dwi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/