26 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Penerapan Euro 3 Butuh Dukungan Infrastruktur

MEDAN- Aturan penerapan EURO 3 sebenarnya telah ditetapkan beberapa tahun lalu, tapi menjadi mundur karena ketidaksiapan infrastruktur seperti bahan bakar dan teknologi.

“Namun semua regulasi akan diberlakukan mulai 1 Juli 2013 nanti,” ujar Karliansyah, Deputy II Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) RI, baru-baru ini.

Ungkapan tersebut semakin menjelaskan, bahwa rencana pergantian aturan emisi gas buang dari EURO 2 ke EURO 3 memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, dibutuhkan banyak persiapan  yang harus dilakukan agar semua rencana tersebut tidak hanya sebatas wacana.
Bicara soal kesiapan jika dilihat dari sisi pabrikan motor, mereka pun sudah siap alih regulasi tersebut, terbukti  lewat hadirnya motor-motor injeksi yang digadang-gadang punya emisi gas buang lebih rendah ketimbang besutan yang bersistem bahan bakar karburator.

Salah satunya, PT Astra Honda Motor (AHM), pabrikan berlogo sayap mengepak Honda yang sudah sejak dulu menunjukkan kesiapannya, bahkan tidak hanya menerapkan teknologi sistem injeksi yang ramah lingkungan di satu varian saja, namun di tiga model sepeda motornya yakni, Bebek, Matik dan Sport.

Bahkan, pada November 2011 lalu, Honda telah mendeklarasikan penggunaan teknologi PGM-FI yang dilakukan secara bertahap di seluruh motornya.
Leo Wijaya, Marketing Manager CV. Indako Trading Co selaku main dealer Honda di wilayah Sumatera Utara, Senin (12/3), mengungkapkan, langkah ini merupakan wujud komitmen Honda untuk selalu menghadirkan produk dan teknologi sesuai harapan konsumen dan sejalan dengan kebijakan pemerintah. Kesungguhan Honda untuk menciptakan langit biru alias ramah lingkungan sudah dimulai sejak 2005,  lewat kehadiran Honda Supra X 125 PGM-FI teknologi injeksi Honda terus dikembangkan.

Selain pabrikan yang sudah mendukung program pemerintah, tentunya ada infrastruktur lain yang juga menyesuaikan seperti ketersediaan bahan bakar yang juga akan mendukung teknologi yang ada, sehingga kesempurnaan bisa tercapai.

Mendengar tentang motor injeksi, mungkin banyak pemikiran tidak benar yang muncul, antara lain kendaraan yang mengaplikasi sistem injeksi tidak bisa menggunakan bahan bakar seperti premium yang beroktan 88. Pada dasarnya, bahan bakar disuplai melalui cara pengabutan. Tapi, yang terjadi di sistem injeksi, perhitungan yang dilakukan lebih tepat dan detail sesuai kebutuhan engine dan ruang bakar, jadi tidak ada hubungannya antara injeksi dan pemakaian bahan bakar baik itu yang beroktan 88, 92 maupun 95.

Armayadie, Technical Training Sub Dept Head CV. Indako Trading Co menjelaskan bahwa penggunaan bahan bakar premium pada sistem injeksi tentu bisa, sebab sistem injeksi merupakan salah satu alat penyuplai Bahan Bakar Minyak selain karburator, jadi tidak ada masalah dengan semua tipe bahan bakar. Pengembangan  ini dilakukan untuk memudahkan konsumen, karena belum tentu semua daerah di Indonesia mudah menemukan bahan bakar beroktan lebih 88, apalagi di daerah pelosok.

Gunarko Hartoyo, Marketing Research Departement & Coorporate Communication Manager CV. Indako Trading Co menambahkan, dengan menggunakan teknologi PGM-FI yang memiliki kelebihan seperti irit bahan bakar, lebih bertenaga, mesin lebih mudah dihidupkan, dan lebih mudah perawatannya, maka bukan tidak mungkin impian menjadikan lingkungan bersih, sehat dan nyaman akan menjadi nyata.(dra)

MEDAN- Aturan penerapan EURO 3 sebenarnya telah ditetapkan beberapa tahun lalu, tapi menjadi mundur karena ketidaksiapan infrastruktur seperti bahan bakar dan teknologi.

“Namun semua regulasi akan diberlakukan mulai 1 Juli 2013 nanti,” ujar Karliansyah, Deputy II Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) RI, baru-baru ini.

Ungkapan tersebut semakin menjelaskan, bahwa rencana pergantian aturan emisi gas buang dari EURO 2 ke EURO 3 memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, dibutuhkan banyak persiapan  yang harus dilakukan agar semua rencana tersebut tidak hanya sebatas wacana.
Bicara soal kesiapan jika dilihat dari sisi pabrikan motor, mereka pun sudah siap alih regulasi tersebut, terbukti  lewat hadirnya motor-motor injeksi yang digadang-gadang punya emisi gas buang lebih rendah ketimbang besutan yang bersistem bahan bakar karburator.

Salah satunya, PT Astra Honda Motor (AHM), pabrikan berlogo sayap mengepak Honda yang sudah sejak dulu menunjukkan kesiapannya, bahkan tidak hanya menerapkan teknologi sistem injeksi yang ramah lingkungan di satu varian saja, namun di tiga model sepeda motornya yakni, Bebek, Matik dan Sport.

Bahkan, pada November 2011 lalu, Honda telah mendeklarasikan penggunaan teknologi PGM-FI yang dilakukan secara bertahap di seluruh motornya.
Leo Wijaya, Marketing Manager CV. Indako Trading Co selaku main dealer Honda di wilayah Sumatera Utara, Senin (12/3), mengungkapkan, langkah ini merupakan wujud komitmen Honda untuk selalu menghadirkan produk dan teknologi sesuai harapan konsumen dan sejalan dengan kebijakan pemerintah. Kesungguhan Honda untuk menciptakan langit biru alias ramah lingkungan sudah dimulai sejak 2005,  lewat kehadiran Honda Supra X 125 PGM-FI teknologi injeksi Honda terus dikembangkan.

Selain pabrikan yang sudah mendukung program pemerintah, tentunya ada infrastruktur lain yang juga menyesuaikan seperti ketersediaan bahan bakar yang juga akan mendukung teknologi yang ada, sehingga kesempurnaan bisa tercapai.

Mendengar tentang motor injeksi, mungkin banyak pemikiran tidak benar yang muncul, antara lain kendaraan yang mengaplikasi sistem injeksi tidak bisa menggunakan bahan bakar seperti premium yang beroktan 88. Pada dasarnya, bahan bakar disuplai melalui cara pengabutan. Tapi, yang terjadi di sistem injeksi, perhitungan yang dilakukan lebih tepat dan detail sesuai kebutuhan engine dan ruang bakar, jadi tidak ada hubungannya antara injeksi dan pemakaian bahan bakar baik itu yang beroktan 88, 92 maupun 95.

Armayadie, Technical Training Sub Dept Head CV. Indako Trading Co menjelaskan bahwa penggunaan bahan bakar premium pada sistem injeksi tentu bisa, sebab sistem injeksi merupakan salah satu alat penyuplai Bahan Bakar Minyak selain karburator, jadi tidak ada masalah dengan semua tipe bahan bakar. Pengembangan  ini dilakukan untuk memudahkan konsumen, karena belum tentu semua daerah di Indonesia mudah menemukan bahan bakar beroktan lebih 88, apalagi di daerah pelosok.

Gunarko Hartoyo, Marketing Research Departement & Coorporate Communication Manager CV. Indako Trading Co menambahkan, dengan menggunakan teknologi PGM-FI yang memiliki kelebihan seperti irit bahan bakar, lebih bertenaga, mesin lebih mudah dihidupkan, dan lebih mudah perawatannya, maka bukan tidak mungkin impian menjadikan lingkungan bersih, sehat dan nyaman akan menjadi nyata.(dra)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/