26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

CERI Pertanyakan Proses Evaluasi Tender PLTMG

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) mempertanyakan proses evaluasi tender beberapa PLTMG. Pasalnya peserta tender gugur adalah perusahaan yang mempunyai pengalaman mengerjakan proyek-proyek sejenis.

Direktur CERI Yusri Usman menegaskan, hasil evaluasi ini cukup aneh dan mengundang tanda tanya besar. Sebab peserta tender gugur adalah perusahaan yang mempunyai pengalaman mengerjakan proyek-proyek sejenis.

“Sementara peserta tender lulus malahan perusahaan-perusahaan yang belum terbukti dapat mengerjakan proyek sejenis. Contoh, PT BK diduga belum menyelesaikan proyek PLTMG Riau Peaker 200 MW yang berkontrak dari tahun 2018. Kemudian PT AK juga belum menyelesaikan kewajibannya pada PLTU Tanjung Selor,” kata Yusri dalam rilis yang diterima awak media di Medan, Rabu (24/5).

Padahal, kata Yusri, lazimnya proses tender yang benar dan transparan itu selalu memilih perusahaan dengan rekam jejak baik dan harga yang lebih kompetitif. “Terkait ini, kami juga sudah meminta klarifikasi dari PT PLN hingga Rabu (24/5) pukul 16.00 WIB. Namun waktu yang ditentukan juga tidak ada klarifikasi,” tambahnya.

Seperti diketahui sebelumnya bahwa pada 28 November 2022, PT PLN (Persero) telah mengumumkan pelaksanaan tender Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dengan empat Lokasi tersebar. Yakni PLTMG Sumbawa-2 (30 MW), PLTMG Ambon-2 (50 MW), PLTMG Manokwari (20 MW), dan PLTMG Tobelo Package (30 MW).

Tender Proyek PLTMG di empat lokasi ini diikuti oleh tiga BUMN Karya, yakni PT WK (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, dan PT AK (Persero) Tbk. Kemudian diikuti dua perusahaan swasta yaitu PT RE dan PT BK.

“Dengan ini, CERI juga meminta kepada BPK-RI, BPKP, KPK dan Kejaksaan Agung untuk serius menelisik metode evaluasi oleh tim tender yang diduga sarat adanya pengaturan,” tegas Yusri mengakhiri. (rel/dek)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) mempertanyakan proses evaluasi tender beberapa PLTMG. Pasalnya peserta tender gugur adalah perusahaan yang mempunyai pengalaman mengerjakan proyek-proyek sejenis.

Direktur CERI Yusri Usman menegaskan, hasil evaluasi ini cukup aneh dan mengundang tanda tanya besar. Sebab peserta tender gugur adalah perusahaan yang mempunyai pengalaman mengerjakan proyek-proyek sejenis.

“Sementara peserta tender lulus malahan perusahaan-perusahaan yang belum terbukti dapat mengerjakan proyek sejenis. Contoh, PT BK diduga belum menyelesaikan proyek PLTMG Riau Peaker 200 MW yang berkontrak dari tahun 2018. Kemudian PT AK juga belum menyelesaikan kewajibannya pada PLTU Tanjung Selor,” kata Yusri dalam rilis yang diterima awak media di Medan, Rabu (24/5).

Padahal, kata Yusri, lazimnya proses tender yang benar dan transparan itu selalu memilih perusahaan dengan rekam jejak baik dan harga yang lebih kompetitif. “Terkait ini, kami juga sudah meminta klarifikasi dari PT PLN hingga Rabu (24/5) pukul 16.00 WIB. Namun waktu yang ditentukan juga tidak ada klarifikasi,” tambahnya.

Seperti diketahui sebelumnya bahwa pada 28 November 2022, PT PLN (Persero) telah mengumumkan pelaksanaan tender Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dengan empat Lokasi tersebar. Yakni PLTMG Sumbawa-2 (30 MW), PLTMG Ambon-2 (50 MW), PLTMG Manokwari (20 MW), dan PLTMG Tobelo Package (30 MW).

Tender Proyek PLTMG di empat lokasi ini diikuti oleh tiga BUMN Karya, yakni PT WK (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, dan PT AK (Persero) Tbk. Kemudian diikuti dua perusahaan swasta yaitu PT RE dan PT BK.

“Dengan ini, CERI juga meminta kepada BPK-RI, BPKP, KPK dan Kejaksaan Agung untuk serius menelisik metode evaluasi oleh tim tender yang diduga sarat adanya pengaturan,” tegas Yusri mengakhiri. (rel/dek)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/