26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ika FISIP UMSU-Sumut Cemerlang Gelar Diskusi

KONDISI sebagian masyarakat Sumut semakin maju. Namun disisi lain masih banyak terlihat masyarakat tertinggal dan terbelakang. Banyak kebohongan yang dialami masyarakat sehingga saat ini dibutuhkan kejujuran sebagai sebuah kemestian.

Oleh karena itu kecerdasan adalah jawabannya. Bahwa di masa-masa rakyat merindukan pemimpin yang mampu memahami perasaan rakyat, maka pemimpin yang merakyat adalah hakikatnya. Kesimpulan ini mencuat pada Diskusi Publik Harapan dan Tantangan Menyonsong Pilgubsu 2013 di Hotel Madani Medan, Sabtu (31/3).

Diskusi publik yang diselenggarakan alumni FISIP UMSU dan Sumut Cemerlang ini dibuka Rektor UMSU Drs Agussani MAP dan menghadirkan pembicara Guru Besar IAIN Sumut Prof Hasyimsyah Nasution MA dan Pakar Otonomi Daerah dari USU, Drs M Ridwan Rangkuti.

Pertemuan ini juga menghasilkan rekomendasi agar masyarakat memilih Gubsu dengan pengalaman dan wawasan yang kuat di bidang ekonomi maupun politik. Ada pula rekomendasi agar Gubsu mendatang memiliki keberanian untuk melakukan terobosan konsep dan pengembangan asas dekosentrasi dan desentralisasi Provinsi Sumut demi terwujudnya perimbangan, pemerataan dan peningkatan pembangunan yang terpadu serta mengatasi hambatan-hambatan struktural dan kebijakan.

Diskusi juga mendesak agar kemajuan Sumut diberlukan figur Gubsu yang memiliki keberanian yang ditujukan bukan untuk diri sendiri melainkan untuk kepentingan dan kemaslahatan masyarakat luas, wawasan dan kecukupan intelektual yang mumpuni, integritas yang tinggi, inovatif dan kreatif serta jauh dari sikap primordialis, apalagi etnosentris.

Calon Gubsu yang dipilih mampu memiliki posisi yang lepas dari pengaruh partai politik sehingga objektivitas dan kemandirian akan menjadi sebuah garansi dari sikap independensi dan menjadikan posisinya sebagai pemimpin seluruh orang, kelompok dan golongan. Juga menyerukan kepada masyarakat Sumatera Utara bahwa di tengah kebohongan yang sering dialami masyarakat, maka kejujuran adalah sebuah kemestian. Bahwa di masa-masa rakyat merindukan pemimpin yang mampu memahami perasaan rakyat, maka pemimpin yang merakyat adalah hakikatnya yakni jujur, cerdas dan merakyat menuju Sumut Gemilang.

Rektor UMSU Agussani mendukung diskusi publik yang membuktikan FISIP UMSU selangkah di depan dalam membicarakan Sumut. “FISIP dapat melahirkan kader-kader yang melakukan pencerahan di daerah. Selain itu, dengan adanya IKA FISIP juga dapat memberikan masukan kepada UMSU, Muhammadiyah dan pemerintahan daerah. FISIP is the best,” kata rektor yang juga alumni FISIP UMSU.

Prof Hasyimsyah Nasution mengatakan, calon Gubsu mendatang mesti memiliki keberanian. “Bukan untuk dirinya sendiri. Tapi untuk kepentingan masyarakat luas,” katanya. Selain berwawasan luas, dia juga mesti orang yang mandiri dan independen sehingga objektif dan bebas dalam melihat permasalahan di Sumut dimana harus lepas dari pengaruh partai politik sehingga lepas dalam memutuskan sesuatu,’’ katanya.

M Ridwan Rangkuti mengatakan keberanian dari calon Gubsu terutama ditujukan agar mampu menyoal pusat dan mengatasi hambatan struktural kebijakan. “Dibutuhkan kreativitas dan inovasi untuk mampu mencari solusi dari keterbatasan yang ada,” imbuhnya.

Ridwan juga menyoroti soal Undang-undang Nomor32 Tahun 2004 yang tidak memberikan ruang kepada daerah untuk maju karena terjadinya ketidakadilan. “UU itu membuat gubernur gamang karena berposisi ganda, dipilih langsung oleh rakyat daerah namun juga sebagai wakil pemerintah pusat,” jelas dia.

Ketua Sumut Cemerlang, Daudsyah didampingi Ketua SC Rafdinal MAP, Sekretaris Affan Al Quddus dan Dekan FISIP UMSU Drs R Koesnadi MAP menilai, untuk mencapai harapan besar masyarakat dibutuhkan calon pemimpin yang jujur, cerdas dan merakyat, menuju Sumut Gemilang,’’ imbuhnya.
Katanya, diskusi publik merupakan paket acara Mubes Ika FISIP UMSU yang digelar Minggu (1/4) di kampus III UMSU. Ia menyebut, seminar ini memang terbuka dan digagas untuk menjaring pemikiran yang  bisa menyelamatkan Sumut ke depannya. (*/dmp)

KONDISI sebagian masyarakat Sumut semakin maju. Namun disisi lain masih banyak terlihat masyarakat tertinggal dan terbelakang. Banyak kebohongan yang dialami masyarakat sehingga saat ini dibutuhkan kejujuran sebagai sebuah kemestian.

Oleh karena itu kecerdasan adalah jawabannya. Bahwa di masa-masa rakyat merindukan pemimpin yang mampu memahami perasaan rakyat, maka pemimpin yang merakyat adalah hakikatnya. Kesimpulan ini mencuat pada Diskusi Publik Harapan dan Tantangan Menyonsong Pilgubsu 2013 di Hotel Madani Medan, Sabtu (31/3).

Diskusi publik yang diselenggarakan alumni FISIP UMSU dan Sumut Cemerlang ini dibuka Rektor UMSU Drs Agussani MAP dan menghadirkan pembicara Guru Besar IAIN Sumut Prof Hasyimsyah Nasution MA dan Pakar Otonomi Daerah dari USU, Drs M Ridwan Rangkuti.

Pertemuan ini juga menghasilkan rekomendasi agar masyarakat memilih Gubsu dengan pengalaman dan wawasan yang kuat di bidang ekonomi maupun politik. Ada pula rekomendasi agar Gubsu mendatang memiliki keberanian untuk melakukan terobosan konsep dan pengembangan asas dekosentrasi dan desentralisasi Provinsi Sumut demi terwujudnya perimbangan, pemerataan dan peningkatan pembangunan yang terpadu serta mengatasi hambatan-hambatan struktural dan kebijakan.

Diskusi juga mendesak agar kemajuan Sumut diberlukan figur Gubsu yang memiliki keberanian yang ditujukan bukan untuk diri sendiri melainkan untuk kepentingan dan kemaslahatan masyarakat luas, wawasan dan kecukupan intelektual yang mumpuni, integritas yang tinggi, inovatif dan kreatif serta jauh dari sikap primordialis, apalagi etnosentris.

Calon Gubsu yang dipilih mampu memiliki posisi yang lepas dari pengaruh partai politik sehingga objektivitas dan kemandirian akan menjadi sebuah garansi dari sikap independensi dan menjadikan posisinya sebagai pemimpin seluruh orang, kelompok dan golongan. Juga menyerukan kepada masyarakat Sumatera Utara bahwa di tengah kebohongan yang sering dialami masyarakat, maka kejujuran adalah sebuah kemestian. Bahwa di masa-masa rakyat merindukan pemimpin yang mampu memahami perasaan rakyat, maka pemimpin yang merakyat adalah hakikatnya yakni jujur, cerdas dan merakyat menuju Sumut Gemilang.

Rektor UMSU Agussani mendukung diskusi publik yang membuktikan FISIP UMSU selangkah di depan dalam membicarakan Sumut. “FISIP dapat melahirkan kader-kader yang melakukan pencerahan di daerah. Selain itu, dengan adanya IKA FISIP juga dapat memberikan masukan kepada UMSU, Muhammadiyah dan pemerintahan daerah. FISIP is the best,” kata rektor yang juga alumni FISIP UMSU.

Prof Hasyimsyah Nasution mengatakan, calon Gubsu mendatang mesti memiliki keberanian. “Bukan untuk dirinya sendiri. Tapi untuk kepentingan masyarakat luas,” katanya. Selain berwawasan luas, dia juga mesti orang yang mandiri dan independen sehingga objektif dan bebas dalam melihat permasalahan di Sumut dimana harus lepas dari pengaruh partai politik sehingga lepas dalam memutuskan sesuatu,’’ katanya.

M Ridwan Rangkuti mengatakan keberanian dari calon Gubsu terutama ditujukan agar mampu menyoal pusat dan mengatasi hambatan struktural kebijakan. “Dibutuhkan kreativitas dan inovasi untuk mampu mencari solusi dari keterbatasan yang ada,” imbuhnya.

Ridwan juga menyoroti soal Undang-undang Nomor32 Tahun 2004 yang tidak memberikan ruang kepada daerah untuk maju karena terjadinya ketidakadilan. “UU itu membuat gubernur gamang karena berposisi ganda, dipilih langsung oleh rakyat daerah namun juga sebagai wakil pemerintah pusat,” jelas dia.

Ketua Sumut Cemerlang, Daudsyah didampingi Ketua SC Rafdinal MAP, Sekretaris Affan Al Quddus dan Dekan FISIP UMSU Drs R Koesnadi MAP menilai, untuk mencapai harapan besar masyarakat dibutuhkan calon pemimpin yang jujur, cerdas dan merakyat, menuju Sumut Gemilang,’’ imbuhnya.
Katanya, diskusi publik merupakan paket acara Mubes Ika FISIP UMSU yang digelar Minggu (1/4) di kampus III UMSU. Ia menyebut, seminar ini memang terbuka dan digagas untuk menjaring pemikiran yang  bisa menyelamatkan Sumut ke depannya. (*/dmp)

Artikel Terkait

Bobby Resmikan Pekan Kuliner Kondang

Dua Artis Meriahkan HMAF 2019

Gagal Jadi Pengusaha, Kini Jadi Pengajar

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/