26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ibu-ibu Minta CV PMB Ditutup

DELI SERDANG, SUMUTPOS.CO – Belasan orang ibu-ibu asal Desa Sukamakmur Kecamatan Delitua menggeruduk kantor Bupati Deliserdang. Mereka datang menuntut agar usaha CV Perbengkelan Maju Bersama (PMB) ditutup, Selasa (5/9).

Belasan kaum ibu itu menyatakan keberadan CV PMB memberikan dampak negative terhadap mereka. Saat melakukan aksi mereka membawa poster dengan tulisan “Jangan ada usaha ilegal “ di wilayahnya.

Disebutkannya, semenjak berdiri sekitar 13 tahun lalu. CV PMB tidak pernah mendapat persetujuan dari warga. Awalnya usaha perbengkelan masih kecil dan lama kelamaan semakin berkembang dan besar. Sudah ada tiga kali tahap pembangunan usaha perbengkelan tersebut.

“Bising kali sekarang di pemukiman kami. Anak-anak mau tidur saja pun susah. Kerja mulai dari pagi jam 8 sampai jam 9 malam kadang,” ujar ibu-ibu.

Selain masalah kebisingan, ibu ibu itu juga menyebut pemukiman menjadi banyak abu. Hal ini yang membuat warga semakin lama semakin resah. Beberapa bangunan rumah juga dilaporkan mereka menjadi retak-retak.

“Debu itu lama-lama kan bisa menggangu paru-paru. Sekarang usaha perbengkelan ini sudah produksi mesin-mesin pabrik. Motong besi itukan bising karena dia buka usaha di padat pemukiman. Mesin pon pun ada juga dia, “ucap Neni yang dibenarkan ibu-ibu lainnya.

Ismayani Elija menambahkan warga sebenarnya sudah pernah menyampaikan keberatannya kepada pengusaha. Meski demikian tidak ada itikad baik dari pengusaha untuk menindaklanjuti keluhan warga.

“Kami minta supaya itu direlokasi dan ditutup. Dia nggak punya izin itu selain izin CV yang dia punya, “kata Ismayani.

Saat melakukan aksi, ibu-ibu yang juga didampingi oleh beberapa orang pria menyebut kecewa dengan pihak kecamatan. Disebut apa yang mereka keluhkan sudah pernah sebenarnya disampaikan kepada Camat Delitua. Namun sejauh ini belum ada tindak lanjut. Mereka sempat meminta agar bupati bisa mencopot Camat Delitua.

Aspirasi ibu ibu ini diterima Asisten II Pemkab, Khairum Rijal. Saat itu ia didampingi oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perizinan dan Satpol PP. Ketika itu hadir juga Kasi Trantib Kecamatan Delitua, Ganda S Kehadiran Ganda di tempat ini pun sempat disepelekan ibu ibu.

“Oalah ini lagi, ini lagi..,” ucap ibu ibu serentak.

Pada saat pertemuan, Ganda S membantah apa yang disampaikan oleh ibu-ibu. Ia menyebut selama ini camat dan kepala desa sudah menindaklanjuti apa yang menjadi keluhan warga. “Jadi tidak benar kalau camat tidak menindaklanjuti. Pak camat sangat cepat merespon. Awal permasalahannya inikan Februari 2023. Katanya ada kebisingan, kemacetan, dan polusi udara. Kemudian kita survei ke lapangan, “kata Ganda.

Saat itu Khairum Rijal pun mengaku yakin kalau camat sudah merespon cepat. Namun demikian Khairum mengatakan dalam kasus ini perlu ada solusi bukan hanya sekadar merespon saja.

Kepada warga Khairum janji kalau pemkab akan turun ke lokasi. Pemkab membenarkan kalau usaha perbengkelan ini belum mempunyai izin.

“Akan kita panggil nanti pengusahanya. Kita akan turun juga kalau memang ada disebut ada rumah yang retak,”ujar Khairum. (btr/azw)

DELI SERDANG, SUMUTPOS.CO – Belasan orang ibu-ibu asal Desa Sukamakmur Kecamatan Delitua menggeruduk kantor Bupati Deliserdang. Mereka datang menuntut agar usaha CV Perbengkelan Maju Bersama (PMB) ditutup, Selasa (5/9).

Belasan kaum ibu itu menyatakan keberadan CV PMB memberikan dampak negative terhadap mereka. Saat melakukan aksi mereka membawa poster dengan tulisan “Jangan ada usaha ilegal “ di wilayahnya.

Disebutkannya, semenjak berdiri sekitar 13 tahun lalu. CV PMB tidak pernah mendapat persetujuan dari warga. Awalnya usaha perbengkelan masih kecil dan lama kelamaan semakin berkembang dan besar. Sudah ada tiga kali tahap pembangunan usaha perbengkelan tersebut.

“Bising kali sekarang di pemukiman kami. Anak-anak mau tidur saja pun susah. Kerja mulai dari pagi jam 8 sampai jam 9 malam kadang,” ujar ibu-ibu.

Selain masalah kebisingan, ibu ibu itu juga menyebut pemukiman menjadi banyak abu. Hal ini yang membuat warga semakin lama semakin resah. Beberapa bangunan rumah juga dilaporkan mereka menjadi retak-retak.

“Debu itu lama-lama kan bisa menggangu paru-paru. Sekarang usaha perbengkelan ini sudah produksi mesin-mesin pabrik. Motong besi itukan bising karena dia buka usaha di padat pemukiman. Mesin pon pun ada juga dia, “ucap Neni yang dibenarkan ibu-ibu lainnya.

Ismayani Elija menambahkan warga sebenarnya sudah pernah menyampaikan keberatannya kepada pengusaha. Meski demikian tidak ada itikad baik dari pengusaha untuk menindaklanjuti keluhan warga.

“Kami minta supaya itu direlokasi dan ditutup. Dia nggak punya izin itu selain izin CV yang dia punya, “kata Ismayani.

Saat melakukan aksi, ibu-ibu yang juga didampingi oleh beberapa orang pria menyebut kecewa dengan pihak kecamatan. Disebut apa yang mereka keluhkan sudah pernah sebenarnya disampaikan kepada Camat Delitua. Namun sejauh ini belum ada tindak lanjut. Mereka sempat meminta agar bupati bisa mencopot Camat Delitua.

Aspirasi ibu ibu ini diterima Asisten II Pemkab, Khairum Rijal. Saat itu ia didampingi oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perizinan dan Satpol PP. Ketika itu hadir juga Kasi Trantib Kecamatan Delitua, Ganda S Kehadiran Ganda di tempat ini pun sempat disepelekan ibu ibu.

“Oalah ini lagi, ini lagi..,” ucap ibu ibu serentak.

Pada saat pertemuan, Ganda S membantah apa yang disampaikan oleh ibu-ibu. Ia menyebut selama ini camat dan kepala desa sudah menindaklanjuti apa yang menjadi keluhan warga. “Jadi tidak benar kalau camat tidak menindaklanjuti. Pak camat sangat cepat merespon. Awal permasalahannya inikan Februari 2023. Katanya ada kebisingan, kemacetan, dan polusi udara. Kemudian kita survei ke lapangan, “kata Ganda.

Saat itu Khairum Rijal pun mengaku yakin kalau camat sudah merespon cepat. Namun demikian Khairum mengatakan dalam kasus ini perlu ada solusi bukan hanya sekadar merespon saja.

Kepada warga Khairum janji kalau pemkab akan turun ke lokasi. Pemkab membenarkan kalau usaha perbengkelan ini belum mempunyai izin.

“Akan kita panggil nanti pengusahanya. Kita akan turun juga kalau memang ada disebut ada rumah yang retak,”ujar Khairum. (btr/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/