JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perhelatan KTT ke-43 ASEAN resmi ditutup, kemarin (7/9). Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membawa hasil pertemuan dengan para pemimpin negara ASEAN dan negara mitra ke gelaran G20 Summit India. G20 India bakal digelar pada 9-10 September 2023.
Jokowi dijadwalkan terbang ke India hari ini (8/9). Ada sejumlah komitmen hasil KTT ASEAN yang akan dibawanya ke forum dunia tersebut. Diantaranya, masalah stabilitas dan perdamaian.
“Stabilitas dan perdamaian adalah kunci kemakmuran. Bahwa dunia membutuhkan safe house, kolaborasi dan kerja sama. Itu harus diutamakan,” tuturnya dalam konferensi pers usai penutupan KTT ke-43 ASEAN, di JCC, Jakarta, kemarin.
Selain itu, Indonesia akan menyuarakan kepentingan negara berkembang terkait inklusifitas dan hak-hak mensejahterakan rakyatnya. Termasuk, di dalamnya hilirisasi industri.
Terkait rangkaian KTT ke 43 ASEAN dan KTT lainnya, ia menyatakan, bahwa seluruhnya terlaksana dengan baik dan lancar. Meski, diwarnai ketegangan hingga tarik-menarik geopolitik yang sangat kental, sejumlah kesepakatan pun berhasil tercapai.
Hal ini mengingatkannya pada momen G20 di Bali sebelumnya. “Setelah melalui proses panjang dan sulit, akhirnya kita berhasil menyepakati EAS (east asia summit, red) leader joint statement mengenai episentrum of growth,” katanya.
Selain itu, dalam keketuaan Indonesia kali ini, Jokowi mengklaim banyak hal yang dicapai sebagai upaya menjaga perdamaian menjaga stabilitas dan menjaga kemakmuran kawasan. Dalam setiap forum, ia memang kerap membawa isu stabilitas dan kedamaian di kawasan.
Di mana, setiap pemimpin punya tanggung jawab yang sama besar untuk tidak menciptakan konflik dan tidak menciptakan ketegangan baru. Dan, di saat bersamaan, juga bertanggungjawab untuk menurunkan tensi panas, untuk mencairkan suasana yang beku, dan untuk menciptakan ruang dialog. “Saya pastikan, dunia ini akan hancur jika konflik dan ketegangan suatu tempat dibawa dan dijadikan tarik menarik di tempat lain,” katanya.
“Jika kita tidak mampu mengelola perbedaan, kita akan hancur. Jika kita ikut-ikutan terbawa arus rivalitas, kita akan hancur,” sambungnya.
Dalam situasi seperti ini, menurut dia, ASEAN ada untuk menjalankan perannya sebagai contributor stabilitas dan perdamaian. Termasuk, menjadi epicentrum of growth. ASEAN ada untuk menjadi jangkar dan penetral.
Sementara itu, sebagai bagian dari Asia Pasifik, ASEAN dan Indonesia terus mengajak bekerja sama termasuk dalam hal mensejahteragkan rakyatnya melalui hilirisasi industri. Kesepakatan ini pun berhasil diraih melalui kerja sama pengembangan ekosistem EV batre bersama Korea Selatan, Jepang, dan Tiongkok.
Selain itu, ada pula kerja sama pecepatan pelaksanaan regional cross border payment dan local curreny transaction untuk pelaksanaan indo pasific forum. “Ini konkret menghasilkan 93 proyek senilai USD 38,2 miliar. Ini adalah kerja sama konkret bermanfaat untuk rakyat,” jelasnya.
Mengenai Myanmar, ASEAN sepakat untuk terus melanjutkan upaya perdamaian di sana. Indonesia melalui keketuannya telah menyampaikan 5 langkah yang bisa membantu Myanmar. Salah satunya, pembentukan mekanisme troika.
Pada hari terakhir KTT ke-43 ASEAN, Jokowi kembali memimpin sejumlah pertemuan dengan negara-negara mitra. Adapun keempatnya meliputi KTT ke-20 ASEAN-India bersama PM Narendra Modi, KTT ke-18 Asia Timur, KTT ke-3 ASEAN-Australia bersama PM Albanese, dan KTT ke-13 ASEAN-PBB dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Sama seperti hari kedua, Jokowi banyak mengangkat soal stabilitas kawasan. Menurutnya, stabilitas dan kedamaian kawasan jadi kunci utama yang mampu membawa kemakmuran.
Dalam pertemuan ASEAN dengan PM Narendra, isu maritim jadi bahasan utama yang diangkat oleh Jokowi dalam sambutannya. Dia menggarisbawahi potensi besar Samudera Hindia yang menghubungkan 33 negara, dengan 2,9 milyar jiwa, dan seperlima GDP dunia di 2025. “Potensi kerjasama tersebut bisa kita dorong menuju ekonomi biru, konektivitas maritim dan sumber daya energi laut yang berkelanjutan,” ujarnya.
Tak hanya potensi kerja sama di bidang maritim, ia turut menyinggung soal kejahatan di bidang tersebut yang harus ditanggulangi bersama. Seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, hingga Illegal Unregulated Unreported (IUU) Fishing. “Kita harus mampu menjadikan lautan sebagai a sea of cooperation, bukan a sea of confrontation,” tegasnya.
Dia meminta, semua pihak turut serta dalam menjaga stabilitas dan kedamaiannya dengan menghormati hukum internasional, mendorong habit of cooperation, dan membangun arsitektur kawasan yang inklusif. Sehingga bisa mewujudkan kawasan yang mampu menjadi epicentrum of growth.
Isu perdamaian ini kembali ditekankan olehnya saat pertemuan KTT ke-18 Asia Timur. Jokowi menegaskan, bahwa semua kepala negara yang hadir memiliki tanggung jawab yang sama-sama besar untuk menciptakan perdamaian, stabiltas, dan kemakmuran di kawasan. “Kita semua memiliki tanggung jawab untuk tidak menciptakan konflik baru. Untuk tidak menciptakan ketegangan baru. Untuk tidak menciptakan perang baru,” tegasnya.
Termasuk, bertanggung jawab untuk menurunkan tensi panas, mencairkan suasana yang beku, menciptakan ruang dialog, dan menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada. “Entah sudah berapa banyak kata “perdamaian” dan kata “stabilitas” yang dikeluarkan setiap pertemuan dari kita. Ini tidak lain menunjukkan bahwa pada dasarnya, kita semua sadar perdamaian dan stabilitas adalah kunci utama untuk mencapai kemakmuran,” ungkapnya.
Selain itu, dia berharap, KTT Asia Timur ini dapat menyepakati Pernyataan Tingkat Pemimpin mengenai tekad untuk terus menjadikan kawasan ini sebagai epicentrum of growth. Hal ini dapat dicapai dengan memperkuat kolaborasi. “Bukan mempertajam rivalitas,” sambungnya.
Dalam peretemuan lainnya, Jokowi juga bertemu dengan Perdana Menteri Australia Antonny Albanese. Dalam kesempatan itu, Jokowi menyebut Australia tidak hanya bertetangga dengan Indonesia. Melain juga sebagai mitra strategis dan penghubung kawasan pasifik. “Di sisi lain ASEAN juga merupakan mitra dagang penting Australia dengan nilai perdagangan lebih tinggi dibanding dengan AS dan Jepang,” ujarnya.
Jokowi menilai jika ada sesuatu di kawasan Indo-Pasifik maka akan memberikan dampak besar bagi Australia maupun ASEAN. Untuk itu kduanya memiliki kepentingan dan tanggungjawab menjaga Indo-Pasifik tetap damai dan stabil. “ASEAN sangat menghargai dukungan Australia terhadap ASEAN Outlook on the Indo Pacific serta partisipasi aktif Australia dalam ASEAN Indo Pacific Forum,” katanya.
Dia juga menyatakan terima kasih kepada Australia yang mendukung kedaulatan Indonesia. Hal itu ditunjukkan pada KTT Melanesian Spearhead Group (MSG) yang digelar di Port Vila, Vanuatu, 23-24 Agustus 2023 lalu. “Saya mengharapkan dukungan yang sama pada KTT Pasific Island Forum (PIF) November nanti,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Albanese mengucapkan selamat kepada Indonesia atas keberhasilan menyelenggarakan KTT ASEAN. Dia menyebut acara ini merupakan acara yang luar biasa. Kesuksesan penyelenggaraan acara ini menurut Albanese menjadi motivasi bagi Australia yang akan menyelenggarakan KTT khusus ASEAN-Australia. “Saya sangat menantikan untuk menyambut Anda di Melbourne tahun depan pada KTT Khusus ASEAN-Australia,” unkapnya.
“Saya ingin ada perhatian bahwa kami merilis Strategi Ekonomi Asia Tenggara hingga 2040 di Forum Indo-Pasifik ASEAN,” katanya. Dia menyebutkan bahwa peluncurannya dilakukan di Jakarta. Hal ini menurutnya sebagai pengakuan bahwa Indonesia memiliki peran yang sentral.
Jokowi juga menggelar pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres. Dalam sambutan Jokowi menyampaikan keprihatinannya dengan situasi global saat ini. Sehingga dunia memiliki harapan besar bagi PBB untuk ciptakan perdamaian dunia. “Yang Mulia, diperlukan sinergi antara ASEAN dan PBB untuk jaga perdamaian dan tangani isu penting di kawasan, termasuk isu Myanmar,” ujar Presiden Jokowi.
Dia mengingatkan bahwa pengantar piagam ASEAN dan PBB dimulai dengan “we the peoples”. “Ini artinya rakyat harus terus jadi prioritas,” katanya. Keberpihakan kepada masyarakat harus diutamakan di tengah tantangan dunia yg semakin kompleks, perang dan konflik, krisis pangan, energi, keuangan dan bencana alam. “Untuk menanganinya dibutuhkan aksi bersama yg terkoordinasi baik di tingkat global yg dijalankan oleh PBB maupun di tingkat kawasan Indo-Pasifik yang dijalankan oleh ASEAN,” katanya.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan soal Indo-Pasifik. ASEAN telah memberikan kontribusi bagi kawasan Indo-Pasifik melalui implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP). “Yang diterjemahkan dalam kerja sama konkret,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekjen PBB Antonio Guterres menyampaikan apresiasinya atas kepemimpinan Indonesia dan upaya diplomasi yang luar biasa di ASEAN dan G20. Sekjen PBB pun bertekad untuk terus mengembangkan kerja sama antara PBB dengan Indonesia maupun dengan ASEAN.
Sementara Panglima TNI Jenderal Yudo Margono mengatakan, KTT ASEAN berjalan dengan aman hingga seluruh kegiatan tuntas. Saat ini hanya tinggal pengamanan terhadap delegasi untuk kepulangannya. “Dikawal hingga bandara,” jelasnya.
Secara umum pengamanan KTT ASEAN daei TNI dan Polri berjalan sukses. Tidak ada gangguan keamanan yang terjadi. Baik di darat, udara dan laut semuanya akan. “Ini hasil kerjasama dari semua stakeholder,” jelasnya.
Bahkan, pengamanan di KTT ASEAN kaki ini lebih baik dari acara internasional sebelumnya. Seperti G20 dan KTT ASEAN di Labuan Bajo. Dia mengatakan, semua terkendali dalam satu komando bekerjasama mengamankan. “Sehingga tidak ada gangguan apapun,” jelasnya.
Ancaman gangguan siber yang mengarah ke KTT ASEAN juga dipastikan tidak ada. Tapi, kalau gangguan siber biasa tentunya bisa diatas. “Gangguan siber aman “ paparnya.
Bukan hanya itu, dia menuturkan bahwa BMKG juga melakukan rekayasa cuaca dengan menyiram air. Kebijakan tersebut juga menjadi salah satu yang membuat kondisi cuaca lancar untuk KTT ASEAN. “Saya izinkan rekayasa cuaca itu,” jelasnya.
Sementara Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjelaskan, kegiatan KTT ASEAN, G20, dan KTT ASEAN di Labuan Bajo memiliki karakteristiknya masing-masing. Ancamannya pun berbeda-beda. “Tentunya Polri melakukan berbagai evaluasi,” paparnya.
Untuk KTT ASEAN di Jakarta ini cukup berbeda. Sebagai pusat dari semua kegiatan, dengan begitu ancamannya juga lebih tinggi. “Itulah krnaoa harus benar-benar dilakukan pemantauan dan pengawasan dari seluruh stakeholder,” paparnya.
Polri melakukan pemantauan melalui closed circuit television (CCTV). Bahkan, hingga di wilayah Banten dan Jawa Barat, demi mengantisipasi yang masuk ke DKI Jakarta. “Antisipasi aksi-aksi terkait KTT,” jelasnya.
Dengan semua kerjasama TNI-Polri dan stakeholder lainnya, KTT ASEAN berjalan dengan aman dan lancar hingga selesai. “Ditutup oleh Presiden Jokowi dengan sukses,” jelasnya.
Panglima Komando Gabungan Terpadu Pengamanan VVIP Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma menyampaikan bahwa keberhasilan pengamanan KTT ASEAN ke-43 tidak lepas dari pengerahan kekuatan yang maksimal. Baik kekuatan dari unsur TNI, Polri, maupun instansi lainnya. “Selama melaksanakan kegiatan di Jakarta, pejabat dan tamu negara harus merasa nyaman,” ungkap perwira tinggi bintang tiga TNI AL itu.
Jaminan rasa aman dan rasa nyaman tersebut diberikan dalam rangkaian agenda KTT ASEAN maupun kegiatan lain yang dihadiri oleh para tamu negara tersebut. “Baik itu pergerakan dari satu tempat ke tempat lainnya, kemudian selama melaksanakan kegiatan di luar agenda yang sudah dijadwalkan, pejabat tersebut bisa merasakan aman dan nyaman,” beber pejabat yang sehari-hari bertugas sebagai panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I tersebut.
Erwin pun mengakui, Komando Gabungan Terpadu Pengamanan VVIP telah mengantisipasi berbagai potensi ancaman. Baik ancaman dari dalam maupun ancaman dari luar. “Ancaman terorisme dan ancaman gangguan unjuk rasa, itu juga merupakan ancaman yang perlu kami antisipasi. Sampai dengan saat ini ancaman-ancaman tersebut sudah kami antisipasi,” terang dia. Karena itu, seluruh rangkaian KTT ASEAN di Jakarta berlangsung lancar.
Dia memastikan bahwa koordinasi terus dilakukan oleh komando gabungan yang dia pimpin dengan unsur-unsur lain. Mulai Polri, Kementerian Pertahanan, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Intelijen Negara (BIN), dan instansi lainnya. “Aparat-aparat itulah yang berkoordinasi secara sinergi melaksanakan kegiatan pengamanan sesuai bidang dan tanggung jawabnya masing-masing,” pungkas Erwin. (mia/lyn/idr/syn/jpg)