MEDAN, SUMUTPOS.CO – DPRD Sumatera Utara mendorong dan meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut, memberikan perhatian khusus dalam penanganan dan melayani perobatan bagi masyarakat Sumut mengalami orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Hal itu, diungkapkan oleh Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (18/10/2023). Ia juga meminta semua pihak menghilangkan stigma negatif terhadap ODGJ.
“Orang Dengan Gangguan Jiwa bukanlah aib. Namun itu, adalah nilai kemanusiaan yang harus menjadi tanggungjawab bersama,” jelas Baskami.
Politisi senior PDI Perjuangan itu, mengungkap harus mengubah stigma di masyarakat terhadap penderita ODGJ juga merupakan tugas semua pihak, bukan hanya pemerintah saja.
“Kita berharap stigma masyarakat terhadap ODGJ lebih baik,” tutur Baskami Ginting.
Selain itu, Baskami juga mengajak semua pihak untuk menurunkan jumlah jumlah ODGJ yang ada di wilayah ini.
“Sebenarnya yang harus kita lakukan adalah pencegahan atau antisipasi sebelum seseorang itu menderita ODGJ,” ucap Baskami.
Diberitakan sebelumnya, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof DR Muhammad Ildrem, Kota Medan mencatat terdapat sekitar 10.000 orang di Sumatera Utara mengalami atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan Napza 1,3 juta se-Sumut.
Hal itu, diungkapkan Direktur Umum RSJ Prof Ildrem Kota Medan, Ismail Lubis pada Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) di RSJ Prof Ildrem Kota Medan, Senin (16/10) kemarin. Kegiatan peringatan HKJS dengan mengusung tema ‘Sehat Jiwa bagi Semua Orang’.
Acara ini, dihadiri langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Hassanudin bersama Pj Ketua TP PKK Sumut Dessy Hassanudin.
Ismail menyebutkan, tercatat saat ini ada 433 tenaga medis dan non medis telah diberdayakan, 100 tempat tidur untuk pelayanan rehat Napza, 300 tempat tidur untuk pelayanan disabilitas mental, dengan luas lahan RSJ 3,8 hektare.
“Sementara, tercatat 10.000 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan Napza 1,3 juta se-Sumut,” kata Ismail.
Disampaikan juga, selama ini RSJ identik dengan image menakutkan. Karena itu, di momen HKJS inilah ia bersama hospitalia ingin mengubah stigma itu. Caranya dengan berkerja sama dengan Diskominfo melakukan podcast, membuka layanan eksekutif, memberikan literasi dan layanan promosi kesehatan sejak dini ke sekolah-sekolah, dan mengadakan senam sehat jiwa.
“Kita lakukan itu agar masyarakat mengetahui gejala sakit jiwa sejak dini. Mungkin ada yang merasa cemas, tidak fokus, susah tidur, jangan malu-malu untuk memeriksakan ke sini. Apalagi mau Pilkada, pemilihan legislatif, kami siap melayani,” jelas Ismail.
Selain itu, Ismail juga menyebutkan bahwa pelayanan RSJ Prof Ildrem bukan hanya melayani kesehatan jiwa 60%, tapi juga kesehatan umum 40%. Dengan memberikan pelayanan yang maksimal, katanya, pendapatan RSJ Prof Ildrem sebanyak Rp10,86 miliar/tahun. Dari anggaran itu, 5% dikembalikan ke rumah sakit untuk memotivasi para pekerja.
“Untuk itu kami siap menciptakan Sumut hebat,” jelas mantan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumut itu.(gus/ram)