29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Pakar Universitas Prima Paparkan Gagasan Akademisi Konsep Arsitektur Romantikal Penunjang Ekonomi dan Berwawasan Lingkungan

DUA pakar Universitas Prima yakni Prof Bhakti Alamsyah MT PhD dan Dr Fajar Rezeki Ananda MSM paparkan gagasan akademisi tentang konsep arsitektur romantikal penunjang ekonomi dan berwawasan lingkungan.

Kegiatan temu pakar di Hall Utama Universitas Prima, Sabtu (5/10) ini dihadiri Rico Waas (calon wali Kota Medan), para dosen dan mahasiswa Universitas Prima serta undangan lainnya.

Prof Bhakti Alamsyah MT PhD yang juga guru besar arsitektur mengungkapkan tiga serangkai masalah di Kota Medan yakni sampah, banjir dan macet. Ketiga masalah ini setali tiga uang.

”Tiga masalah klasik tersebut sangat berpengaruh dalam menurunkan kualitas lingkungan terutama di perumahan, perkantoran bahkan sampai pada aktivitas fasilitas umum dan sosial lain,” katanya.

Ia mengatakan bahwa tiga permasalahan tersebut memiliki sebab akibat yang bisa menyentuh ke segala permasalahan hidup dan kehidupan. Antara lain budaya, mental, etika, peraturan dan aturan.

Pakar dari Universitas Prima ini menitipkan pesan moral dari akademisi. ”Kwartet fokus buat calon pemimpin 4-si. Yakni inovasi, legasi, berkontribusi dan restorasi. Inovasi berarti menciptakan suatu karya pembangunan yang lebih baik dan beracuan dengan kondisi awal,” urainya.

Legasi berarti menetapkan sesuatu menjadi karya pembangunan yang merupakan karya pribadi dan belum tentu orang lain dapat melakukannya. Berkontribusi berarti berpartisipasi dalam memberikan efek positif dalam setiap pembangunan yang memiliki kepentingan buat kemakmuran masyarakat Kota Medan secara merata.

Sedangkan restorasi, lanjut Prof Bhakti Alamsyah MT PhD, berarti berani dan tegas melakukan tindakan atau upaya untuk mengembalikan, memulihkan, memperbaiki dan membangun mental masyarakat untuk berprilaku baik dan mematuhi peraturan yang diterapkan dan ditetapkan.

Sementara itu Dr Fajar Rezeki Ananda MSM membedah kondisi makro dan mikro perekonomian Kota Medan. Dengan menggunakan banyak data, statistik, ia berharap pembangunan ekonomi di Medan dapat menjadi lebih baik.

Menanggapi berbagai gagasan pakar Universitas Prima, Rico Waas berterima kasih atas berbagai pencerahan yang disampaikan dalam acara tersebut. Calon wali Kota Medan pada Pilkada serentak tahun 2024 tersebut akan memberikan perhatian secara menyeluruh terhadap ekosistem ekonomi, investasi dan capaian yang akan diraih Kota Medan dimasa mendatang.

Rico Waas di akhir acara mengingatkan pentingnya kerja sama dengan akademisi sehingga Kota Medan mampu melalui kemajuan kota-kota lain di Indonesia. Diperlukan juga dukungan birokrat yang profesional, keamanan dan sumber daya manusia mendukung iklim investasi yang baik.

Terkait masalah sampah, banjir dan macet, Rico Waas memaparkan berbagai program yang telah pernah dilakukannya untuk mengatasi masalah. Ia mengurai program pengolahan sampah jadi sumber ekonomi dan sumber energi. Disiapkan juga program untuk mengatasi banjir dan macet.

”Pembangunan Medan dilakukan secara humanis untuk hidup nyaman, memiliki ruang terbuka hijau, ruang difabel, ruang anak, ruang Lansia dan ruang baca. Ini semua butuh proses. Masyarakat terdidik dengan baik, ekonomi meningkatkan, lalu kemampuan memenuhi kebutuhan masyarakat juga dapat meningkat,” imbuhnya.

Ia mengutamakan sinergi dengan pemerintah provinsi, pemerintah pusat, anggota legislatif untuk menemukan solusi atas berbagai permasalahan. ”Bangun kota yang heterogen tidak bisa dilakukan sendirian. Harus dilakukan bersama-sama,” ungkapnya. (dmp)

DUA pakar Universitas Prima yakni Prof Bhakti Alamsyah MT PhD dan Dr Fajar Rezeki Ananda MSM paparkan gagasan akademisi tentang konsep arsitektur romantikal penunjang ekonomi dan berwawasan lingkungan.

Kegiatan temu pakar di Hall Utama Universitas Prima, Sabtu (5/10) ini dihadiri Rico Waas (calon wali Kota Medan), para dosen dan mahasiswa Universitas Prima serta undangan lainnya.

Prof Bhakti Alamsyah MT PhD yang juga guru besar arsitektur mengungkapkan tiga serangkai masalah di Kota Medan yakni sampah, banjir dan macet. Ketiga masalah ini setali tiga uang.

”Tiga masalah klasik tersebut sangat berpengaruh dalam menurunkan kualitas lingkungan terutama di perumahan, perkantoran bahkan sampai pada aktivitas fasilitas umum dan sosial lain,” katanya.

Ia mengatakan bahwa tiga permasalahan tersebut memiliki sebab akibat yang bisa menyentuh ke segala permasalahan hidup dan kehidupan. Antara lain budaya, mental, etika, peraturan dan aturan.

Pakar dari Universitas Prima ini menitipkan pesan moral dari akademisi. ”Kwartet fokus buat calon pemimpin 4-si. Yakni inovasi, legasi, berkontribusi dan restorasi. Inovasi berarti menciptakan suatu karya pembangunan yang lebih baik dan beracuan dengan kondisi awal,” urainya.

Legasi berarti menetapkan sesuatu menjadi karya pembangunan yang merupakan karya pribadi dan belum tentu orang lain dapat melakukannya. Berkontribusi berarti berpartisipasi dalam memberikan efek positif dalam setiap pembangunan yang memiliki kepentingan buat kemakmuran masyarakat Kota Medan secara merata.

Sedangkan restorasi, lanjut Prof Bhakti Alamsyah MT PhD, berarti berani dan tegas melakukan tindakan atau upaya untuk mengembalikan, memulihkan, memperbaiki dan membangun mental masyarakat untuk berprilaku baik dan mematuhi peraturan yang diterapkan dan ditetapkan.

Sementara itu Dr Fajar Rezeki Ananda MSM membedah kondisi makro dan mikro perekonomian Kota Medan. Dengan menggunakan banyak data, statistik, ia berharap pembangunan ekonomi di Medan dapat menjadi lebih baik.

Menanggapi berbagai gagasan pakar Universitas Prima, Rico Waas berterima kasih atas berbagai pencerahan yang disampaikan dalam acara tersebut. Calon wali Kota Medan pada Pilkada serentak tahun 2024 tersebut akan memberikan perhatian secara menyeluruh terhadap ekosistem ekonomi, investasi dan capaian yang akan diraih Kota Medan dimasa mendatang.

Rico Waas di akhir acara mengingatkan pentingnya kerja sama dengan akademisi sehingga Kota Medan mampu melalui kemajuan kota-kota lain di Indonesia. Diperlukan juga dukungan birokrat yang profesional, keamanan dan sumber daya manusia mendukung iklim investasi yang baik.

Terkait masalah sampah, banjir dan macet, Rico Waas memaparkan berbagai program yang telah pernah dilakukannya untuk mengatasi masalah. Ia mengurai program pengolahan sampah jadi sumber ekonomi dan sumber energi. Disiapkan juga program untuk mengatasi banjir dan macet.

”Pembangunan Medan dilakukan secara humanis untuk hidup nyaman, memiliki ruang terbuka hijau, ruang difabel, ruang anak, ruang Lansia dan ruang baca. Ini semua butuh proses. Masyarakat terdidik dengan baik, ekonomi meningkatkan, lalu kemampuan memenuhi kebutuhan masyarakat juga dapat meningkat,” imbuhnya.

Ia mengutamakan sinergi dengan pemerintah provinsi, pemerintah pusat, anggota legislatif untuk menemukan solusi atas berbagai permasalahan. ”Bangun kota yang heterogen tidak bisa dilakukan sendirian. Harus dilakukan bersama-sama,” ungkapnya. (dmp)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/