JAKARTA- Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz mengklaim rumah khusus pengungsi yang dibangun sistem cetak beton di sejumlah daerah memiliki keunggulan teknologi ramah lingkungan dan tahan terhadap gempa bumi.
Selain itu, waktu pembangunan rumah cetak yang dikenal dengan Rumah cetak Raswari tersebut juga lebih cepat, hemat biaya, tahan lebih lama terhadap perubahan cuaca dan lebih mudah dibangun.
“Rumah cetak Raswari yang dibangun Kemenpera sangat ramah lingkungan dan sudah teruji tahan gempa di Aceh. Selain itu proses pengerjaannya juga lebih cepat dan mudah,” ujar Menpera Djan Faridz dalam keterangan persnya, Rabu (18/7).
Dijelaskannya, pembangunan rumah khusus sebelumnya dilakukan dengan membuat rumah semi permanen dengan bahan baku batako dan papan kayu. Namun untuk penyempurnaan rumah yang menjadi salah satu direktif Presiden, Kemenpera mengubah sistem teknologi pembangunan menjadi rumah cetak beton karena harga papannya mahal dan tidak ramah lingkungan.
“Bahan bangunan rumah khusus yang awalnya terbuat dari papan sebenarnya lebih fleksibel. Tapi karena ada teguran dari Kementerian Lingkungan Hidup terkait penggunaan kayu, kami mencoba melakukan inovasi teknologi dengan membuat bangunan rumah dari beton,” terangnya.
Ditambahkan Djan Faridz, mulai tahun ini, Kemenpera akan menggunakan teknologi bangunan rumah khusus yang dindingnya terbuat dari beton dan tidak terlalu
tebal. “Rangkanya terbuat dari besi dan campuran pasir semen sehingga penggunaan kayu sangat minimal yakni hanya untuk pintu saja,” tandasnya. (esy/jpnn)