26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Medan Dikepung Genangan Air

Tiap Kali Hujan Deras dan Angin Kencang

MEDAN- Hujan deras dan angin kencang diprediksi BMKG Polonia akan terus melanda Sumatera Utara, termasuk Kota Medan. Seperti kemarin, hujan melanda Medan dengan durasi cukup panjang. Akibatnya, beberapa ruas jalan tergenang air. Jalanan macet karena Medan bak dikepung genangan air. Kondisi ini acap terjadi setiap kali turun hujan deras.

GENANGAN AIR: Pengendara sepeda motor melintasi genangan air  Jalan Djamin Ginting, Medan, Jumat (24/8). Buruknya saluran drainase  kawasan tersebut membuat badan jalan tergenang air saat hujan turun.//ANDRI GINTING/SUMUT POS
GENANGAN AIR: Pengendara sepeda motor melintasi genangan air di Jalan Djamin Ginting, Medan, Jumat (24/8). Buruknya saluran drainase di kawasan tersebut membuat badan jalan tergenang air saat hujan turun.//ANDRI GINTING/SUMUT POS

Hujan deras di Kota Medan kemarin dimulai sekira pukul 14.30 WIB, hingga magrib gerimis pun belum benar-benar berhenti. Di Jalan Sisingamangaraja, tepatnya di kawasan Simpang Limun, genangan air langsung nyata. Beberapa kendaraan harus ekstra hati-hati, akibatnya kemacetan pun tercipta. Tidak di situ saja, genangan air sedalam 20 hingga 30 centimeter juga melanda di bebarapa jalan lain. Sebut saja Jalan Djamin Ginting, Jalan Kapten Muslim, Jalan Gajah Mada, Jalan dr Mansyur, dan lainnya.

Seperti di Simpang Limun, kemacetan juga tercipta di jalan-jalan tersebut akibat genangan air. Pengemudi memperlambat laju kenderaannya dan ada juga sejumlah kenderaan bermotor yang mogok.

Menyikapi kondisi ini Pemerhati Transportasi dan Tata Ruang dari Fakultas Teknik Sipil USU Filiyanti Bangun buka suara. Katanya, seharusnya Pemko Medan segera melakukan pemetaan ulang terhadap drainase. Harus dilihat dari segi titik rendah permukaan tanah dengan permukaan laut, sehingga tingkat ketinggian permukaan tanah bisa diketahui.

Bukan malah melakukan pelebaran dan pengerokan drainase. “Sehingga drainase yang diinginkan bisa tercapai dan Kota Medan tidak kebanjiran lagi saat turun hujan,” ungkapnya, kemarin.

Dengan lokasi rumah yang menjadi langganan banjir, dirinya mengharapkan ada perhatian dari pemerintah agar dilakukan penataan. “Ya, kita harapkan adalah perhatian untuk warga di sini agar kami tidak mengalami kebanjiran lagi saat hujan turun,” harapnya.

Soal hujan dan angin kencang juga ditakuti mengganggu aktivitas di Bandara Polonia. Kemarin, pesawat Batavia Air 594 dan Lion Air 203 dengan tujuan Jakarta batal berangkat selama satu jam. Dicurigai hal itu disebabkan cuaca buruk yang melanda Medan.

Namun, pihak Bandara Polonia Medan buru-buru membantah. “Kedua pesawat itu batal berangkat karena ada kendala sedikit, bukannya karena cuaca atau jarak pandang,” ujar Staff OIC Duty Manager Bandara Polonia Medan, Siswanto.

Ditambahkannya, untuk jarak pandang di Bandara Polonia Medan masih aman karena semua pesawat dilengkapi dengan alat ALS (alat pendeteksi jarak pandang). Terang Siswanto, pesawat juga tetap dimonitor oleh menara baik yang tiba ataupun akan berangkat di Bandara Polonia Medan. “Ini hanya kendala kecil, pesawat delay bukannya karena jarak pandang,” tegasnya.

Hal senada juga diucapkan Humas Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, Firdaus. “Jarak pandang masih aman dan tak ada pesawat yang sampai delay berlebihan dan semua berjalan normal. Kedua pesawat itu delay karena masalah kecil saja dan pesawat itu sudah terbang seperti semula,” ungkapnya.

Berlangsung hingga September

Sementara itu, hujan yang disertai dengan angin kencang saat ini akan terjadi hingga sampai awal September. Tak hanya itu, cuaca seperti ini akan terus berlanjut hingga memasuki musim penghujan. “Ini peralihan musim dari suhu panas ke musim penghujan. Karena itu, kandungan uap airnya cukup tinggi, pembentukan awan sangat kuat,” kata Kepala Data dan Informasi BMKG Stasiun Polonia Medan, Mega Sirait, kemarin sore.

Sambungnya, hujan disertai dengan angin kencang akan terjadi hampir di seluruh Sumatera yakni Pantai Barat dan Pantai Timur. “Untuk kecepatan angin itu 10-30 knot dan ada potensi yang membahayakan juga walaupun kecepatan anginnya rendah. Untuk wilayah Pesisir Timur yang berpotensi hujan disertai dengan angin kencang yakni Medan, Deliserdang, Binjai, dan Langkat,” ucapnya.

Disinggung mengenai jarak pandang penerbangan pesawat akibat hujan deras, Mega Sirait mengatakan jarak pandang masih tergolong aman. “Jarak pandangnya itu berdasarkan alat BMGK Polonia yakni 5-6 KM dan tidak mengganggu,” ujarnya.

Hal yang sama dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi BMKG Wilayah I Sumatera Utara, Hendra Swarta. Di penghujung Agustus ini suhu udara masih panas hingga mencapai 32-34 derajat celsius. Panasnya suhu udara menyebabkan penguapan tinggi sehingga membentuk cuaca ekstrim, seperti hujan deras. Akibatnya, intensitas hujan meningkat dibanding bulan lalu, apalagi bulan September memasuki musim hujan.

Dengan suhu udara yang berada di atas normal, sambungnya, tentu pontensi angin kencang cukup tinggi dengan kekuatan 30 knot. Misalnya saja di sebagian kawasan Pesisir Timur seperti Langkat, Binjai, Medan, Deli Serdang, Sergai, Tebingtinggi, dan Simalungun. “Untuk kawasan Pesisir Barat seperti Tapanuli Tengah dan Sibolga juga berpotensi angin kencang, hanya saja tidak begitu tinggi,” sebutnya.

Kembali ke Mega Sirait,  untuk daerah yang berpotensi rawan longsor dan banjir, daerah yang rawan longsor yakni Dairi, Karo, Tapsel, Taput, dan Madina. “Daerah yang rawan banjir dan potensi banjir yang paling banyak yakni Medan, Deliserdang dan Asahan. Untuk warga yang berada di daerah Pantai Barat khususnya yang bertempat tinggal di pinggiran pantai diminta agar berhati-hati karena tinggi gelombang 2-3 meter,” tegasnya.
Ia mengimbau, kepada warga yang hendak balik dari kampung halamannya agar warga yang hendak balik pada H+6 tepatnya hari Minggu diminta untuk waspada akan longsor. “Warga yang hendak balik dari kampung halamannya Minggu lusa sehubungan dengan H+6 diminta agar waspada dengan longsor,” imbaunya. (gus/far/jon)

Tiap Kali Hujan Deras dan Angin Kencang

MEDAN- Hujan deras dan angin kencang diprediksi BMKG Polonia akan terus melanda Sumatera Utara, termasuk Kota Medan. Seperti kemarin, hujan melanda Medan dengan durasi cukup panjang. Akibatnya, beberapa ruas jalan tergenang air. Jalanan macet karena Medan bak dikepung genangan air. Kondisi ini acap terjadi setiap kali turun hujan deras.

GENANGAN AIR: Pengendara sepeda motor melintasi genangan air  Jalan Djamin Ginting, Medan, Jumat (24/8). Buruknya saluran drainase  kawasan tersebut membuat badan jalan tergenang air saat hujan turun.//ANDRI GINTING/SUMUT POS
GENANGAN AIR: Pengendara sepeda motor melintasi genangan air di Jalan Djamin Ginting, Medan, Jumat (24/8). Buruknya saluran drainase di kawasan tersebut membuat badan jalan tergenang air saat hujan turun.//ANDRI GINTING/SUMUT POS

Hujan deras di Kota Medan kemarin dimulai sekira pukul 14.30 WIB, hingga magrib gerimis pun belum benar-benar berhenti. Di Jalan Sisingamangaraja, tepatnya di kawasan Simpang Limun, genangan air langsung nyata. Beberapa kendaraan harus ekstra hati-hati, akibatnya kemacetan pun tercipta. Tidak di situ saja, genangan air sedalam 20 hingga 30 centimeter juga melanda di bebarapa jalan lain. Sebut saja Jalan Djamin Ginting, Jalan Kapten Muslim, Jalan Gajah Mada, Jalan dr Mansyur, dan lainnya.

Seperti di Simpang Limun, kemacetan juga tercipta di jalan-jalan tersebut akibat genangan air. Pengemudi memperlambat laju kenderaannya dan ada juga sejumlah kenderaan bermotor yang mogok.

Menyikapi kondisi ini Pemerhati Transportasi dan Tata Ruang dari Fakultas Teknik Sipil USU Filiyanti Bangun buka suara. Katanya, seharusnya Pemko Medan segera melakukan pemetaan ulang terhadap drainase. Harus dilihat dari segi titik rendah permukaan tanah dengan permukaan laut, sehingga tingkat ketinggian permukaan tanah bisa diketahui.

Bukan malah melakukan pelebaran dan pengerokan drainase. “Sehingga drainase yang diinginkan bisa tercapai dan Kota Medan tidak kebanjiran lagi saat turun hujan,” ungkapnya, kemarin.

Dengan lokasi rumah yang menjadi langganan banjir, dirinya mengharapkan ada perhatian dari pemerintah agar dilakukan penataan. “Ya, kita harapkan adalah perhatian untuk warga di sini agar kami tidak mengalami kebanjiran lagi saat hujan turun,” harapnya.

Soal hujan dan angin kencang juga ditakuti mengganggu aktivitas di Bandara Polonia. Kemarin, pesawat Batavia Air 594 dan Lion Air 203 dengan tujuan Jakarta batal berangkat selama satu jam. Dicurigai hal itu disebabkan cuaca buruk yang melanda Medan.

Namun, pihak Bandara Polonia Medan buru-buru membantah. “Kedua pesawat itu batal berangkat karena ada kendala sedikit, bukannya karena cuaca atau jarak pandang,” ujar Staff OIC Duty Manager Bandara Polonia Medan, Siswanto.

Ditambahkannya, untuk jarak pandang di Bandara Polonia Medan masih aman karena semua pesawat dilengkapi dengan alat ALS (alat pendeteksi jarak pandang). Terang Siswanto, pesawat juga tetap dimonitor oleh menara baik yang tiba ataupun akan berangkat di Bandara Polonia Medan. “Ini hanya kendala kecil, pesawat delay bukannya karena jarak pandang,” tegasnya.

Hal senada juga diucapkan Humas Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, Firdaus. “Jarak pandang masih aman dan tak ada pesawat yang sampai delay berlebihan dan semua berjalan normal. Kedua pesawat itu delay karena masalah kecil saja dan pesawat itu sudah terbang seperti semula,” ungkapnya.

Berlangsung hingga September

Sementara itu, hujan yang disertai dengan angin kencang saat ini akan terjadi hingga sampai awal September. Tak hanya itu, cuaca seperti ini akan terus berlanjut hingga memasuki musim penghujan. “Ini peralihan musim dari suhu panas ke musim penghujan. Karena itu, kandungan uap airnya cukup tinggi, pembentukan awan sangat kuat,” kata Kepala Data dan Informasi BMKG Stasiun Polonia Medan, Mega Sirait, kemarin sore.

Sambungnya, hujan disertai dengan angin kencang akan terjadi hampir di seluruh Sumatera yakni Pantai Barat dan Pantai Timur. “Untuk kecepatan angin itu 10-30 knot dan ada potensi yang membahayakan juga walaupun kecepatan anginnya rendah. Untuk wilayah Pesisir Timur yang berpotensi hujan disertai dengan angin kencang yakni Medan, Deliserdang, Binjai, dan Langkat,” ucapnya.

Disinggung mengenai jarak pandang penerbangan pesawat akibat hujan deras, Mega Sirait mengatakan jarak pandang masih tergolong aman. “Jarak pandangnya itu berdasarkan alat BMGK Polonia yakni 5-6 KM dan tidak mengganggu,” ujarnya.

Hal yang sama dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi BMKG Wilayah I Sumatera Utara, Hendra Swarta. Di penghujung Agustus ini suhu udara masih panas hingga mencapai 32-34 derajat celsius. Panasnya suhu udara menyebabkan penguapan tinggi sehingga membentuk cuaca ekstrim, seperti hujan deras. Akibatnya, intensitas hujan meningkat dibanding bulan lalu, apalagi bulan September memasuki musim hujan.

Dengan suhu udara yang berada di atas normal, sambungnya, tentu pontensi angin kencang cukup tinggi dengan kekuatan 30 knot. Misalnya saja di sebagian kawasan Pesisir Timur seperti Langkat, Binjai, Medan, Deli Serdang, Sergai, Tebingtinggi, dan Simalungun. “Untuk kawasan Pesisir Barat seperti Tapanuli Tengah dan Sibolga juga berpotensi angin kencang, hanya saja tidak begitu tinggi,” sebutnya.

Kembali ke Mega Sirait,  untuk daerah yang berpotensi rawan longsor dan banjir, daerah yang rawan longsor yakni Dairi, Karo, Tapsel, Taput, dan Madina. “Daerah yang rawan banjir dan potensi banjir yang paling banyak yakni Medan, Deliserdang dan Asahan. Untuk warga yang berada di daerah Pantai Barat khususnya yang bertempat tinggal di pinggiran pantai diminta agar berhati-hati karena tinggi gelombang 2-3 meter,” tegasnya.
Ia mengimbau, kepada warga yang hendak balik dari kampung halamannya agar warga yang hendak balik pada H+6 tepatnya hari Minggu diminta untuk waspada akan longsor. “Warga yang hendak balik dari kampung halamannya Minggu lusa sehubungan dengan H+6 diminta agar waspada dengan longsor,” imbaunya. (gus/far/jon)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/