Panitia tak Becus, Tim Sepak Bola Sumut Sempat Telantar di Kuantan Singingi
KUANSING- Tim sepak bola Sumut yang akan berlaga di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII, kemarin (4/9) telah menggelar latihan perdana di Stadion Sport Centre, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.
Latihan yang berlangsung malam hari itu berlangsung lancar, meski sebelumnya panitia sempat melakukan kesalahan menetapkan jadwal. Latihan yang sejatinya berlangsung malam hari, justru diinformasikan bahwa tim Sumut latihan pukul 15.00 WIB. Imbasnya, para pemain yang telah berpakaian latihan kembali ke mess dan mengganti pakaiannnya untuk beristirahat.
Sesungguhnya, ketidaksiapan panitia sudah terlihat saat tim sepak bola Sumut tiba di Pekanbaru pada Senin (3/9) lalu. Tim yang semestinya langsung berangkat ke Kabupaten Kaunsing setiba di Bandara Sultan Syarif Kasim II terpaksa harus menunggu sekira satu jam, karena ketiadaan bus. Tak ayal kondisi ini membuat head coach tim sepak bola Sumut Rudi Saari tersulut emosinya.
“Rusak semua agenda yang disusun sejak dari Medan karena hal ini. Kapan lagi anak-anak mau istirahat dan kapan lagi bisa berlatih jika kami terlambat sampai di sana (Kabupaten Kuansing, Red),” tandas Rudi.
Tak sampai di situ, buruknya kinerja diperlihatkan panitia. Betapa tidak, sesampai di Kuansing, tim sepak bola Sumut kembali harus terkatung-katung ketika pihak hotel menolak kehadiran tim Sumut.
“Kami tidak pernah dikonfirmasi tentang kedatangan tim Sumut kemari. Jadi jangan salahkan kami jika saat ini semua kamar sudah penuh,” bilang pemilik hotel.
Mendapati fakta tersebut, beberapa pegawai dari Kabupaten Kuansing langsung bergerak cepat dan membawa tim Sumut menginap di Hotel Kuantan, tempat di mana tim sepak bola kebanggaan masyarakat Pekanbaru, PSPS menginap jika melakoni laga di ajang Divisi Utama PSSI.
Mendapati kondisi hotel yang sangat refresentatif itu, untuk sementara kekesalan seluruh punggawa tim sepak bola Sumut dapat terobati. Apalagi, setibanya di sana seluruh pemain langsung menceburkan diri ke dalam kolam yang ada di hotel itu.
Namun ternyata, kegembiraan tim sepak bola Sumut hanya berlangung sekejap. Setelah itu masalah mendera saat malam harinya. Didapat kabar jika kiper Fanda Ramadan Putra tidak memiliki ID Card. Usut punya usut, ternyata oleh panitia, ID Card Fandi diberikan kepada rombongan tim futsal Sumut yang bertanding di Tembilahan.
“Dari Tembilahan ke Pekanbaru saja butuh waktu tujuh jam, bagaimana pula dari Rengat ke Kuansing ini? Berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan untuk mengantarkan ID Card itu?” sungut Rudi lagi.
Kendati mengalami berbagai masalah, namun Rudi tetap memiliki keyakinan jika semua masalah yang terjadi takkan membuat semangat bertanding anak asuhnya luruh.
“Berulang kali saya ingatkan kepada anak-anak bahwa jika kita kalah sebelum acara seremonial pembukaan PON XVIII yang berlangsung 11 September nanti, maka itu sama halnya kita tidak ikut PON karena kita tidak mengikuti acara pembukaannya. Tapi bila kita ikut acara pembukaan, maka kita harus bisa ikut acara penutupan alias berlaga di partai final dan meraih medali emas,” ungkap Rudi.
Di ajang PON XVIII Riau kali ini tim sepak bola Sumut menempati grup B bersama Jawa Timur, Jawa Barat dan Gorontalo. Pertandingan pertama di grup ini dimulai pada 6 September saat nenghadapi Gorontalo, sementara pertandingan terakhir berlangsung 10 September ketika menghadapi juara bertahan Jawa Timut. (jun)