26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tim Sepak Bola Sumut Satu-satunya Wakil Sumatera

KUANSING- Tim sepak bola Sumatera Utara (Sumut) yang berlaga di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII menjadi satu-satunya wakil Pulau Sumatera yang lolos ke babak enam besar. Pasalnya, tuan rumah Riau, Sumbar dan Jambi tak mampu bersaing dari lawan-lawannya di babak penyisihan grup.

Menanggapi hal tersebut, manejer tim sepak bola Sumut Ir H Kamaluddin Harahap mengingatkan seluruh pemain, mereka bukan hanya membawa nama Sumut semata, tapi lebih dari itu. Karenanya, Hardiyantono dkk juga diharapkan mampu menjaga marwah tim-tim asal Sumatera di tengah himpitan tim-tim asal Pulau Jawa dan Papua.

“Saya minta kepada para pemain untuk selalu mengingat pesan pelatih (Rudi Saari, Red) bahwa jika kalian sudah mengikuti acara seremonial pembukaan PON XVIII maka kalian juga harus hadir dan tampil pada acara penutupan. Artinya, Sumut harus berlaga di partai final PON XVIII,” bilang Kamal, kemarin (11/9).

Terkait kericuhan yang terjadi pada laga terakhir grup B yang mempertemukan Sumut dan Jatim, pria yang oleh 23 pengcab/klub didaulat sebagai Ketua PSSI Sumut itu mengatakan, dirinya sempat kagum dengan sikap PSSI pimpinan La Nyala Mataliti yang mengirim perangkat pertandingan demi suksesnya gelaran PON XVIII pasca PSSI versi Djohar Arifin Husein menarik seluruh perangkat pertandingan.

“Sayangnya, kekaguman saya itu langsung hilang karena perangkat pertandingan (wasit dan hakim garis) tak mampu bersikap adil dalam menjalankan tugasnya,” tandas Kamaluddin.

“Ini sungguh disesalkan. Harusnya jika masyarakat sepak bola di Indonesia sudah simpatik dengan mereka, jangan pula mereka menodainya dengan nilai-nilai yang bertentangan dengan sikap fair play. Mungkin bukan hanya saya, tapi seluruh masyarakat sepak bola di Indonesia menginginkan wasit dan perangkat pertandingan lainnya dapat bersikap adil karena PON ini adalah ajang pembinaan pemain amatir. Jadi jangan rusak mental para pemain muda dengan tindakan yang tidak terpuji,” tambah pria yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Sumut itu.

Kemarin, rombongan tim sepak bola Sumut meninggalkan Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) untuk selanjutnya menuju Pekanbaru guna melakoni babak enam besar. Sayangnya, hingga kini belum diketahui siapa yang akan menjadi lawan tim Sumut pada babak enam besar nanti karena pada technical meeting yang berlangsung 7 September lalu panitia belum menemukan formulasi babak enam besar.

Kendati demikian, seluruh punggawa tim sepak bola Sumut tak ingin terbebani dengan hal itu. Bahkan kemarin, sebelum meninggalkan Kuansing, seluruh punggawa, termasuk manejer tim dan pelatih melepaskan ketegangannya dengan bermandi dan bercanda di kolam renang yang ada di Hotel Kuantan, tempat tim sepak bola Sumut menginap.

“Keakraban seperti ini harus terus dipertahankan, karena salah satu syarat untuk menjadi tim yang tangguh adalah soliditas seluruh awak yang ada di dalamnya,” bilang Rudi Saari, pelatih tim sepak bola Sumut. (jun)

KUANSING- Tim sepak bola Sumatera Utara (Sumut) yang berlaga di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII menjadi satu-satunya wakil Pulau Sumatera yang lolos ke babak enam besar. Pasalnya, tuan rumah Riau, Sumbar dan Jambi tak mampu bersaing dari lawan-lawannya di babak penyisihan grup.

Menanggapi hal tersebut, manejer tim sepak bola Sumut Ir H Kamaluddin Harahap mengingatkan seluruh pemain, mereka bukan hanya membawa nama Sumut semata, tapi lebih dari itu. Karenanya, Hardiyantono dkk juga diharapkan mampu menjaga marwah tim-tim asal Sumatera di tengah himpitan tim-tim asal Pulau Jawa dan Papua.

“Saya minta kepada para pemain untuk selalu mengingat pesan pelatih (Rudi Saari, Red) bahwa jika kalian sudah mengikuti acara seremonial pembukaan PON XVIII maka kalian juga harus hadir dan tampil pada acara penutupan. Artinya, Sumut harus berlaga di partai final PON XVIII,” bilang Kamal, kemarin (11/9).

Terkait kericuhan yang terjadi pada laga terakhir grup B yang mempertemukan Sumut dan Jatim, pria yang oleh 23 pengcab/klub didaulat sebagai Ketua PSSI Sumut itu mengatakan, dirinya sempat kagum dengan sikap PSSI pimpinan La Nyala Mataliti yang mengirim perangkat pertandingan demi suksesnya gelaran PON XVIII pasca PSSI versi Djohar Arifin Husein menarik seluruh perangkat pertandingan.

“Sayangnya, kekaguman saya itu langsung hilang karena perangkat pertandingan (wasit dan hakim garis) tak mampu bersikap adil dalam menjalankan tugasnya,” tandas Kamaluddin.

“Ini sungguh disesalkan. Harusnya jika masyarakat sepak bola di Indonesia sudah simpatik dengan mereka, jangan pula mereka menodainya dengan nilai-nilai yang bertentangan dengan sikap fair play. Mungkin bukan hanya saya, tapi seluruh masyarakat sepak bola di Indonesia menginginkan wasit dan perangkat pertandingan lainnya dapat bersikap adil karena PON ini adalah ajang pembinaan pemain amatir. Jadi jangan rusak mental para pemain muda dengan tindakan yang tidak terpuji,” tambah pria yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Sumut itu.

Kemarin, rombongan tim sepak bola Sumut meninggalkan Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) untuk selanjutnya menuju Pekanbaru guna melakoni babak enam besar. Sayangnya, hingga kini belum diketahui siapa yang akan menjadi lawan tim Sumut pada babak enam besar nanti karena pada technical meeting yang berlangsung 7 September lalu panitia belum menemukan formulasi babak enam besar.

Kendati demikian, seluruh punggawa tim sepak bola Sumut tak ingin terbebani dengan hal itu. Bahkan kemarin, sebelum meninggalkan Kuansing, seluruh punggawa, termasuk manejer tim dan pelatih melepaskan ketegangannya dengan bermandi dan bercanda di kolam renang yang ada di Hotel Kuantan, tempat tim sepak bola Sumut menginap.

“Keakraban seperti ini harus terus dipertahankan, karena salah satu syarat untuk menjadi tim yang tangguh adalah soliditas seluruh awak yang ada di dalamnya,” bilang Rudi Saari, pelatih tim sepak bola Sumut. (jun)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/