Setidaknya 80 persen sekolah di Sumut diduga akan berlaku curang. Praktik kecurangan ini diduga akan dilakukan dengan menaikkan nilai rapor juga membantu siswa memberikan jawaban dari naskah soal Ujian Nasional (UN) pada saat ujian berlangsung.
Hal ini diungkapkan pengamat Pendidikan Sumut Elfrianto Nasution, Jumat (8/4) kepada Sumut Pos. Menurutnya, tingkat kecurangan tersebut didasarkan dari penilaian kelulusan hasil UN yang disinergikan dengan hasil ujian akhir sekolah (UAS).
“Sehingga untuk membantu kelulusan siswa, pihak sekolah diduga akan mendongkrak nilai melalui UAS,” katanya.
Wakil Dekan I FKIP UMSU ini juga mengatakan, dugaan tersebut diutarakan karena sempat memiliki pengalaman tentang hal terkait. Ia sempat mengajar di satu sekolah di Medan dan diminta datang ke sekolah pukul 05.00 WIB untuk menjawab naskah soal UN dan dibagi kepada para siswa melalui telepon seluler.
Elfrianto berharap agar Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota jangan membiarkan praktik kecurangan tersebut berjalan mudah. Karena menurutnya, persoalan tersebut bukan rahasia umum lagi.
Di kesempatan berbeda, Ketua Dewan Pendidikan Sumut OK Nazaruddin Hisyam mengatakan hal serupa. Menurutnya, tak tertutup kemungkinan ada praktik kecurangan. “Namun hal itu sejatinya tidak perlu terjadi, karena sekolah telah memberikan kemudahan dengan melakukan ujian ulang. Jadi tergantung mental sekolahnya saja,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia UN Sumut 2011 Ilyas Sitorus membantah dugaan tersebut. “Kita sudah tegaskan kepada para kepala sekolah kabupaten/kota untuk untuk tidak melakukan praktik curang pada pelaksanaan UN,” tegas Ilyas. (saz)