MEDAN- Tunggakan pelanggan PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara (PLN), periode Januari-Oktober 2012 mengalami kenaikan mencapai 100 persen.
Total tunggakan pelanggan di Sumut mencapai Rp160 miliar, jika dibandingkan tahun sebelumnya yakni 2011, tunggakan pelanggan PLN hanya berkisar Rp80 miliar.
“Kenaikan ini mencapai 100 persen, jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya (2011),” kata Manajer Niaga PT PLN Wilayah Sumut Bambang didampingi Humas PLN Wilayah Sumut Raidir Galingging, saat rapat dengar pendapat (RDP) yang digelar Komisi D DPRD Sumut dengan PT (Persero) PLN Wilayah Sumut Selasa (23/10).
Bambang mengatakan tunggakan yang terjadi itu, didominasi pelanggan umum, kemudian pelanggan khusus dari sejumlah institusi antara lain, TNI/Polri dan pemerintahan daerah (pemda) di Sumut. Kota Medan juga menjadi daerah terbesar jumlah tunggakan listrik hingga mencapai Rp50 miliar.
Secara keseluruhan, sambung Bambang, pelanggan yang menunggak mencapai 20 persen dari 2,7 juta pelanggan. “Pelanggan yang menunggak diharapkan segera melunasinya. Agar ketersediaan listrik bisa dimaksimalkan. Dan sambungan baru yang sampai saat ini masih terus terjadi daftar tunggu,” kata Pelaksana Harian GM PLN Wilayah Sumut.
Dijelaskannya, jumlah pelanggan sejauh ini terus mengalami peningkatan selama tahun 2011 lalu.
Di akhir September 2012 ini, jumlah pelanggan mencapai 2.775.355 pelanggan. Dari Januari 2012 sebanyak 2.688.891 pelanggan.
Penambahan tersebut, termasuk penambahan pelanggan rumah tangga sebanyak 91.194. “Daftar tunggu pelanggan sebanyak 30.911 pada September 2012. Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk peningkatan daya listrik,” ungkapnya.
Menyikapi hal itu, Anggota Komisi D DPRD Sumut Ajib Shah pada kesempatan itu, mengingatkan agar PLN tidak terkesan menakut-nakuti pelanggan ketika melakukan proses penagihan.
Karena, lanjutnya, dalam kondisi apapun PLN berkewajiban untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik, sehingga masyarakat juga semakin tertib dalam membayar kewajibannya terhadap pemakaian listrik.
“Iklan PLN di sejumlah media massa terkesan memaksa dan menakut-nakuti masyarakat. Padahal, belum tentu pelayanan yang diberikan PLN tersebut sudah memuaskan pelanggan. Indikasinya, masih saja terjadi pemadaman listrik. Karena itu, saya meminta agar PLN juga membuka ruang seluas-luasnya untuk menampung keluhan pelanggan,” sebut politisi Golkar ini. (ari)