Pencarian Korban Kebakaran Pabrik Sarung Tangan Karet KIM I Dihentikan
MEDAN-Tim Forensik RSUD dr Pirngadi Medan sudah mengidentifikasi satu di antara dua jasad korban kebakaran di pabrik sarung tangan KIM I Mabar, Kamis malam (1/11) sekitar pukul 20.00 WIB lalu, yang kini masih berada di Instalasi Jenazah RSUD dr Pirngadi Medan.
Jasad yang telah teridentifikasi yakni Abdul Zakaria Silitonga (31), warga Tanjungbalai yang berdomisili di Medan. Jasad ayah dua anak ini rencananya akan segera diserahkan kepada keluarga.
“Karena jasad Zakaria sudah teridentified atau dikenali, keluarga sudah bisa menjemputnya,” ujar Ketua SMF Instalasi Jenazah RSUD dr Pirngadi Medan, dr Surjit Singh, saat dikonfirmasi, Selasa (6/11).
Sementara satu jasad lainnya yang diduga jasad Siti Minarsi (25) masih dalam proses identifikasi untuk memastikan kebenarannya. Untuk identifikasi jasad korban, bilang Surjith, mengacu kepada standar Disater Victim Identification (DVI) Interpool, yakni antiimorten dan pasmortem.
Dimana antiimorten mengumpulkan data yang didapat dari keluarga korban seperti nama, usia, dan lainnya, serta dibandingkan
dengan hasil pasmorten yakni hasil yang didapat dari hasil identifikasi yang kita dapat di kamar jenazah.
“Setelah ini kita lakukan baru kita mengetahui jasad tersebut. Namun untuk mengetahuinya membutuhkan waktu yang agak panjang, dan hasilnya nanti akan kita tuangkan dalam visum at repertum rumah sakit dan kita serahkan ke tim penyidik kepolisian,” terangnya.
Surjith juga mengakui untuk mengetahui jenis tulang laki-laki ataupun perempuan, ada metode tersendiri yang dilakukan tim forensik rumah sakit.
“Memang ada pemeriksaan tambahan untuk mengidentifikasi jasad yang diduga Siti Minarsi. Tapi untuk waktunya belum bisa kita pastikan, namun jika sudah teridentifikasi maka jasadnya akan kita serahkan ke keluarga,” ujar Surjith.
Pantauan di Instalasi Jenazah RSUD dr Pirngadi Medan, keluarga dari kedua korban menanti hasil identifikasi untuk membawa pulang jasad keluarganya. Untuk hasil identifikasi, baru jasad zakaria yang sudah dikenali dan diperkenankan dibawa pulang. Sementara jasad Siti Minarsi masih dalam proses identifikasi.
Mertua Zakaria, Aslan (55) saat dikonfirmasi di instalasi jenazah merasa yakin dengan jasad menantunya, dan mengaku akan segera membawa pulang untuk disemayamkan didekat kediaman korban.
“Karena yang lain sudah ditemukan, dan hanya menyisakan anak saya dan jasad perempuan, saya meyakini jika itu menantu saya. Sekarang juga akan kita bawa pulang dan disemayamkan di rumah duka,”ujar Aslan.
Sementara itu abang kandung Siti Minarsi, Ahmad Sugiono meyakini jika jasad korban lainnya adalah adiknya Siti Minarsi. Hal ini ditemukan dari koin Rp500 yang selalu dikantongi adiknya.
“Ini sudah positif adik saya (Siti Minarsi) selain dari koin, juga ada hp dan kunci loper didekat jasadnya. Tanpa perlu ada tes DNA lagi saya yakini dia adik saya,” tegasnya.
Meskipun masih dalam proses identifikasi, Sugiono berharap adiknya bisa dibawa pulang sesegera mungkin untuk segera disemayamkan. Sebelumnya, korban tewas kebakaran yang telah berhasil di evakuasi dan tiga di antaranya sudah dikenali dan disemayamkan oleh keluarga yakni Mahadi Kamal Nasution (22), warga asal Jalan Wahidin, Gang Seko, Pangkalan Brandan yang ngekos dikawasan Simpang Dobi Belawan, Agustina Saragih (34), warga Pulo Sicanang, Belawan, dan M Rozi (21), warga komplek BTN Martubung asal Riau, Pasaman Sumbar.
13 Saksi Sudah Diperiksa
Sedikitnya tiga belas orang saksi terkait meledak dan terbakarnya pabrik sarung tangan karet di KIM I Jalan Pulau Ternate, Kecamatan Percut Seituan, yang menewaskan lima orang pekerjanya dan mencederai 11 orang lainnya, masih menjalani proses pemeriksaan. Sementara penyebab meledak dan terbakarnya mesin boiler PT Indoglove masih diselidiki dan belum diketahui.
“Sampai hari ini (kemarin) masih 13 saksi yang kita mintai keterangan, dan ada beberapa beberapa saksi lainnya belum diperiksa. Sedangkan penyebab meledaknya mesin boiler tersebut belum tahu secara pasti, karena masih dalam proses penyelidikan tim labfor,” kata Kapolsekta Medan Labuhan, Kompol Sugeng Riadi SIK Kapolsekta Medan Labuhan, Selasa (6/11).
Disebutkannya, berdasarkan keterangan diperoleh dari sejumlah saksi leader dan supervisor perusahaan yang telah menjalani
pemeriksaan diperkirakan sekitar 79 orang pekerja pada malam kejadian berada di dalam pabrik sarung tangan tersebut.
“Dari jumlah itu hanya sekitar lima orang pekerja yang tewas terperangkap di lokasi kebakaran, 11 orang luka bakar dan saat ini ada sekitar 3 orang pekerja yang masih menjalani perawatan di RSU Mitra Medika dan RSU Delima,” jelasnya.
Setelah ditemukannya lima korban tewas di sekitar lokasi kebakaran, untuk sementara pihak kepolisian menghentikan upaya penyisiran mencari para buruh yang menjadi korban dalam peristiwa itu.
“Pencarian terhadap korban sementara dihentikan, sedangkan tulang belulang yang ditemukan sudah teridentifikasi oleh pihak tim forensik RSU dr Pirngadi Medan, dan positif tulang yang ditemukan itu merupakan Siti Minarsih, Mahdi dan Zakaria,” ungkap Sugeng.
Sementara, Direktur Personalia PT Indoglove, Sahat Purba ketika dikonfirmasi sumut pos mengatakan, untuk biaya korban yang menjalani perawatan di rumah sakit tetap menjadi tanggungan pihak perusahaan. Sedangkan, dana santunan untuk para korban tewas menejemen perusahaan memberikan Rp3 juta per orang kepada keluarga korban.
“Dan dana santunan itu ada yang sudah kita berikan kepada keluarga korban, untuk korban yang mengalami luka bakar biayanya tetap ditanggung perusahaan,” kata Purba.
Saat ditanya soal upah kerja dan Jamsostek para buruh pabrik yang belum diberikan, Sahat yang ditemui disekitar lokasi pabrik sempat sedikit terkejut. “Dari mana kamu tahu informasi itu, tapi untuk gaji karyawan masih dalam proses dan secepatnya akan dibayar oleh perusahaan. Soal Jamsostek buruh yang belum ada saat ini masih dalam proses, pastinya biaya perwatan pekerja yang menjadi korban tetap ditanggung oleh perusahaan,” katanya.(mag-17/uma)