JAKARTA- Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) melirik bisnis baru yakni sektor properti. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas mencetak rupiah ini berniat mengoptimalkan asetnya berupa lahan seluas 5,4 hektare yang berada di Jalan Falatehan, Blok M Kebayoran, Jakarta Selatan.
“Sekarang kami sedang masuk tahap finalisasi beauty contest partner strategis pengembangan lahan di Palatehan. Ada tiga peserta yang bersaing,” jelas Direktur Utama Perum Peruri Prasetio, Kamis (29/11).
Ketiganya adalah PT Wijaya Karya Tbk, PT Hutama Karya dan PT PP Tbk. Peruri ingin, bangunan yang terletak di wilayah Kebayoran Baru tersebut memiliki konsep perkantoran, apartemen, hotel dan tak ketinggalan fasilitas lifestyle ritel. Rencananya mitra strategis itu untuk mengembangkan kawasan terpadu untuk 20 tahun ke depan. “Kami ingin bangunan ini menjadi ikon di wilayah tersebut,” ujar Prasetio. “Sesuai dengan amanat kementerian, aset yang ada tidak boleh dijual. Jadi kita optimalkan, caranya dengan cari partner strategis lahan Falatehan,” sambungnya lagi.
Sampai saat ini Peruri mengaku belum tahu bagaimana nanti bentuk kerja samanya. Menurut Prasetio bisa berbentuk Kerja Sama Operasi (KSO) atau Build, Operate, Transfer (BOT). Namun yang perlu dicatat adalah, Peruri tetap menginginkan agar lahan tersebut memiliki return terbaik dan tetap menjadi asetnya hingga jatuh tempo sewa jangka panjang tersebut. Pengerjaan proyek ini akan diserahkan ke anak usaha yakni Peruri Properti.
Prasetio menambahkan, lahan di Jakarta Selatan ini cukup strategis dan relatif tidak dimanfaatkan dengan baik. Pasalnya ekspanssi pabrik percetakan uang sudah dipindahkan ke wilayah Karawang.
Sesuai rencana kawasan terpadu di Jalan Falatehan, Blok M ini akan menjadi icon Jakarta Selatan. Beberapa waktu lalu muncul sketsa desain gedung dari salah satu konsorsium, yaitu WIKA dan Benhil Property melalui tim desain MVRDV. Desain versi WIKA-Benhil terbilang unik, karena terkesan seperti bangunan kubus yang disusun acak, namun tetap mempertahankan konsep hijau. Pada desain terlihat beberapa roof garden di titik-titik tertentu.
“Konsep nantinya ada residensial apartemen, office, juga fasilitas lain seperti hotel dan ritel seperi lifestyle plaza,” katanya. Prasetio tidak menyebut secara rinci soal investasi yang dibutuhkan membangun kawasan ini. Pasalnya hal tersebut menjadi dana milik mitra strategis yang akan bekerja sama dengan Peruri Properti.
“Dana yang dikeluarin tergantung KLB (koefisien lantai bangunan), dan hitung konstruksinya. Kalau dilihat saat ini, misalkan 300.000 m2 berarti investasi mencapai Rp 3-Rp 3,5 triliun,” imbuhnya. (net/jpnn)