26 C
Medan
Monday, September 30, 2024

Naga Bonar Jadi Inspirasi

Hanung Bramantyo Bakal Filmkan Keberagaman di Medan-Sumut

MEDAN-Sutradara Film Sang Pencerah dan Tanda Tanya, Hanung Bramantyo, berniat memproduksi sebuah film yang mengangkat budaya, kerukunan dan kemajemukan rakyat Sumatera Utara. Ide itu terinspirasi dari beragamnya budaya dan kerukunan dalam sebuah kemajemukan masyarakat Sumatera Utara. Apalagi Kota Medan merupakan ibu kota provinsi itu cukup dikenal dan diminati remaja nasional.

“Daerah Sumut dan Medan dikenal memiliki unsur keberagaman budaya, bahasa, etnis mau pun agama yang tertata dengan baik. Unsur itu yang sedang diangkat dalam sejumlah film yang ditanganinya seperti Sang Pencerah dan Tanda Tanya. Potensi keberagaman Sumut terefleksi dalam film itu. Sumut, khususnya Kota Medan memiliki posisi bagus di kalangan remaja,” ujarnya kepada wartawan seusai jamuan makan malam dengan Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho di rumah dinasnya di Taman Setia Budi Indah (Tasbih) Blok YY No 29 Medan, Sabtu malam (16/4).

Menurut Hanung, cukup banyak film-film nasional yang mengangkat budaya atau karakter masyarakat Sumut menarik dan diminati penggemar film nasional. Ia mencontohkan Ali Topan Anak Jalanan dan Naga Bonar yang justru dibuat versi modernnya karena sangat diminati pecinta perfilman.

Hanung Bramantyo mengaku sangat bahagia atas sambutan masyarakat Kota Medan terhadap film Tanda Tanya karena mendapatkan respon positif dengan jumlah penonton sangat banyak. Hal itu terlihat ketika melakukan nonton bareng dan promosi film di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Medan. ”Jumlah penonton film Sang Pencerah saja tidak sebanyak ini,” katanya.

Ia menyebutkan, film teranyar tersebut mengangkat tema keberagaman dan multi etnik sebagai modal dalam pembangunan bangsa.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Gubernur Sumut (Plt Gubsu) Gatot Pujo Nugroho ST menyatakan, jamuan makan malam itu merupakan lanjutan dari promosi dan nonton bareng film Tanda Tanya yang dilakukan Hanung Bramantyo yang didampingi salah satu pemainnya, Rio Dewanto, di Studio 21 Palladium Plaza, Medan.

Gatot Pujo Nugroho mengapresiasi ketertarikan Hanung Bramantyo untuk mengangkat budaya, kerukunan, dan kemajemukan Sumut itu dalam sebuah film. Gatot menjelaskan, Sumut kaya dengan budaya dan kearifan lokal yang layak difilmkan guna dijadikan masukan dan pembelajaran bagi semua pihak.

“Itu modal sosial yang sangat strategis dalam pembangunan,” kata mantan Ketua DPW PKS itu.
Karena itu, pihaknya menyambut baik ketika sutradara kenamaan tersebut menyampaikan keinginan untuk mempelajari budaya, kemajemukan dan kearifan lokal Sumut itu.

Disebabkan hal itu diperkirakan dapat membantu kemajuan Sumut, pihaknya akan berpartisipasi dan memberikan berbagai kemudahan dan fasilitas yang dimungkinkan. “Yang pasti, kami siap membantu. Itu salah satu upaya mewujudkan mimpi besar Sumut,” kata Gatot didampingi Wakil Ketua DPRD Sumut Chaidir Ritonga.

Gatot menambahkan, Kota Medan memiliki sejarah perfilman yang panjang dan pernah sangat diperhitungkan di kalangan sineas nasional. Sebagian besar praktisi perfilman di Kota Medan juga telah merindukan kembalinya kejayaan perfilman di daerah ini, khususnya untuk mengangkat berbagai potensi yang ada.

Mengenai film Tanda Tanya, Gatot menyampaikan permohonan maafnya karena belum sempat menonton karena banyaknya tugas dan aktivitas yang harus dijalankan.

Dalam jamuan itu, Gatot menerima kaos film Tanda Tanya yang dipakaikan langsung oleh Hanung Bramantyo.(ari)

Hanung Bramantyo Bakal Filmkan Keberagaman di Medan-Sumut

MEDAN-Sutradara Film Sang Pencerah dan Tanda Tanya, Hanung Bramantyo, berniat memproduksi sebuah film yang mengangkat budaya, kerukunan dan kemajemukan rakyat Sumatera Utara. Ide itu terinspirasi dari beragamnya budaya dan kerukunan dalam sebuah kemajemukan masyarakat Sumatera Utara. Apalagi Kota Medan merupakan ibu kota provinsi itu cukup dikenal dan diminati remaja nasional.

“Daerah Sumut dan Medan dikenal memiliki unsur keberagaman budaya, bahasa, etnis mau pun agama yang tertata dengan baik. Unsur itu yang sedang diangkat dalam sejumlah film yang ditanganinya seperti Sang Pencerah dan Tanda Tanya. Potensi keberagaman Sumut terefleksi dalam film itu. Sumut, khususnya Kota Medan memiliki posisi bagus di kalangan remaja,” ujarnya kepada wartawan seusai jamuan makan malam dengan Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho di rumah dinasnya di Taman Setia Budi Indah (Tasbih) Blok YY No 29 Medan, Sabtu malam (16/4).

Menurut Hanung, cukup banyak film-film nasional yang mengangkat budaya atau karakter masyarakat Sumut menarik dan diminati penggemar film nasional. Ia mencontohkan Ali Topan Anak Jalanan dan Naga Bonar yang justru dibuat versi modernnya karena sangat diminati pecinta perfilman.

Hanung Bramantyo mengaku sangat bahagia atas sambutan masyarakat Kota Medan terhadap film Tanda Tanya karena mendapatkan respon positif dengan jumlah penonton sangat banyak. Hal itu terlihat ketika melakukan nonton bareng dan promosi film di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Medan. ”Jumlah penonton film Sang Pencerah saja tidak sebanyak ini,” katanya.

Ia menyebutkan, film teranyar tersebut mengangkat tema keberagaman dan multi etnik sebagai modal dalam pembangunan bangsa.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Gubernur Sumut (Plt Gubsu) Gatot Pujo Nugroho ST menyatakan, jamuan makan malam itu merupakan lanjutan dari promosi dan nonton bareng film Tanda Tanya yang dilakukan Hanung Bramantyo yang didampingi salah satu pemainnya, Rio Dewanto, di Studio 21 Palladium Plaza, Medan.

Gatot Pujo Nugroho mengapresiasi ketertarikan Hanung Bramantyo untuk mengangkat budaya, kerukunan, dan kemajemukan Sumut itu dalam sebuah film. Gatot menjelaskan, Sumut kaya dengan budaya dan kearifan lokal yang layak difilmkan guna dijadikan masukan dan pembelajaran bagi semua pihak.

“Itu modal sosial yang sangat strategis dalam pembangunan,” kata mantan Ketua DPW PKS itu.
Karena itu, pihaknya menyambut baik ketika sutradara kenamaan tersebut menyampaikan keinginan untuk mempelajari budaya, kemajemukan dan kearifan lokal Sumut itu.

Disebabkan hal itu diperkirakan dapat membantu kemajuan Sumut, pihaknya akan berpartisipasi dan memberikan berbagai kemudahan dan fasilitas yang dimungkinkan. “Yang pasti, kami siap membantu. Itu salah satu upaya mewujudkan mimpi besar Sumut,” kata Gatot didampingi Wakil Ketua DPRD Sumut Chaidir Ritonga.

Gatot menambahkan, Kota Medan memiliki sejarah perfilman yang panjang dan pernah sangat diperhitungkan di kalangan sineas nasional. Sebagian besar praktisi perfilman di Kota Medan juga telah merindukan kembalinya kejayaan perfilman di daerah ini, khususnya untuk mengangkat berbagai potensi yang ada.

Mengenai film Tanda Tanya, Gatot menyampaikan permohonan maafnya karena belum sempat menonton karena banyaknya tugas dan aktivitas yang harus dijalankan.

Dalam jamuan itu, Gatot menerima kaos film Tanda Tanya yang dipakaikan langsung oleh Hanung Bramantyo.(ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/