26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Pelantikan Obama di Hari Istimewa

Presiden AS Disumpah saat Libur Nasional Mengenang Martin Luther King Jr

Barak Obama menjadi Presiden Amerika Serikat Pertama yang dilantik bertepatan dengan Hari Mengenang tokoh kulit hitam Martin Luther King Jr. Keduanya adalah tokoh kulit hitam Amerika yang akan dikenang sepanjang masa.

Laporan: REDHI SETIADI, Kontributor Jawa Pos (JPNN) di Washington D.C. Amerika Serikat (AS)

Senin (21/1) besok merupakan hari istimewa bagi warga Amerika Serikat (AS), terutama keturunan Afrika (African-American). Hari itu ada dua perayaan yang digelar secara nasional. Pertama, 21 Januari merupakan hari libur nasional untuk mengenang tokoh kulit hitam pejuang antidiskriminasi, Martin Luther King Jr. Tanggal tersebut merupakan hari lahir Martin Luther King Jr yang ditembak mati saat menyampaikan pidato di Memphis, Tennesse, 44 tahun silam.

SOUVENIR: Kaos bergambar Presiden Barack Obama  Ibu Negara Michelle Obama dipajang  toko souvenir  Washington, kemarin.//Jewel Samadi/AFP Photo
SOUVENIR: Kaos bergambar Presiden Barack Obama dan Ibu Negara Michelle Obama dipajang di toko souvenir di Washington, kemarin.//Jewel Samadi/AFP Photo

Kedua, Barack Hussein Obama akan diambil sumpahnya dan dilantik menjadi presiden ke-44 AS periode 2012-2016. Ini merupakan masa jabatan kedua bagi Obama setelah memenangi pemilu presiden (pilpres) 6 November 2012. Presiden dari kubu Partai Demokrat ini unggul atas Mitt Romney, capres Partai Republik, dengan perolehan suara electoral college yang cukup signifikan.

Dalam sejarah AS, Obama merupakan presiden kulit hitam pertama setelah lebih dari dua abad negeri Paman Sam berdiri. Karena itu, pelantikan tersebut dipastikan menjadi sangat istimewa. Apalagi, dua penanda sejarah kebangkitan warga keturunan Afrika itu bertemu dalam satu hari.

Dua perayaan yang bersamaan tersebut sebenarnya terjadi secara kebetulan. Sejak 1933, konstitusi AS secara jelas memerintahkan pengambilan sumpah dan pelantikan presiden terpilih pada 20 Januari. Tetapi, tahun ini tanggal yang diamanatkan tersebut jatuh pada Minggu. Dengan begitu, pelantikan harus digeser pada hari berikutnya, yakni Senin, 21 Januari 2013.

Dalam sejarah, selain Obama, ada enam presiden AS yang dilantik pada 21 Januari. Di antaranya Presiden Dwight Eisenhower dan Ronald Reagan. Berbeda dari Indonesia, pelantikan presiden AS berlangsung di tempat terbuka yang dihadiri masyarakat umum.

Pelantikan itu bertempat di halaman barat gedung Capitol (Capitol building) yang merupakan kantor Kongres AS. Pengambilan sumpah di area terbuka itu sudah menjadi tradisi dalam sistem politik AS. Padahal, Januari biasanya merupakan puncak musim dingin di negara adidaya itu. Senin besok diperkirakan suhu udara bisa minus 4 derajat Celsius.

Panggung setinggi lebih dari lima meter sudah berdiri di halaman belakang gedung Kongres. Desainnya dibuat menyatu dan serasi dengan gedung Capitol yang berkubah itu. Posisinya tepat menghadap Washington Monument yang menjulang tinggi. Di kanan-kiri panggung utama dibangun tempat duduk bertingkat-tingkat, seperti di gedung pertunjukan. Meski terlihat sederhana, panggung tersebut mulai digarap sejak 30 Oktober 2012. “Sejak pengerjaan panggung itu, halaman belakang gedung Kongres ditutup untuk umum,” kata petugas di loket visitor center.

Penjagaan di sekitar tempat pelantikan mulai terlihat sangat ketat. Halaman rumput seluas lapangan sepak bola dipasangi pagar anyaman plastik setinggi dua meter. Beberapa polisi berseragam hitam-hitam lengkap dengan senjata laras panjang mengawasi di sekitar panggung. Hanya pekerja konstruksi dan panitia acara yang diperkenankan mendekat.

Beberapa mobil polisi dan Secret Service (pasukan pengamanan presiden) terlihat di beberapa perempatan jalan sekitar gedung. Dua polisi dengan motor besar terus berpatroli. Mereka melarang penggunaan tripod untuk berfoto di sekitar gedung. Diperkirakan ratusan ribu orang akan menyaksikan pelantikan presiden yang sempat menikmati masa kecil di Indonesia itu.

Sejarah Amerika mencatat, pelantikan Obama pada 2008 lalu sebagai pelantikan presiden dengan jumlah pengunjung terbanyak. Minggu ini beberapa media sudah menampilkan susunan acara pelantikan. Beberapa di antaranya mengulas penampilan Beyonce Knowles yang akan menyanyikan lagu kebangsaan AS, The Star-Spangled Banner.

Meskipun acara pelantikan terbuka untuk umum dan gratis, tempat para pengunjung dibedakan berdasar yang bertiket dan tidak bertiket. Panitia mencetak 250 ribu tiket. Tiket tersebut didistribusikan anggota Senat dan DPR terpilih. Oleh mereka, tiket itu biasanya dibagi-bagikan kepada para pendukung dan simpatisan.

Pengunjung bertiket tentu akan mendapatkan tempat yang lebih dekat dengan panggung acara, sehingga berkesempatan langsung melihat presidennya. Untuk yang tidak bertiket, tempatnya dipisahkan agak jauh dari panggung.
Meskipun tiket tersebut gratis, beberapa hari lalu beberapa media menemukan tiket yang dijual di situs jual beli online seperti eBay dan Craigslist. Harganya fantastis. Satu tiket dijual USD 2 ribu atau sekitar Rp19,2 juta. Ada dua tiket yang saat itu ditawarkan.

Menjelang pelantikan, penjualan suvenir dan atribut Obama pun semakin marak. Beberapa toko suvenir dan stan (selling booth) di Washington D.C. sudah memajang barang-barang bergambar presiden ke-44 Amerika Serikat itu. Mulai kaus, topi, pin, mug, penutup kepala, tas, dan sebagainya. Penjualan tersebar mulai mobil-mobil kios di pinggir jalan, toko suvenir, toko swalayan, dan tempat umum seperti stasiun kereta api Union Station.
Jenis barang dan desain atribut Obama tersebut relatif sama, namun harganya bisa berbeda-beda. Di salah satu kios di Union Station, satu kaus dengan gambar Barack Obama dijual USD 7 atau sekitar Rp67 ribu. Di mobil-mobil kios pinggir jalan harga kaus sudah ditawarkan di atas USD 10 dolar atau Rp96 ribu.

Alvine, salah satu pedagang suvenir yang memarkir mobil kiosnya di sekitar kompleks museum Smithsonian, mengakui atribut-atribut Obama saat ini paling laku dijual. Kebanyakan pembelinya orang kulit hitam atau Latin. “Ini kesempatan meraup untung lebih banyak dan ikut berpesta merayakan kemenangan,” kata Alvine, warga Amerika keturunan Tiongkok tersebut.

Jika ingin membeli atribut Barack Obama dengan harga lebih murah, pilihannya ada pusat grosir di Union Market. Di pusat grosir yang kondisi bangunannya tidak terawat itu harga suvenir dan atribut Obama sangat murah, apalagi jika membeli dalam partai besar. Enam kaus, misalnya, hanya dibanderol USD 15 atau sekitar Rp144 ribu. Jika kualitasnya lebih bagus, USD 15 dapat tiga.

Joyce Chen, salah satu pemilik kios di pusat grosir itu mengaku banyak kios suvenir di Washington D.C. yang kulakan di tokonya. Joyce yang juga pendukung berat Obama itu mengaku dirinya dan suami mendesain sendiri suvenir dan atribut-atribut Obama tersebut. Dia juga menerima pesanan berbagai atribut dari simpatisan dan pendukung Obama yang akan menghadiri pelantikan. “Penjualan memang tidak seramai saat pelantikan Obama 2008. Tetapi, keuntungan bisa tiga kali lipat daripada dari hari biasa,” kata Joyce.

Di toko yang mirip gudang itu pada Jumat siang (18/1) memang ramai pembeli. Mereka membeli suvenir dalam jumlah besar untuk dijual kembali. Kebanyakan pembelinya orang-orang Latin dan Asia. Bahkan, di toko yang buka pukul 10.00 hingga 17.00 itu, dua pramuniaganya adalah laki-laki Latin. Mereka sedang bercakap-cakap menggunakan bahasa Spanyol dengan beberapa pembeli.

Secara demografi, komposisi penduduk Amerika Serikat memang sedang berubah. Penduduk keturunan Hispanik atau Latin tumbuh paling pesat, disusul warga keturunan Asia. Data kependudukan 2011 secara kasar menunjukkan, komposisi penduduk AS adalah 63 persen kulit putih, 17 persen Hispanik/Latin, 12 persen kulit hitam, dan 5 persen Asia. Pada pilpres November lalu, dukungan orang-orang Hispanik menjadi faktor penentu kemenangan Obama. (*/c2/oki/jpnn)

Presiden AS Disumpah saat Libur Nasional Mengenang Martin Luther King Jr

Barak Obama menjadi Presiden Amerika Serikat Pertama yang dilantik bertepatan dengan Hari Mengenang tokoh kulit hitam Martin Luther King Jr. Keduanya adalah tokoh kulit hitam Amerika yang akan dikenang sepanjang masa.

Laporan: REDHI SETIADI, Kontributor Jawa Pos (JPNN) di Washington D.C. Amerika Serikat (AS)

Senin (21/1) besok merupakan hari istimewa bagi warga Amerika Serikat (AS), terutama keturunan Afrika (African-American). Hari itu ada dua perayaan yang digelar secara nasional. Pertama, 21 Januari merupakan hari libur nasional untuk mengenang tokoh kulit hitam pejuang antidiskriminasi, Martin Luther King Jr. Tanggal tersebut merupakan hari lahir Martin Luther King Jr yang ditembak mati saat menyampaikan pidato di Memphis, Tennesse, 44 tahun silam.

SOUVENIR: Kaos bergambar Presiden Barack Obama  Ibu Negara Michelle Obama dipajang  toko souvenir  Washington, kemarin.//Jewel Samadi/AFP Photo
SOUVENIR: Kaos bergambar Presiden Barack Obama dan Ibu Negara Michelle Obama dipajang di toko souvenir di Washington, kemarin.//Jewel Samadi/AFP Photo

Kedua, Barack Hussein Obama akan diambil sumpahnya dan dilantik menjadi presiden ke-44 AS periode 2012-2016. Ini merupakan masa jabatan kedua bagi Obama setelah memenangi pemilu presiden (pilpres) 6 November 2012. Presiden dari kubu Partai Demokrat ini unggul atas Mitt Romney, capres Partai Republik, dengan perolehan suara electoral college yang cukup signifikan.

Dalam sejarah AS, Obama merupakan presiden kulit hitam pertama setelah lebih dari dua abad negeri Paman Sam berdiri. Karena itu, pelantikan tersebut dipastikan menjadi sangat istimewa. Apalagi, dua penanda sejarah kebangkitan warga keturunan Afrika itu bertemu dalam satu hari.

Dua perayaan yang bersamaan tersebut sebenarnya terjadi secara kebetulan. Sejak 1933, konstitusi AS secara jelas memerintahkan pengambilan sumpah dan pelantikan presiden terpilih pada 20 Januari. Tetapi, tahun ini tanggal yang diamanatkan tersebut jatuh pada Minggu. Dengan begitu, pelantikan harus digeser pada hari berikutnya, yakni Senin, 21 Januari 2013.

Dalam sejarah, selain Obama, ada enam presiden AS yang dilantik pada 21 Januari. Di antaranya Presiden Dwight Eisenhower dan Ronald Reagan. Berbeda dari Indonesia, pelantikan presiden AS berlangsung di tempat terbuka yang dihadiri masyarakat umum.

Pelantikan itu bertempat di halaman barat gedung Capitol (Capitol building) yang merupakan kantor Kongres AS. Pengambilan sumpah di area terbuka itu sudah menjadi tradisi dalam sistem politik AS. Padahal, Januari biasanya merupakan puncak musim dingin di negara adidaya itu. Senin besok diperkirakan suhu udara bisa minus 4 derajat Celsius.

Panggung setinggi lebih dari lima meter sudah berdiri di halaman belakang gedung Kongres. Desainnya dibuat menyatu dan serasi dengan gedung Capitol yang berkubah itu. Posisinya tepat menghadap Washington Monument yang menjulang tinggi. Di kanan-kiri panggung utama dibangun tempat duduk bertingkat-tingkat, seperti di gedung pertunjukan. Meski terlihat sederhana, panggung tersebut mulai digarap sejak 30 Oktober 2012. “Sejak pengerjaan panggung itu, halaman belakang gedung Kongres ditutup untuk umum,” kata petugas di loket visitor center.

Penjagaan di sekitar tempat pelantikan mulai terlihat sangat ketat. Halaman rumput seluas lapangan sepak bola dipasangi pagar anyaman plastik setinggi dua meter. Beberapa polisi berseragam hitam-hitam lengkap dengan senjata laras panjang mengawasi di sekitar panggung. Hanya pekerja konstruksi dan panitia acara yang diperkenankan mendekat.

Beberapa mobil polisi dan Secret Service (pasukan pengamanan presiden) terlihat di beberapa perempatan jalan sekitar gedung. Dua polisi dengan motor besar terus berpatroli. Mereka melarang penggunaan tripod untuk berfoto di sekitar gedung. Diperkirakan ratusan ribu orang akan menyaksikan pelantikan presiden yang sempat menikmati masa kecil di Indonesia itu.

Sejarah Amerika mencatat, pelantikan Obama pada 2008 lalu sebagai pelantikan presiden dengan jumlah pengunjung terbanyak. Minggu ini beberapa media sudah menampilkan susunan acara pelantikan. Beberapa di antaranya mengulas penampilan Beyonce Knowles yang akan menyanyikan lagu kebangsaan AS, The Star-Spangled Banner.

Meskipun acara pelantikan terbuka untuk umum dan gratis, tempat para pengunjung dibedakan berdasar yang bertiket dan tidak bertiket. Panitia mencetak 250 ribu tiket. Tiket tersebut didistribusikan anggota Senat dan DPR terpilih. Oleh mereka, tiket itu biasanya dibagi-bagikan kepada para pendukung dan simpatisan.

Pengunjung bertiket tentu akan mendapatkan tempat yang lebih dekat dengan panggung acara, sehingga berkesempatan langsung melihat presidennya. Untuk yang tidak bertiket, tempatnya dipisahkan agak jauh dari panggung.
Meskipun tiket tersebut gratis, beberapa hari lalu beberapa media menemukan tiket yang dijual di situs jual beli online seperti eBay dan Craigslist. Harganya fantastis. Satu tiket dijual USD 2 ribu atau sekitar Rp19,2 juta. Ada dua tiket yang saat itu ditawarkan.

Menjelang pelantikan, penjualan suvenir dan atribut Obama pun semakin marak. Beberapa toko suvenir dan stan (selling booth) di Washington D.C. sudah memajang barang-barang bergambar presiden ke-44 Amerika Serikat itu. Mulai kaus, topi, pin, mug, penutup kepala, tas, dan sebagainya. Penjualan tersebar mulai mobil-mobil kios di pinggir jalan, toko suvenir, toko swalayan, dan tempat umum seperti stasiun kereta api Union Station.
Jenis barang dan desain atribut Obama tersebut relatif sama, namun harganya bisa berbeda-beda. Di salah satu kios di Union Station, satu kaus dengan gambar Barack Obama dijual USD 7 atau sekitar Rp67 ribu. Di mobil-mobil kios pinggir jalan harga kaus sudah ditawarkan di atas USD 10 dolar atau Rp96 ribu.

Alvine, salah satu pedagang suvenir yang memarkir mobil kiosnya di sekitar kompleks museum Smithsonian, mengakui atribut-atribut Obama saat ini paling laku dijual. Kebanyakan pembelinya orang kulit hitam atau Latin. “Ini kesempatan meraup untung lebih banyak dan ikut berpesta merayakan kemenangan,” kata Alvine, warga Amerika keturunan Tiongkok tersebut.

Jika ingin membeli atribut Barack Obama dengan harga lebih murah, pilihannya ada pusat grosir di Union Market. Di pusat grosir yang kondisi bangunannya tidak terawat itu harga suvenir dan atribut Obama sangat murah, apalagi jika membeli dalam partai besar. Enam kaus, misalnya, hanya dibanderol USD 15 atau sekitar Rp144 ribu. Jika kualitasnya lebih bagus, USD 15 dapat tiga.

Joyce Chen, salah satu pemilik kios di pusat grosir itu mengaku banyak kios suvenir di Washington D.C. yang kulakan di tokonya. Joyce yang juga pendukung berat Obama itu mengaku dirinya dan suami mendesain sendiri suvenir dan atribut-atribut Obama tersebut. Dia juga menerima pesanan berbagai atribut dari simpatisan dan pendukung Obama yang akan menghadiri pelantikan. “Penjualan memang tidak seramai saat pelantikan Obama 2008. Tetapi, keuntungan bisa tiga kali lipat daripada dari hari biasa,” kata Joyce.

Di toko yang mirip gudang itu pada Jumat siang (18/1) memang ramai pembeli. Mereka membeli suvenir dalam jumlah besar untuk dijual kembali. Kebanyakan pembelinya orang-orang Latin dan Asia. Bahkan, di toko yang buka pukul 10.00 hingga 17.00 itu, dua pramuniaganya adalah laki-laki Latin. Mereka sedang bercakap-cakap menggunakan bahasa Spanyol dengan beberapa pembeli.

Secara demografi, komposisi penduduk Amerika Serikat memang sedang berubah. Penduduk keturunan Hispanik atau Latin tumbuh paling pesat, disusul warga keturunan Asia. Data kependudukan 2011 secara kasar menunjukkan, komposisi penduduk AS adalah 63 persen kulit putih, 17 persen Hispanik/Latin, 12 persen kulit hitam, dan 5 persen Asia. Pada pilpres November lalu, dukungan orang-orang Hispanik menjadi faktor penentu kemenangan Obama. (*/c2/oki/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/