26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Parkir dan PKL Bikin Macet Kota Tebingtinggi

TEBINGTINGGI- Penataan parkir di beberapa ruas jalan inti Kota Tebingtinggi masih semrawutan. Seperti Jalan Iskandar Muda, Jalan Patimura, Jalan Sudirman dan Jalan Ahmad Yani. Sejumlah kendaraan yang parkir di empat jalan tersebut kelihatan tidak tertata. Dampaknya, ruang jalan semakin sempit sehingga menimbulkan kemacetan.

PARKIR SEMRAWUT: Kondisi parkir  Jalan Iskandar Muda Kota Tebingtinggi  semrawut, Jumat (25/1).//sopian/sumut pos
PARKIR SEMRAWUT: Kondisi parkir di Jalan Iskandar Muda Kota Tebingtinggi yang semrawut, Jumat (25/1).//sopian/sumut pos

“Hampir setiap hari kondisi di Jalan Iskandar Muda Kota Tebingtinggi macet, bagaimana tidak, wong kendaraan parkir sembarang tempat,” keluh Rusli (45) sopir pribadi kepada Sumut Pos, Jumat (25/1).

Kondisi itu kata Rusli, diperparah dengan sejumlah penarik becak bermotor (betor) yang juga parkir sembarang tempat, tanpa memperdulikan rambu-rambu dan marka jalan. Kemacetan yang ditimbulkannya itu, menurut Rusdi lagi diperparah dengan tidak adanya satu pun petugas baik Dinas Perhubungan (Dishub) dan kepolisian di sekitar lokasi itu.

Malah juru parkir (jukir) yang mengatur kendaraan di sekitar Jalan Iskandar Muda terkesan membiarkan pemilik mobil memarkirkan kendaraannya di badan jalan tanpa memperdulikan arus lalulintas yang datang dari dua arah.

“Untuk mengatasi hal tersebut, masyarakat mengharapkan kerjasama yang baik antara Pemko Tebingtinggi  dengan kepolisian, hendaknya petugas parkir mendapatkan pelatihan sebelum menjadi juru parkir (jukir),” tukasnya.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) melalui Kepala Perpakiran Kota Tebingtinggi Risman mengatakan pihaknya selalu tetap melakukan pengawasan di lapangan dalam mengatur arus lalulintas. Menurutnya, penyebab kemacetan di Jalan Iskandar Muda Kota Tebingtinggi itu karena badan jalan yang sempit ditambah banyaknya sopir angkot membandel sengaja memakirkan angkotnya ditengah jalan.

“Kami selalu melakukan pengawasan, memang sopir angkot susah untuk ditertibkan sehingga juga menyebabkan dampak parkir tidak tertata rapi, begitu juga dengan perbetor,” ungkap Risman.

Masih di tempat yang sama tepatnya di Jalan Iskandar Muda Kota Tebingtinggi tepatnya dekat Pasar Gambir, amatan Sumut Pos di lokasi melihat para pedagang kaki lima (PKL) sengaja menggelar dagangan di tengah badan jalan. Lebar jalan yang sebelumnya mencapai enam meter hanya tersisa berkisar dua meter sehingga susah dilewati.

Bukan itu saja, karena membandelnya para pedagang, tak pelak jalan tersebut setiap hari juga mengalami kemacetan karena payung para pedagang menembus dua sisi jalan. Selain jalan Iskandar Muda, terparah Jalan Pemuda Pejuang yang membentang Pasar Gambir total tidak bisa dilewati hanya untuk pejalan kaki saja.

Sulaiman (53) pedagang bumbu mengatakan sebenarnya karena tidak ada kekompakan di antara pedagang sehingga pedagang tidak mau menggelar dagangannya di dalam pasar yang telah dibangun Pemko Tebingtinggi dengan bagunan megah tiga lantai. “Sayang bagunan pasar yang sudah menghabiskan uang miliran rupiah tidak ditempati pedagang,”ujarnya.

Masih menurut Sulaiman, memang Pasar Gambir di Tebingtinggi paling jorok dan semrawut, semua pedagang mulai dari pedagang sayur dan ikan mengelar dagangannya dibadan jalan.

“Kalau pedagang kompak dan mau ditempatkan kedalam bangunan los, kemungkinan Pasar Gambir bisa tertata dengan baik. Kalau sekarang ini memang cukup semrawutlah. Kebijakan Pemko Tebingtinggi untuk mengatur pedagang sangat diharapkan,”bilangnya.(mag-3)

TEBINGTINGGI- Penataan parkir di beberapa ruas jalan inti Kota Tebingtinggi masih semrawutan. Seperti Jalan Iskandar Muda, Jalan Patimura, Jalan Sudirman dan Jalan Ahmad Yani. Sejumlah kendaraan yang parkir di empat jalan tersebut kelihatan tidak tertata. Dampaknya, ruang jalan semakin sempit sehingga menimbulkan kemacetan.

PARKIR SEMRAWUT: Kondisi parkir  Jalan Iskandar Muda Kota Tebingtinggi  semrawut, Jumat (25/1).//sopian/sumut pos
PARKIR SEMRAWUT: Kondisi parkir di Jalan Iskandar Muda Kota Tebingtinggi yang semrawut, Jumat (25/1).//sopian/sumut pos

“Hampir setiap hari kondisi di Jalan Iskandar Muda Kota Tebingtinggi macet, bagaimana tidak, wong kendaraan parkir sembarang tempat,” keluh Rusli (45) sopir pribadi kepada Sumut Pos, Jumat (25/1).

Kondisi itu kata Rusli, diperparah dengan sejumlah penarik becak bermotor (betor) yang juga parkir sembarang tempat, tanpa memperdulikan rambu-rambu dan marka jalan. Kemacetan yang ditimbulkannya itu, menurut Rusdi lagi diperparah dengan tidak adanya satu pun petugas baik Dinas Perhubungan (Dishub) dan kepolisian di sekitar lokasi itu.

Malah juru parkir (jukir) yang mengatur kendaraan di sekitar Jalan Iskandar Muda terkesan membiarkan pemilik mobil memarkirkan kendaraannya di badan jalan tanpa memperdulikan arus lalulintas yang datang dari dua arah.

“Untuk mengatasi hal tersebut, masyarakat mengharapkan kerjasama yang baik antara Pemko Tebingtinggi  dengan kepolisian, hendaknya petugas parkir mendapatkan pelatihan sebelum menjadi juru parkir (jukir),” tukasnya.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) melalui Kepala Perpakiran Kota Tebingtinggi Risman mengatakan pihaknya selalu tetap melakukan pengawasan di lapangan dalam mengatur arus lalulintas. Menurutnya, penyebab kemacetan di Jalan Iskandar Muda Kota Tebingtinggi itu karena badan jalan yang sempit ditambah banyaknya sopir angkot membandel sengaja memakirkan angkotnya ditengah jalan.

“Kami selalu melakukan pengawasan, memang sopir angkot susah untuk ditertibkan sehingga juga menyebabkan dampak parkir tidak tertata rapi, begitu juga dengan perbetor,” ungkap Risman.

Masih di tempat yang sama tepatnya di Jalan Iskandar Muda Kota Tebingtinggi tepatnya dekat Pasar Gambir, amatan Sumut Pos di lokasi melihat para pedagang kaki lima (PKL) sengaja menggelar dagangan di tengah badan jalan. Lebar jalan yang sebelumnya mencapai enam meter hanya tersisa berkisar dua meter sehingga susah dilewati.

Bukan itu saja, karena membandelnya para pedagang, tak pelak jalan tersebut setiap hari juga mengalami kemacetan karena payung para pedagang menembus dua sisi jalan. Selain jalan Iskandar Muda, terparah Jalan Pemuda Pejuang yang membentang Pasar Gambir total tidak bisa dilewati hanya untuk pejalan kaki saja.

Sulaiman (53) pedagang bumbu mengatakan sebenarnya karena tidak ada kekompakan di antara pedagang sehingga pedagang tidak mau menggelar dagangannya di dalam pasar yang telah dibangun Pemko Tebingtinggi dengan bagunan megah tiga lantai. “Sayang bagunan pasar yang sudah menghabiskan uang miliran rupiah tidak ditempati pedagang,”ujarnya.

Masih menurut Sulaiman, memang Pasar Gambir di Tebingtinggi paling jorok dan semrawut, semua pedagang mulai dari pedagang sayur dan ikan mengelar dagangannya dibadan jalan.

“Kalau pedagang kompak dan mau ditempatkan kedalam bangunan los, kemungkinan Pasar Gambir bisa tertata dengan baik. Kalau sekarang ini memang cukup semrawutlah. Kebijakan Pemko Tebingtinggi untuk mengatur pedagang sangat diharapkan,”bilangnya.(mag-3)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/