29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Rob Kembali Masuki Belawan

Tidak hanya Air Tawar, Medan juga Diserang Air Asin

Medan sebagai kota terbesar nomor tiga di Indonesia tampaknya terus mengekor kota terbesar nomor satu, Jakarta. Bagaimana tidak, setelah langganan banjir ketika hujan tiba seperti Jakarta, Medan juga mengalami banjir saat laut pasang atawa rob. Bukankah benar-benar mirip Jakarta?

Begitulah, masalah rob ini sejatinya bukan barang baru bagi penduduk di sebagian besar Kecamatan Medan Belawan. Setidaknya ada beberapa kelurahan di Belawan yang sering menjadi “langganan” banjir rob antara lain Kelurahan Belawan Bahari, Belawan Bahagia, Bagan Deli, Sicanang dan Belawan I. Yang terbaru adalah Kamis (21/4) kemarin. Ya, saat pasang perdani hadir, rumah-rumah terendam oleh air pasang tersebut, bahkan di kawasan Pajak Baru Belawan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.

Menurut pantauan wartawan Koran ini di lapangan banjir pasang air laut tersebut sudah menerobos masuk hingga ke jalan, bahkan masuk kedalam rumah warga sekitar. Selain itu, tidak pemukiman warga saja yang terkena, perumahan Komplek TNI AL juga turut terendam. Begitu juga sejumlah kantor instansi. Yang terparah mengalami air pasang adalah di kawasan Pajak Baru Belawan dan Jalan Serma Hanafiah Belawan. Sejauh ini belum ada warga yang mengungsi. Warga sekitar yang mau keluar rumah harus membuka sepatu ataupun mengendarai becak agar terhindar dari air pasang.

Sementara itu, bagi anak-anak di daerah tersebut, banjir pasang perdani tersebut dimanfaatkan mereka sebagai lahan bermainan. Mereka tampak senang tanpa mempedulikan akibat bermain di banjir air pasang itu.
Salah seorang warga, Darwin (30) mengatakan bahwa banjir pasang kali ini tergolong besar, di kawasan Pajak Baru Belawan ketinggian air mencapai selutut orang dewasa sehingga sangat sulit untuk dilalui kenderaan bermotor. “Sehabis pasang biasanya rendaman air asin meninggalkan sejumlah sampah yang bisa menganggu kesehatan warga di sini,” ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa pasang perdani tersebut dalam sehari terjadi dua kali. Pertama pada siang hari sekitar pukul 13.00 WIB dan yang kedua terjadi pada tengah malam. “Air laut mulai memasuki pemukiman kami menjelang siang dan setiap harinya berbeda jamnya di mana jaraknya sekitar setengah jam,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa dalam sebulan terakhir ini gelombang air pasang telah terjadi dua kali. Bahkan hampir setiap pekan pemukiman mereka terendam. Padahal sebelumnya pasang perdani hanya dirasakan warga dalam setahun dua kali yakni antara bulan Juni dan Oktober. “Sudah empat hari belakangan ini ratusan rumah warga di Kelurahan Belawan Bahari terendam air pasang perdani,” tambahnya.

Dirinya berharap pada Pemko Medan agar proyek pembangunan DAM dapat ditinggikan secara maksimal pengerjaannya guna mengantisipasi tingginya banjir pasang di Belawan. “Kami minta kepada Pemko Medan agar mencari solusi dari permasalahan tersebut, ditambah lagi drainase kurang baik yang menjadi permasalahannya,”tegasnya.

Hal yang sama dikatakan Khairuman Nasution, warga Lingkungan 16 Kelurahan Belawan Bahagia. Menurutnya, enam tahun belakangan ini air pasang yang melanda wilayahnya semakin mengganggu kenyamanan warga. Jika tidak segera dicari solusi maka beberapa tahun ke dapan air pasang akan menggenangi seluruh Kecamatan Medan Belawan.
Musim pasang perdani biasanya berlangsung tiga atau empat hari. Untuk mengantisipasi masuknya sampah dan kotoran ke dalam rumah, warga membuat benteng kecil di depan pintu masing-masing. Selain itu, menghindari rusaknya harta benda, warga menaikkan seluruh barangnya ke tempat yang lebih tinggi atau memasangkan pengganjal. “TV, kulkas, lemari letaknya sudah kami tinggikan. Walaupun begitu sepeda motor tetap terendam,” ujarnya.

Banjir pasang (rob) ini terjadi karena pasang air laut yang relatif lebih tinggi daripada ketinggian permukaan tanah di suatu kawasan. Biasanya terjadi pada kawasan di sekitar pantai. Penurunan tanah disebabkan empat hal, yaitu eksploitasi air tanah berlebihan, proses pemampatan lapisan sedimen (yang terdiri dari batuan muda) ditambah pembebanan tinggi oleh bangunan di atasnya serta pengaruh gaya tektonik. Dampak penurunan tanah dapat dilihat adanya luasan genangan rob yang semakin besar. (mag-11)

Tidak hanya Air Tawar, Medan juga Diserang Air Asin

Medan sebagai kota terbesar nomor tiga di Indonesia tampaknya terus mengekor kota terbesar nomor satu, Jakarta. Bagaimana tidak, setelah langganan banjir ketika hujan tiba seperti Jakarta, Medan juga mengalami banjir saat laut pasang atawa rob. Bukankah benar-benar mirip Jakarta?

Begitulah, masalah rob ini sejatinya bukan barang baru bagi penduduk di sebagian besar Kecamatan Medan Belawan. Setidaknya ada beberapa kelurahan di Belawan yang sering menjadi “langganan” banjir rob antara lain Kelurahan Belawan Bahari, Belawan Bahagia, Bagan Deli, Sicanang dan Belawan I. Yang terbaru adalah Kamis (21/4) kemarin. Ya, saat pasang perdani hadir, rumah-rumah terendam oleh air pasang tersebut, bahkan di kawasan Pajak Baru Belawan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.

Menurut pantauan wartawan Koran ini di lapangan banjir pasang air laut tersebut sudah menerobos masuk hingga ke jalan, bahkan masuk kedalam rumah warga sekitar. Selain itu, tidak pemukiman warga saja yang terkena, perumahan Komplek TNI AL juga turut terendam. Begitu juga sejumlah kantor instansi. Yang terparah mengalami air pasang adalah di kawasan Pajak Baru Belawan dan Jalan Serma Hanafiah Belawan. Sejauh ini belum ada warga yang mengungsi. Warga sekitar yang mau keluar rumah harus membuka sepatu ataupun mengendarai becak agar terhindar dari air pasang.

Sementara itu, bagi anak-anak di daerah tersebut, banjir pasang perdani tersebut dimanfaatkan mereka sebagai lahan bermainan. Mereka tampak senang tanpa mempedulikan akibat bermain di banjir air pasang itu.
Salah seorang warga, Darwin (30) mengatakan bahwa banjir pasang kali ini tergolong besar, di kawasan Pajak Baru Belawan ketinggian air mencapai selutut orang dewasa sehingga sangat sulit untuk dilalui kenderaan bermotor. “Sehabis pasang biasanya rendaman air asin meninggalkan sejumlah sampah yang bisa menganggu kesehatan warga di sini,” ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa pasang perdani tersebut dalam sehari terjadi dua kali. Pertama pada siang hari sekitar pukul 13.00 WIB dan yang kedua terjadi pada tengah malam. “Air laut mulai memasuki pemukiman kami menjelang siang dan setiap harinya berbeda jamnya di mana jaraknya sekitar setengah jam,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa dalam sebulan terakhir ini gelombang air pasang telah terjadi dua kali. Bahkan hampir setiap pekan pemukiman mereka terendam. Padahal sebelumnya pasang perdani hanya dirasakan warga dalam setahun dua kali yakni antara bulan Juni dan Oktober. “Sudah empat hari belakangan ini ratusan rumah warga di Kelurahan Belawan Bahari terendam air pasang perdani,” tambahnya.

Dirinya berharap pada Pemko Medan agar proyek pembangunan DAM dapat ditinggikan secara maksimal pengerjaannya guna mengantisipasi tingginya banjir pasang di Belawan. “Kami minta kepada Pemko Medan agar mencari solusi dari permasalahan tersebut, ditambah lagi drainase kurang baik yang menjadi permasalahannya,”tegasnya.

Hal yang sama dikatakan Khairuman Nasution, warga Lingkungan 16 Kelurahan Belawan Bahagia. Menurutnya, enam tahun belakangan ini air pasang yang melanda wilayahnya semakin mengganggu kenyamanan warga. Jika tidak segera dicari solusi maka beberapa tahun ke dapan air pasang akan menggenangi seluruh Kecamatan Medan Belawan.
Musim pasang perdani biasanya berlangsung tiga atau empat hari. Untuk mengantisipasi masuknya sampah dan kotoran ke dalam rumah, warga membuat benteng kecil di depan pintu masing-masing. Selain itu, menghindari rusaknya harta benda, warga menaikkan seluruh barangnya ke tempat yang lebih tinggi atau memasangkan pengganjal. “TV, kulkas, lemari letaknya sudah kami tinggikan. Walaupun begitu sepeda motor tetap terendam,” ujarnya.

Banjir pasang (rob) ini terjadi karena pasang air laut yang relatif lebih tinggi daripada ketinggian permukaan tanah di suatu kawasan. Biasanya terjadi pada kawasan di sekitar pantai. Penurunan tanah disebabkan empat hal, yaitu eksploitasi air tanah berlebihan, proses pemampatan lapisan sedimen (yang terdiri dari batuan muda) ditambah pembebanan tinggi oleh bangunan di atasnya serta pengaruh gaya tektonik. Dampak penurunan tanah dapat dilihat adanya luasan genangan rob yang semakin besar. (mag-11)

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/