29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Apakah Pihak PSDKP Melakukan Permainan?

Tak Kompak Soal Ikan Tangkapan dari Tiga Kapal Malaysia

Ceritanya, ketiga kapal tersebut ditangkap oleh Pengawas HIU 003 dan juga HIU 009 milik Direktorat Jendral Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Kementrian Perikanan dan Kelautan (PSDKP) Stasiun SDKP Belawan. Nah, kini muncul dugaan oknum PSDKP melakukan kecurangan dengan melakukan permainan penjualan ikan hasil tangkapan dari kapal tersebut.

Kisah ini bermula ketika Penyidik PSDKP Belawan, Suhartono, mengatakan kepada publik kalau tak ada ikan dalam tiga kapal tersebut. “Ketiga kapal tersebut tidak ada ikan hasil tangkapannya karena pada saat petugas menangkap ketiga kapal tersebut mereka sedang menebarkan jaring,” ujarnya.

Pernyataan ini bertolak belakang dengan apa yang diungkapkan oleh Mukhtar Api. Kepala PSDKP Stasiun SDKP Belawan ini malah mengatakan kalau tidak benar jika tidak ada ikan hasil tangkapan dari ketiga kapal Malaysia tersebut.

Dia mengatakan bahwa ikan-ikan itu sudah dilelang di dua gudang berbeda tempat disandarkan ketiga kapal tersebut. Satu kapal hasil tangkapan ikan dilakukan pelelangan di gudang KUD, sedangkan yang dua kapal lainnya dilakukan pelelangan di Gudang Atlantik.

“Kami sudah lakukan pelelangan ikan dari hasil tangkapan ketiga kapal tersebut. Hal itu dilakukan karena barang bukti merupakan barang yang cepat busuk jadi harus cepat dilelang,” ujarnya, Selasa (26/4).

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa ikan-ikan tersebut dilelang oleh para pedagang dan nelayan yang berada di Gabion Belawan. Namun, saat ditanya berapa barang bukti ikan yang dilelang, Mukhtar tidak bisa menjawab. “Laporan resminya belum saya terima,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Medan, Zulfahri Siagian mengatakan bahwa pihak PSDKP harus transparan dalam melakukan pelelangan. Pasalnya, menurut informasi yang dia terima sudah ada dilakukan penjualan ikan pada saat kapal tersebut baru bersandar. “Saya tanya dengan nahkoda kapal, katanya ada mereka membawa hasil tangkapan ikan,”ujarnya.

Dia menjelaskan, apabila ketiga kapal ikan berbendera Malaysia tersebut tidak ada hasil tangkapan ikannya, itu tidak mungkin. “Mustahillah, mana mungkin ketiga kapal tersebut tidak ada menangkap ikan. Ada apa ini sebenarnya? Apakah pihak PSDKP melakukan permainan?” ungkapnya.

Zulfahri meminta kepada aparat hukum untuk melakukan penyelidikan atas penangkapan tiga kapal tersebut. Dia menduga ada oknum penyidik PSDKP yang melakukan manifulasi dalam proses lelang. “Kita akan laporkan kepada pihak kepolisian,” tegasnya.

Terkait dengan itu, kemarin Konsulat Jenderal Malaysia yang berada di Medan berkunjung ke PSDKP Stasiun SDKP Belawan. Kedatangan Konjen Malaysia itu untuk melakukan peninjauan kepada sejumlah kapal ikan berbendera Malaysia yang melakukan illegal fishing. Selain itu, untuk melihat Anak Buah Kapal (ABK) serta menanyakan identitas mereka. “Mereka hanya melihat dan menanyakan identitas ABK saja, tidak untuk memprotes penangkapan tersebut,” tegas Mukhtar Api. Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan atas ketiga kapal ikan Malaysia tersebut. “Kami terus melakukan proses  penyidikan,” tambahnya. (mag-11)

Tak Kompak Soal Ikan Tangkapan dari Tiga Kapal Malaysia

Ceritanya, ketiga kapal tersebut ditangkap oleh Pengawas HIU 003 dan juga HIU 009 milik Direktorat Jendral Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Kementrian Perikanan dan Kelautan (PSDKP) Stasiun SDKP Belawan. Nah, kini muncul dugaan oknum PSDKP melakukan kecurangan dengan melakukan permainan penjualan ikan hasil tangkapan dari kapal tersebut.

Kisah ini bermula ketika Penyidik PSDKP Belawan, Suhartono, mengatakan kepada publik kalau tak ada ikan dalam tiga kapal tersebut. “Ketiga kapal tersebut tidak ada ikan hasil tangkapannya karena pada saat petugas menangkap ketiga kapal tersebut mereka sedang menebarkan jaring,” ujarnya.

Pernyataan ini bertolak belakang dengan apa yang diungkapkan oleh Mukhtar Api. Kepala PSDKP Stasiun SDKP Belawan ini malah mengatakan kalau tidak benar jika tidak ada ikan hasil tangkapan dari ketiga kapal Malaysia tersebut.

Dia mengatakan bahwa ikan-ikan itu sudah dilelang di dua gudang berbeda tempat disandarkan ketiga kapal tersebut. Satu kapal hasil tangkapan ikan dilakukan pelelangan di gudang KUD, sedangkan yang dua kapal lainnya dilakukan pelelangan di Gudang Atlantik.

“Kami sudah lakukan pelelangan ikan dari hasil tangkapan ketiga kapal tersebut. Hal itu dilakukan karena barang bukti merupakan barang yang cepat busuk jadi harus cepat dilelang,” ujarnya, Selasa (26/4).

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa ikan-ikan tersebut dilelang oleh para pedagang dan nelayan yang berada di Gabion Belawan. Namun, saat ditanya berapa barang bukti ikan yang dilelang, Mukhtar tidak bisa menjawab. “Laporan resminya belum saya terima,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Medan, Zulfahri Siagian mengatakan bahwa pihak PSDKP harus transparan dalam melakukan pelelangan. Pasalnya, menurut informasi yang dia terima sudah ada dilakukan penjualan ikan pada saat kapal tersebut baru bersandar. “Saya tanya dengan nahkoda kapal, katanya ada mereka membawa hasil tangkapan ikan,”ujarnya.

Dia menjelaskan, apabila ketiga kapal ikan berbendera Malaysia tersebut tidak ada hasil tangkapan ikannya, itu tidak mungkin. “Mustahillah, mana mungkin ketiga kapal tersebut tidak ada menangkap ikan. Ada apa ini sebenarnya? Apakah pihak PSDKP melakukan permainan?” ungkapnya.

Zulfahri meminta kepada aparat hukum untuk melakukan penyelidikan atas penangkapan tiga kapal tersebut. Dia menduga ada oknum penyidik PSDKP yang melakukan manifulasi dalam proses lelang. “Kita akan laporkan kepada pihak kepolisian,” tegasnya.

Terkait dengan itu, kemarin Konsulat Jenderal Malaysia yang berada di Medan berkunjung ke PSDKP Stasiun SDKP Belawan. Kedatangan Konjen Malaysia itu untuk melakukan peninjauan kepada sejumlah kapal ikan berbendera Malaysia yang melakukan illegal fishing. Selain itu, untuk melihat Anak Buah Kapal (ABK) serta menanyakan identitas mereka. “Mereka hanya melihat dan menanyakan identitas ABK saja, tidak untuk memprotes penangkapan tersebut,” tegas Mukhtar Api. Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan atas ketiga kapal ikan Malaysia tersebut. “Kami terus melakukan proses  penyidikan,” tambahnya. (mag-11)

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/