Thailand-Kamboja Berdamai
PHNOM PENH- Perselisihan dua negara bertetangga, Kamboja dan Thailand belum memasuki masa surut. Masa depan perselisihan ini akan ditentukan dari pertemuan kedua Menteri Pertahanan tersebut di Phnom Penh. Demikian sumber AFP, Selasa (26/4) melaporkan.
Kementerian Pertahanan Kamboja dalam sebuah pernyataan menyampaikan, menteri Pertahanan Kamboja, Tea Banh, telah setuju untuk bertemu dengan mitranya dari Thailand di Phnom Penh, untuk membahas gencatan senjata antara kedua negara.
Persetujuan itu pun disambut setuju oleh Menteri Pertahanan Thailand, Jenderal Prawit Wongsuwon.
“Kami akan memiliki kesempatan untuk berbicara dan tidak akan ada masalah. Saya pikir situasinya akan mereda dalam beberapa hari,” tegasnya kepada para wartawan di Thailand dalam kunjungan ke daerah perbatasan.
Munculnya sikap keduanya ingin bertemu, Indonesia selaku Ketua ASEAN menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas berlanjutnya permusuhan antara Thailand dan Kamboja pada wilayah perbatasan kedua negara.
Penghentian saling serang antara kedua negara yang terjadi akhir-akhir ini harus terus diupayakan untuk mencegah jatuhnya korban jiwa lebih jauh lagi, kerusakan material, dan penderitaan pengungsi warga sipil.
Sebagai ketua ASEAN, Kementerian Luar Negeri Indonesia, mengingatkan pihak Kamboja dan Thailand agar menyelesaikan permasalahan melalui upaya diplomasi.
Lebih lanjut, Kementrian Luar Negeri juga mengumumkan bahwa perselisihan antara kedua negara ini juga akan dibahas dalam Konfrensi Tingkat Tinggi ASEAN di Indonesia dalam waktu dekat.
Sementara itu, posisi Indonesia untuk mendamaikan Thailand-Kamboja mendapat dukungan Amerika Serikat (AS) untuk menyelesaikan kasus bentrokan antara militer di perbatasan kedua negara tersebut.
Pemerintah AS menegaskan dukungannya bagi Indonesia -yang saat ini sedang memimpin ASEAN- untuk membantu upaya menyelesaikan konflik Thailand dan Kamboja. “Kami mendesak kedua belah pihak (Thailand dan Kamboja, red) untuk menahan diri, tidak melakukan aksi-aksi provokatif, serta segera menjalankan langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan dan menghindarkan konflik lebih jauh,” demikian dinyatakan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Rodham Clinton, di Washington DC.
Dalam insiden bentrok itu, tujuh tentara Kamboja dan lima serdadu Thailand tewas dalam baku tembak. Seorang tentara Kamboja lainnya hilang sejak Jumat. Sekitar 20.000 warga sipil telah mengungsi ke 16 kamp di dalam perbatasan Thailand dan sekitar 17.000 orang diungsikan dari desa-desa Kamboja. (bbs/jpnn)