26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pentingnya Makanan Pendamping ASI

Perlu diketahui bahwa bayi sesekali mengalami percepatan pertumbuhan pada waktu tertentu dalam minggu-minggu pertama kehidupannya (Growth Spurt). Setelah dalam 6 bulan pertama dalam kehidupannya hanya mengandalkan ASI, seperti rekomendasi dari WHO dan UNICEF yang mengatakan agar hanya memberikan ASI saja kepada bayi dari sejak lahir hingga usia 6 bulan.

Ilustrasi: bayi sedang makan
Ilustrasi: bayi sedang makan

Maka mulailah pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) namun sambil tetap terus menyusui si buah hati. Inilah yang sedang di sebarluaskan oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) melalui edukasi dengan ibu-ibu yang memiliki bayi dan yang akan menjadi ibu di Gedung Ikatsi Fakultas Teknik Jalan Perpustakaan Kampus USU Medan. Edukasi terkait bagaimana MPASI setelah ASI dan apa resiko MPASI dini.

Dina Rafika Sari mengatakan MPASI ini penting karena setelah seluruh kebutuhan bayi selama 6 bulan dipenuhi hanya dari ASI saja. Dan setelah 6 bulan itu berdasarkan penelitian oleh WHO ada banyak zat seperti kalori yang hanya terpenuhi hanya 60% saja oleh ASI tadi. “Jadi sisanya tersebut dicari dari MPASI seperti zat besi yang sangat sedikit yang didapat dari ASI. Karena zat besi tadi hanya dari sejak bayi dalam kandungan saja yang besar nah, selama dalam kandungan tentu sudah habis zat besinya jadi pada saat menyusui cuma dapat sedikit kandungan zat besi tadi, sehingga di situlah perlunya MPASI,” ujar Dina yang juga sebagai Bendahara AIMI Sumut.

Lanjutnya, menu kebutuhan-kebutuhan per umur juga harus dipadupadankan dan harus memiliki trik. Kalau di AIMI pusat memang dipadupadankan makanan untuk 6-9 bulan, 9-12 bulan, 12-1 tahun dan dituangkan atau dikompilasi dalam menu yang akan disajikan untuk anak.  Seperti panduan dari PUGS(Pedoman Umum Gizi Seimbang) Menteri Kesehatan dan WHO. Tips/triknya itu seperti variasikan menu makanan untuk anak dan sebisa mungkin temukan apa yang ia sukai. Lalu buat suasana makan yang ceria dan tidak membosankan seperti sediakan alat-alat makanan yang bisa ia pegang, bisa juga ajak makan si anak saat bersama keluarga, hargai selera makan anak jangan memaksa anak habiskan porsi tertentu, fleksibel dalam mengatur jadwal makan anak, batasi waktu makan maksimal 30 menit dan kalau anak belum bisa duduk pangku dia maka si anak lebih merasa nyaman.

Sedangkan untuk menunya bisa seperti menu rumahan seperti nuget brokoli, pancake dengan toping alpukat, keju dan coklat, serta sup labu kuning yang dicampur susu juga bisa. Dan yang terpenti semua bahan-bahannya aman untuk dikonsumsi si anak. Dalam memadumadankan menu tersebut perhatikan item apa saja yang diperlukan dan berapa jumlahnya atau takarannya untuk si anak.

Sementara itu, Dina juga membeberkan efek dari memberi MPASI jauh dari 6 bulan, karena otomatois akan ada nutrisi yang dibutuhkan diluar dari ASI setelah lewat 6 bulan. Karena pada 6 bulan usia bayi, ASI hanya menutrisi kebutuhan pada 6 bulan saja. Namun, terdapat efek juga apabila sebelum 6 bulan sudah memberikan MPASI. “Kalau sebelum 6 bulan kan hanya dibutuhkan ASI saja jadi, ASI dari sisi gizi dan imunitasnya pada saat bayi di bawah 6 bulan dikasi MPASI otomatis akan menurunkan produksi ASI dan akan berkurang. Karena sudah ada asupan lain, jadi dengan berkurangnya minat bayi terhadap ASI sehingga hal-hal baik yang seharusnya masih dia serap dari sisi gizi dan imunitasnya tadi tadak dia terima secara sempurna,” tukasnya. (mag-12)

Perlu diketahui bahwa bayi sesekali mengalami percepatan pertumbuhan pada waktu tertentu dalam minggu-minggu pertama kehidupannya (Growth Spurt). Setelah dalam 6 bulan pertama dalam kehidupannya hanya mengandalkan ASI, seperti rekomendasi dari WHO dan UNICEF yang mengatakan agar hanya memberikan ASI saja kepada bayi dari sejak lahir hingga usia 6 bulan.

Ilustrasi: bayi sedang makan
Ilustrasi: bayi sedang makan

Maka mulailah pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) namun sambil tetap terus menyusui si buah hati. Inilah yang sedang di sebarluaskan oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) melalui edukasi dengan ibu-ibu yang memiliki bayi dan yang akan menjadi ibu di Gedung Ikatsi Fakultas Teknik Jalan Perpustakaan Kampus USU Medan. Edukasi terkait bagaimana MPASI setelah ASI dan apa resiko MPASI dini.

Dina Rafika Sari mengatakan MPASI ini penting karena setelah seluruh kebutuhan bayi selama 6 bulan dipenuhi hanya dari ASI saja. Dan setelah 6 bulan itu berdasarkan penelitian oleh WHO ada banyak zat seperti kalori yang hanya terpenuhi hanya 60% saja oleh ASI tadi. “Jadi sisanya tersebut dicari dari MPASI seperti zat besi yang sangat sedikit yang didapat dari ASI. Karena zat besi tadi hanya dari sejak bayi dalam kandungan saja yang besar nah, selama dalam kandungan tentu sudah habis zat besinya jadi pada saat menyusui cuma dapat sedikit kandungan zat besi tadi, sehingga di situlah perlunya MPASI,” ujar Dina yang juga sebagai Bendahara AIMI Sumut.

Lanjutnya, menu kebutuhan-kebutuhan per umur juga harus dipadupadankan dan harus memiliki trik. Kalau di AIMI pusat memang dipadupadankan makanan untuk 6-9 bulan, 9-12 bulan, 12-1 tahun dan dituangkan atau dikompilasi dalam menu yang akan disajikan untuk anak.  Seperti panduan dari PUGS(Pedoman Umum Gizi Seimbang) Menteri Kesehatan dan WHO. Tips/triknya itu seperti variasikan menu makanan untuk anak dan sebisa mungkin temukan apa yang ia sukai. Lalu buat suasana makan yang ceria dan tidak membosankan seperti sediakan alat-alat makanan yang bisa ia pegang, bisa juga ajak makan si anak saat bersama keluarga, hargai selera makan anak jangan memaksa anak habiskan porsi tertentu, fleksibel dalam mengatur jadwal makan anak, batasi waktu makan maksimal 30 menit dan kalau anak belum bisa duduk pangku dia maka si anak lebih merasa nyaman.

Sedangkan untuk menunya bisa seperti menu rumahan seperti nuget brokoli, pancake dengan toping alpukat, keju dan coklat, serta sup labu kuning yang dicampur susu juga bisa. Dan yang terpenti semua bahan-bahannya aman untuk dikonsumsi si anak. Dalam memadumadankan menu tersebut perhatikan item apa saja yang diperlukan dan berapa jumlahnya atau takarannya untuk si anak.

Sementara itu, Dina juga membeberkan efek dari memberi MPASI jauh dari 6 bulan, karena otomatois akan ada nutrisi yang dibutuhkan diluar dari ASI setelah lewat 6 bulan. Karena pada 6 bulan usia bayi, ASI hanya menutrisi kebutuhan pada 6 bulan saja. Namun, terdapat efek juga apabila sebelum 6 bulan sudah memberikan MPASI. “Kalau sebelum 6 bulan kan hanya dibutuhkan ASI saja jadi, ASI dari sisi gizi dan imunitasnya pada saat bayi di bawah 6 bulan dikasi MPASI otomatis akan menurunkan produksi ASI dan akan berkurang. Karena sudah ada asupan lain, jadi dengan berkurangnya minat bayi terhadap ASI sehingga hal-hal baik yang seharusnya masih dia serap dari sisi gizi dan imunitasnya tadi tadak dia terima secara sempurna,” tukasnya. (mag-12)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/