Untuk kesekian kalinya Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM mendapatkan penghargaan bergengsi di tingkat nasional. Kali ini, penghargaan diberikan oleh Bank Indonesia, bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia atas keberhasilan Kota Medan sebagai kota dengan Pengelolaan Inflasi Terbaik di Pulau Sumatera.
Penghargaan ini diberikan Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Prof DR Boediono dalam Rapat Koordinasi Nasional IV Tim Pengendalian Inflasi Daerah 2013 di Hotel Grand Sahid Jaya Jalan Jendral Sudirman Jakarta, Rabu (8/5) pagi.
Selain Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara juga meraih penghargaan yang sama, yakni terbaik di Pulau Sumatera. Penghargaan untuk Provinsi Sumatera Utara langsung diterima Gubsu H Gatot Pujonugroho ST. Tak hanya itu, ada juga beberapa kota lainnya di Indonesia juga mendapat penghargaan yang sama (lihat grafis).
Penghargaan Kinerja TPID Terbaik 2012 ini diberikan Wapres didampingi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia Gamawan Fauzi, Menteri Pertanian Republik Indonesia Suswono dan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution disaksikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo beserta para Gubernur maupun Wali Kota se-Indonesia yang mengikuti Rakornas IV TPID 2013 tersebut.
Wapres dalam sambutannya menjelaskan, sejarah dibentuknya TPID ini bermula ketika dirinya masih menjabat Gubernur BI. Ketika itu TPID hanya dibentuk di beberapa daerah bertujuan untuk mengendalikan harga. Sekarang TPID sudah menjadi lembaga dan institusi baku dan menjadi perangkat perekonomian yang andal.
Apalagi saat ini TPID sudah teerbentuk di 55 provinsi dan kota di seluruh Indonesia. “Saya berharap TPID ini bisa lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Untuk itu TPID harus bisa diperluas lagi sehingga kepala daerah yang belum membentuk bisa membentuk TPID di daerahnya masing-masing. Dengan demikian seluruh kepala daaerah mampu menjaga laju inflasi di daerahnya masing-masing. Apalagi bagi daerah, inflasi tentunya snagat penting terutama dalam menjaga kesejahteraan masyarakatnya,” kata Wapres.
Menurut Wapres, inflasi ibarat penyakit yang siap menggerogoti kota. Karena itu inflasi ini harus dijaga dan dikendalikan agar tidak sampai menggerogoti. Menjaga dan mengendalikan inflasi itu sangat penting baik pusat maupun daerah. Atas dasar itulah Wapres berpesan, ada beberapa hal yang harus digaris bawahi dalam menyikapi inflasi.
Pertama, kata Wapres, bagaimana membuat TPID lebih efektif di daerah. Kedua melakukan intropeksi, artinya selalu mencari faktor-faktor apa yang selama ini menjadi kendala seperti masalah struktur maupun monitoring follow up. Dengan intropeksi yang dilakukan TPID ke depan menjadi lebih baik. Ketiga, TPID menyangkut masalah logistik. Sebab, inflasi merupakan perpaduan antara arus uang dan arus barang.
Selanjutnya, kata Wapres, terkait masalah iklim usaha dan iklim investasi. Kedua faktor ini sangat menentukan inflasi pada masa yang akan datang. Lalu, disusul dengan masalah ketahanan pangan. Untuk itu kepala daerah harus harus terus melakukan monitoring terhadap ketahanan pangan. Sebab, ketahanan pangan ikut memicu terjadinya inflasi. Jika ini terjadi tentunya berdampak terhadap masyarakat, terutama masyarakat miskin. Sedangkan yang terakhir adalah respon terhadap bencana. Diharapkannya, setiap kepala daerah harus siaga teerhadap kemungkinan bencana yang akan terjadi kapan saja.
Sementara itu, Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM usai menerima penghargaan mengatakan, keberhasilan ini diraih berkat kerja keras dan kerja sama yang dilakukan selama ini dalam rangka menjaga stabilitas harga di pasar guna menekan inflasi selama tahun 2012. “Dengan penghargaan yang diterima ini menunjukkan TPID Kota Medan merupakan yang terbaik untuk kota di Pulau Sumatera. Tentunya kita berharap ini dapat memotivasi, sebab tantangan 2013 jauh lebih berat. Untuk itu langkah-langkah yang telah kita lakukan seperti membuat pasar murah jelang Ramadhan dan Tahun Baru akan terus dilakukan lagi,” jelas Wali Kota.
Di samping itu, tambah Wali Kota, Pemko Medan juga akan terus melakukan operasi pasar sehingga harga maupun ketersediaan barang, terutama sembako di pasar tetap terjaga dan tersedia. Kemudian, meningkatkan penyaluran raskin terhadap keluarga yang tidak mampu. Bagi warga kurang mampu yang belum mendapatkan raskin, Wali Kota mengaku telah mempersiapkan program Operasi Medan Peduli.
”Operasi Medan Peduli ini kita peruntukkan bagi warga kurang mampu yang tidak masuk dalam daftar penerima raskin dengan menerima beras Medan Peduli. Langkah ini kita lakukan agar seluruh warga tidak mampu bisa menerimanya. Semoga apa yang kita lakukan ini dapat menekan harga di pasaran sehingga harga tetap terkendali,” kata Wali Kota.
Wali Kota yang turut didampingi Asisten Ekbang Ir Qamarul Fatah MSi selaku Ketua Tim Ahli TPID Kota Medan, Kabag Perekonomian Ir Danhar Siregar MM selaku Ketua Tim Kerja TPID Kota Medan, Kadis Pendapatan Kota Medan M Husni SE MSi dan kabag Humasy Budi Hariono SSTP MAP mengungkapkan, keberhasilan Kota Medan menekan laju inflasi memberikan kontribusi 80 persen terhadap Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
”Sumbangan yang kita berikan untuk Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ini tentunya tidak tanggung-tanggung. Sekali lagi saya ucapkan teriam kasih atas penghargaan yang diberikan ini. Semoga ini semakin memotivasi kita semua untuk terus meningkatkan kinerja dalam rangka mengendalikan laju inflasi. Penghargaan ini saya dedikasikan untuk seluruh warga Kota Medan. Sebab, keberhasilan ini tak terlepas berkat dukungan dan partisipasi dari seluruh warga Kota Medan,” ungkapnya.
Sementara itu, Dirut BI Darmin Nasution selaku Pokjanas TPID menjelaskan, penilaian yang diberikan atas Kinerja TPID Terbaik 2012 mengacu beberapa aspek diantaranya aspek proses yakni mengumpulkan intensitas dan kualitas kegiata. Serta aspek keluaran atau out come yang meliputi realisasi dan pola harga-harga.
Aspek ini dinilai tim penilai yang melibatkan dari kalangan akademisi dan pengamat ekonomi. Selanjutnya, kategori pemenenang dikelompokkan dalam tiga wilayah yakni Sumatera, Jawa dan Wilayah Indonesia Timur. Ketiga wilayah ini selanjutnya dibagi dalam dua kategori lagi yakni tingkat provinsi dan tingkat kota. (dya/adv)