25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Jaringan Santoso Otak Bom Poso

JAKARTA- Identitas jasad pelaku bom bunuh diri di Mapolres Poso, Sulawesi Tengah, hingga kini masih gelap. Tim DVI dan inafis Mabes Polri masih meneliti sampel DNA yang diambil dari jasad tersebut. Meski begitu, hampir bisa dipastikan si pelaku merupakan bagian dari kelompok Santoso, merupakan murid Dr Azhari.

TUNJUKAN FOTO: Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Soemarno didampingi tim DVI Mabes Polri mengumumkan ciri-ciri fisik pelaku bom bunuh diri  Mapolres Poso. //AGUNG SUMANDJAYA/RADAR SULTENG/jpnn
TUNJUKAN FOTO: Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Soemarno didampingi tim DVI Mabes Polri mengumumkan ciri-ciri fisik pelaku bom bunuh diri di Mapolres Poso. //AGUNG SUMANDJAYA/RADAR SULTENG/jpnn

Kemarin, Mabes Polri mempublikasikan ciri-ciri khusus yang ada pada jasad pelaku. Sebelumnya, Kapolres Poso hanya menyebutkan ciri umum pelaku. Yakni, berusia antara 30-35 tahun, rambut gondrong edikit keriting, berwajah lebar, dan berparas tampan. Hasil identifikasi awal, tim DVI, pelaku memiliki beberapa ciri khusus.

Di antaranya, tinggi badan antara 165-170 sentimeter, kulit sawo matang, ada tahi lalat berambut di dada kiri dan tangan kiri depan. “Selain itu ada bekas jahitan di lengan bawah kiri bagian depan,” terang Karopenmas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar kemarin.
Ciri khusus tersebut diumumkan karena belum ada satu pihak pun yang mengklaim memiliki hubungan dengan pelaku. Baik keluarga, tetangga, maupun rekan. Sehingga, pengambilan sampel pembanding juga belum bisa dilakukan. Tubuh pelaku yang sebagian sudah tercerai berai kini dikumpulkan menjadi satu di kamar mayat RS Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah.

Sementara pascabom bunuh diri di Mapolres Poso jajaran Polda Sumatera Utara meningkatkan keamanannya guna mengantisipasi adanya teror susulan.

Ungkapan tersebut disampaikan oleh Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol Raden Heru Prakoso, saat ditemui wartawan, di ruang kerjanya, Selasa (4/6). Dalam kesempatan tersebut, Heru menjelaskan, peningkatan pengaman itu tidak saja di lokasi Mapolda Sumut melainkan di wilayah-wilayah satuan yang ada di seluruh Polres Jajaran Polda Sumut.

“Adapun bentuk peningkatanya, di seluruh mako polisi jajaran Poldasu. Akan dilakukan pemeriksaan kendaraan. Saya mohon pengertian dan kesadaran masyarakat akan hal ini. Memang, kantor Polisi adalah tempat melayani masyarakat, tetapi dengan adanya situasi sekarang ini, diharapkan masyarakat dapat memakluminya,” terang Heru.(byu/gus)

JAKARTA- Identitas jasad pelaku bom bunuh diri di Mapolres Poso, Sulawesi Tengah, hingga kini masih gelap. Tim DVI dan inafis Mabes Polri masih meneliti sampel DNA yang diambil dari jasad tersebut. Meski begitu, hampir bisa dipastikan si pelaku merupakan bagian dari kelompok Santoso, merupakan murid Dr Azhari.

TUNJUKAN FOTO: Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Soemarno didampingi tim DVI Mabes Polri mengumumkan ciri-ciri fisik pelaku bom bunuh diri  Mapolres Poso. //AGUNG SUMANDJAYA/RADAR SULTENG/jpnn
TUNJUKAN FOTO: Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Soemarno didampingi tim DVI Mabes Polri mengumumkan ciri-ciri fisik pelaku bom bunuh diri di Mapolres Poso. //AGUNG SUMANDJAYA/RADAR SULTENG/jpnn

Kemarin, Mabes Polri mempublikasikan ciri-ciri khusus yang ada pada jasad pelaku. Sebelumnya, Kapolres Poso hanya menyebutkan ciri umum pelaku. Yakni, berusia antara 30-35 tahun, rambut gondrong edikit keriting, berwajah lebar, dan berparas tampan. Hasil identifikasi awal, tim DVI, pelaku memiliki beberapa ciri khusus.

Di antaranya, tinggi badan antara 165-170 sentimeter, kulit sawo matang, ada tahi lalat berambut di dada kiri dan tangan kiri depan. “Selain itu ada bekas jahitan di lengan bawah kiri bagian depan,” terang Karopenmas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar kemarin.
Ciri khusus tersebut diumumkan karena belum ada satu pihak pun yang mengklaim memiliki hubungan dengan pelaku. Baik keluarga, tetangga, maupun rekan. Sehingga, pengambilan sampel pembanding juga belum bisa dilakukan. Tubuh pelaku yang sebagian sudah tercerai berai kini dikumpulkan menjadi satu di kamar mayat RS Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah.

Sementara pascabom bunuh diri di Mapolres Poso jajaran Polda Sumatera Utara meningkatkan keamanannya guna mengantisipasi adanya teror susulan.

Ungkapan tersebut disampaikan oleh Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol Raden Heru Prakoso, saat ditemui wartawan, di ruang kerjanya, Selasa (4/6). Dalam kesempatan tersebut, Heru menjelaskan, peningkatan pengaman itu tidak saja di lokasi Mapolda Sumut melainkan di wilayah-wilayah satuan yang ada di seluruh Polres Jajaran Polda Sumut.

“Adapun bentuk peningkatanya, di seluruh mako polisi jajaran Poldasu. Akan dilakukan pemeriksaan kendaraan. Saya mohon pengertian dan kesadaran masyarakat akan hal ini. Memang, kantor Polisi adalah tempat melayani masyarakat, tetapi dengan adanya situasi sekarang ini, diharapkan masyarakat dapat memakluminya,” terang Heru.(byu/gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/