25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Rel Pertama Medan-Labuhan

Rel Kereta Api pertama kali diletakkan di bumi Sumatera Utara oleh Perusahaan Kereta Api Swasta Belanda yang bernama Deli Spoorweg Maatschappi (DSM) di tahun 1886 yang menghubungkan kota Medan dan Labuhan (Laboean) yang merupakan cikal bakal jalur kereta api Medan- Belawan.

DULU  SEKARANG: Suasana jalur rel kereta api  Stasiun Besar Medan dulu  sekarang (insert).
DULU DAN SEKARANG: Suasana jalur rel kereta api di Stasiun Besar Medan dulu dan sekarang (insert).

Sejak dulu Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan utama Sumatra Utara untuk membawa hasil bumi seperti tembakau ke luar negri. Dulu, Labuan merupakan sentral keramaian bahkan sebelum kota Medan berdiri. Pelabuhan Labuan di Sungai Deli inilah yang menjadi pusat perdagangan, transportasi dan bongkar muat barang perkebunan (khususnya tembakau) di Sumatera bagian timur, akan tetapi karena Labuan seringkali kebanjiran dan tidak mampu meng-akomodasi kapal-kapal uap besar maka transportasi usaha perkebunan mulai dikonsentrasikan ke Pelabuhan Belawan.

Jalur Kereta Api Medan-Belawan yang berjarak sekitar 21 km, pada saat itu memiliki beberapa Stasiun yaitu Stasiun Medan, Gloegoer, Poeloebraijan, Mabar, Titi Papan, Kampoeng Besar, Laboean, Belawan, Pasar Belawan, dan Pelabuhan Belawan (Oceaanhaven I, II, dan III).

Akan tetapi seiring perkembangan waktu, bertambahnya transportasi jalan raya dan berkurangnya tingkat okupansi penumpang maka pada saat ini Jalur Medan-Belawan tidak lagi digunakan untuk mengangkut penumpang melainkan hanya digunakan hanya untuk jalur KA Barang saja.

Lalu bagaimana dengan Stasiun Besar Kereta Api Medan? Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) pusat Divisi Regional (Divre) I Sumatera Utara – NAD, Rapino menceritakan sejarahnya, termasuk soal stasiun lain khususnya ke arah Belawan.

Stasiun Besar Medan

Stasiun yang terletak pada ketinggian  di atas 22 meter ini terletak di sisi Lapangan Merdeka. Di sampingnya terdapat monumen lokomotif uap bertipe 2-6-4T buatan Hartmann  (kemudian bernama Sächsische Maschinenfabrik) di Chemnitz, Jerman tahun 1914.

Arsitektur Stasiun Medan telah mengalami perombakan total dari bentuk aslinya. Hal yang tersisa dari kompleks bangunan stasiun lama adalah adanya menara jam di bagian muka stasiun, keberadaan dipo lokomotif yang masih berarsitektur Belanda, bagian atap peron yang menaungi jalur 2 dan 3, serta jembatan gantung di ujung sebelah selatan stasiun.

Rel yang terdapat di Stasiun Medan membujur dari utara ke selatan. Rel yang mengarah ke selatan menuju Rantauprapat, sedangkan rel yang mengarah ke utara  ke Belawan, Binjai dan Besitang, yang bercabang sekitar 850 m di utara stasiun. Dari Stasiun Medan dahulunya terdapat percabangan rel ke Pancurbatu.

STASIUN POELOEBRAIJAN

Stasiun Pulobrayan terletak sekitar 200 meter dari persimpangan Brayan. Orang Medan biasa menyebutnya daerah Brayan Bengkel, karena di samping stasiun ini terletak bengkel/balai karya/balai yasa kereta api Medan. Kompleks stasiun ini masih memiliki sebuah rumah sinyal yang masih dipakai sampai saat ini dan juga memiliki kompleks pergudangan yang kini disewakan untuk umum. Setiap harinya stasiun ini melayani sekitar 16 kali dinasan kereta CPO dan BBM.

STASIUN TITIPAPAN

Stasiun ini terletak di Jl KL Yos Sudarso Km 12.5 Titi Papan-Medan Deli. Dari bangunannya masih terlihat kalau  stasiun ini belum lama direnovasi. Catnya masih baru, masih bersih dan rapi. Tetapi menurut pegawai PT KAI di  Stasiun Pulobrayan bahwa stasiun ini sudah tidak dipakai lagi dan sudah menjadi tempat bermain anak-anak sekitaran kampung.

STASIUN LABOEAN

Stasiun Labuan merupakan stasiun kecil yang terletak berdekatan dengan Dipo BBM Pertamina Labuan. Di stasiun inilah jalur menuju ke Dipo pengisian BBM bermula dan disini jugalah rangkaian ketel BBM yang baru diisi dari dipo pertamina di stabling dulu sebelum dibawa ke Stasiun Medan. Lokomotif yang biasanya menarik rangkaian BBM dari dipo pertamina ke Stasiun Medan adalah loko tipe BB 306.

STASIUN BELAWAN

Stasiun Belawan merupakan stasiun akhir dari rangkaian CPO dan Lateks yang dibawa dari daerah-daerah di Rantauprapat, Kabupaten Asahan, Lubukpakam, dan sekitarnya. Setelah berhenti di Belawan, rangkaian kemudian dibawa oleh lok langsir menuju kompleks Pelabuhan Belawan di daerah yang bernama Ujung Baru.

STASIUN OCEAAN HAVEN I-II-III (PELABUHAN /UJUNG BARU)

Inilah ujung dari jalur KA Medan – Belawan. Di daerah ujung baru inilah semua muatan KA Barang baik itu CPO, lateks, ataupun PKO diturunkan dan ditempatkan dalam tangki-tangki depot penyimpanan sebelum nantinya dimuat ke dalam kapal.

Kabarnya, dalam waktu dekat akan dibangun terminal peti kemas untuk Kereta Api di stasiun ini dan katanya akan digunakan untuk menghubungkan Stasiun Tebing Tinggi dengan Pelabuhan Belawan. (mag-9)

Rel Kereta Api pertama kali diletakkan di bumi Sumatera Utara oleh Perusahaan Kereta Api Swasta Belanda yang bernama Deli Spoorweg Maatschappi (DSM) di tahun 1886 yang menghubungkan kota Medan dan Labuhan (Laboean) yang merupakan cikal bakal jalur kereta api Medan- Belawan.

DULU  SEKARANG: Suasana jalur rel kereta api  Stasiun Besar Medan dulu  sekarang (insert).
DULU DAN SEKARANG: Suasana jalur rel kereta api di Stasiun Besar Medan dulu dan sekarang (insert).

Sejak dulu Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan utama Sumatra Utara untuk membawa hasil bumi seperti tembakau ke luar negri. Dulu, Labuan merupakan sentral keramaian bahkan sebelum kota Medan berdiri. Pelabuhan Labuan di Sungai Deli inilah yang menjadi pusat perdagangan, transportasi dan bongkar muat barang perkebunan (khususnya tembakau) di Sumatera bagian timur, akan tetapi karena Labuan seringkali kebanjiran dan tidak mampu meng-akomodasi kapal-kapal uap besar maka transportasi usaha perkebunan mulai dikonsentrasikan ke Pelabuhan Belawan.

Jalur Kereta Api Medan-Belawan yang berjarak sekitar 21 km, pada saat itu memiliki beberapa Stasiun yaitu Stasiun Medan, Gloegoer, Poeloebraijan, Mabar, Titi Papan, Kampoeng Besar, Laboean, Belawan, Pasar Belawan, dan Pelabuhan Belawan (Oceaanhaven I, II, dan III).

Akan tetapi seiring perkembangan waktu, bertambahnya transportasi jalan raya dan berkurangnya tingkat okupansi penumpang maka pada saat ini Jalur Medan-Belawan tidak lagi digunakan untuk mengangkut penumpang melainkan hanya digunakan hanya untuk jalur KA Barang saja.

Lalu bagaimana dengan Stasiun Besar Kereta Api Medan? Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) pusat Divisi Regional (Divre) I Sumatera Utara – NAD, Rapino menceritakan sejarahnya, termasuk soal stasiun lain khususnya ke arah Belawan.

Stasiun Besar Medan

Stasiun yang terletak pada ketinggian  di atas 22 meter ini terletak di sisi Lapangan Merdeka. Di sampingnya terdapat monumen lokomotif uap bertipe 2-6-4T buatan Hartmann  (kemudian bernama Sächsische Maschinenfabrik) di Chemnitz, Jerman tahun 1914.

Arsitektur Stasiun Medan telah mengalami perombakan total dari bentuk aslinya. Hal yang tersisa dari kompleks bangunan stasiun lama adalah adanya menara jam di bagian muka stasiun, keberadaan dipo lokomotif yang masih berarsitektur Belanda, bagian atap peron yang menaungi jalur 2 dan 3, serta jembatan gantung di ujung sebelah selatan stasiun.

Rel yang terdapat di Stasiun Medan membujur dari utara ke selatan. Rel yang mengarah ke selatan menuju Rantauprapat, sedangkan rel yang mengarah ke utara  ke Belawan, Binjai dan Besitang, yang bercabang sekitar 850 m di utara stasiun. Dari Stasiun Medan dahulunya terdapat percabangan rel ke Pancurbatu.

STASIUN POELOEBRAIJAN

Stasiun Pulobrayan terletak sekitar 200 meter dari persimpangan Brayan. Orang Medan biasa menyebutnya daerah Brayan Bengkel, karena di samping stasiun ini terletak bengkel/balai karya/balai yasa kereta api Medan. Kompleks stasiun ini masih memiliki sebuah rumah sinyal yang masih dipakai sampai saat ini dan juga memiliki kompleks pergudangan yang kini disewakan untuk umum. Setiap harinya stasiun ini melayani sekitar 16 kali dinasan kereta CPO dan BBM.

STASIUN TITIPAPAN

Stasiun ini terletak di Jl KL Yos Sudarso Km 12.5 Titi Papan-Medan Deli. Dari bangunannya masih terlihat kalau  stasiun ini belum lama direnovasi. Catnya masih baru, masih bersih dan rapi. Tetapi menurut pegawai PT KAI di  Stasiun Pulobrayan bahwa stasiun ini sudah tidak dipakai lagi dan sudah menjadi tempat bermain anak-anak sekitaran kampung.

STASIUN LABOEAN

Stasiun Labuan merupakan stasiun kecil yang terletak berdekatan dengan Dipo BBM Pertamina Labuan. Di stasiun inilah jalur menuju ke Dipo pengisian BBM bermula dan disini jugalah rangkaian ketel BBM yang baru diisi dari dipo pertamina di stabling dulu sebelum dibawa ke Stasiun Medan. Lokomotif yang biasanya menarik rangkaian BBM dari dipo pertamina ke Stasiun Medan adalah loko tipe BB 306.

STASIUN BELAWAN

Stasiun Belawan merupakan stasiun akhir dari rangkaian CPO dan Lateks yang dibawa dari daerah-daerah di Rantauprapat, Kabupaten Asahan, Lubukpakam, dan sekitarnya. Setelah berhenti di Belawan, rangkaian kemudian dibawa oleh lok langsir menuju kompleks Pelabuhan Belawan di daerah yang bernama Ujung Baru.

STASIUN OCEAAN HAVEN I-II-III (PELABUHAN /UJUNG BARU)

Inilah ujung dari jalur KA Medan – Belawan. Di daerah ujung baru inilah semua muatan KA Barang baik itu CPO, lateks, ataupun PKO diturunkan dan ditempatkan dalam tangki-tangki depot penyimpanan sebelum nantinya dimuat ke dalam kapal.

Kabarnya, dalam waktu dekat akan dibangun terminal peti kemas untuk Kereta Api di stasiun ini dan katanya akan digunakan untuk menghubungkan Stasiun Tebing Tinggi dengan Pelabuhan Belawan. (mag-9)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/