MEDAN-Nasib PSMS PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) masih terkatung-katung. Meski harus menjalani laga lanjutan Divisi Utama 2012/2013 kontra PSBL Langsa, Kamis (4/7) ini, namun skuad besutan Edy Syahputra itu belum pasti akan menuntaskan musim ini. Karena itu, manajemen merencanakan pertemuan dengan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husein, dan pihak PT LPIS di Medan untuk menentukan apakah bakal lanjut atau tidak.
Seperti diketahui, pihak manajemen PSMS LPIS tengah melobi PT LPIS untuk mengubah kuota empat tim dari LPIS untuk Indonesian Super League (ISL). Mereka meminta jatah satu atau dua tim dari Divisi Utama agar ending kompetisi LPIS lebih jelas. Karena itu Wakil Manajer Julius Raja, sempat berencana ke Jakarta untuk menemui operator kompetisi. Namun belakangan batal dan menunggu pertemuan di Medan.
“Rencananya memang seperti itu. Tapi saya sudah telepon Widja (CEO PT LPIS) tapi ia bilang ini harus melibatkan PSSI juga, dalam hal ini Pak Djohar. Jadi PT LPIS, PSSI, dan PSMS yang ikut dalam pertemuan ini, dan direncanakan di Medan,” tutur pria yang akrab disapa King ini.
Kenapa harus Djohar? Mengingat PSMS butuh kejelasan secepatnya dan sederet pengurus PSSI lainnya juga berhak mengambil kebijakan. “Belum tahu. Karena saat ini Pak Djohar masih di Turki. Ini saya lagi berusaha menghubungi beliau untuk menentukan jadwal pertemuannya. Kenapa harus Pak Djohar? Karena ia yang ikut terlibat dengan LPIS sebelumnya. Kalau yang lain seperti Joko Driyono kan tidak terlibat dengan LPIS,” jelas King lagi.
King menyadari jika upaya itu cukup berat. Apalagi terbentur dengan Surat Keputusan hasil KLB PSSI 17 Maret. Di SK bernomor 02/KLB/PSSI/III/2013 ada empat klub tambahan untuk 22 klub peserta ISL musim depan dari IPL. Bahkan di SK itu ada kalimat yang mengatakan peserta Divisi Utama musim depan tidak termasuk PSMS IPL dan Solo FC. Artinya jelas PSSI tidak menganggap keberadaan Saktiawan Sinaga dkk.
“Ya inilah yang kami perjuangkan. Jika benar seperti itu, semuanya tergantung pertemuan dengan Pak Djohar nanti. Jika memang gagal, ya kami juga harus realistis, untuk apa juga kami melanjutkan hingga akhir putaran kedua jika memang ending kompetisi Divisi Utama ini tidak jelas. Tinggal nanti menjelaskan kepada pemain kondisi sebenarnya. Karena itu harus ada hasil pertemuan sebelum usai Lebaran,” ungkapnya.
Sejauh ini, melanjutkan putaran kedua memang riskan terjadi. Pasalnya kondisi keuangan klub jauh dari kata siap. Menggantungkan asa pada Manajer Syukri Wardi, PSMS pun tertatih-tatih, termasuk untuk penggajian pemain dan menggelar laga kandang. “Memang kondisinya masih seperti itu. Untuk laga kandang ini memang masih dibantu Pak Syukri dan sebagian pengurus. Seperti di Kebun Bunga kemarin kami rugi Rp10 juta. Pemasukan hanya Rp5 juta, sementara pengeluaran Rp15 juta. Tapi itu sudah ditanggulangi. Belum lagi gaji anak-anak kan harus dipikirkan,” katanya.
Syukri kini juga seperti berhati-hati menggelontorkan dananya sebelum musyawarah penyatuan PSMS. Kabarnya bonus pasca kemenangan kontra PSSB yang dijanjikannya belum cair. Padahal pasca laga kemarin Syukri mengatakan akan mentransfer bonus.
Di sisi lain, laga kandang kontra PSBL Langsa dipastikan tetap digelar di Stadion Teladan, Kamis (4/7). Meski panpel kerap tidak mendapat pemasukan yang diharapkan, kali ini justru harga tiket disamaratakan. “Kami buat sama dengan Kebun Bunga. Tiket Rp20 ribu untuk semua tribun baik terbuka maupun tertutup. Karena ini laga penutup sebelum Lebaran. Jadi saya harap masyarakat mau meramaikan Stadion Teladan,” tandas King. (don)