MEDAN-Tidak dipungkiri kemunculan pasar modern seperti swalayan, mini market, super market dan hypermarket dengan segala atributnya telah mengancam kelangsungan hidup hidup pasar tradisional yang selama ini identik dengan kekumuhan, becek dan bau. Gambaran ini tentunya harus dirubah sehingga pasar tradisional harus menjadi tempat yang bersih, nyaman sehingga masyarakat tertarik berbelanja.
Demikian terungkap dalam seminar hasil survey kepuasaan pelanggan terhadap pasar tradisional Kota Medan yang diselenggaran Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Medan di ruang rapat III Kantor Wali Kota Medan, Jumat (5/6). Diharapkan melalui seminar ini dapat memberikan msukan bagi Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Medan dalam mengambil kebijakan strategis yang berhubungan dengan pengelolaan pasar tradisional.
“Selain itu kita juga berharap agar seminar ini menjadi bahan masukan kepada Pemko Medan dengan melakukan penyiapan fasilitas fisik maupun sarana dan prasarana pasar tradisional di Kota Medan. Dengan demikian kehadiran pasar tradisional pada gilirannya mampu menggerakkan roda perekonomian di Kota Medan,” kata Pelaksana Tugas Wali Kota Medan diwakili Asisten Ekbang Ir Qamarul Fattah MSi ketika membuka seminar tersebut.
Karenanya, Qamarul sangat menyambut baik atas inisiatif yang dilakukan Balitbang Kota Medan bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan sebagai tenaga ahli. Dia menilai survey ini sangat penting dan mendesak demi keberlangsungan pasar tradisional. Di samping ini dapat menjadi refrensi terbaik dalam mengambil kebijakan, tidak hanya bagi pemko Medan tetapi juga Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sekaligus emnjadi sumbangan pemikiran bagi akademis.
Qamarul mengakui, saat ini telah terjadi persaingan yang dinamis antara pasar tradisional dan modern mengakbatkan posisi pasar tradisional mengalami pergeseran dengan dugaan terjadinya penurunan daya tarik pasar tradisional seiring dengan perubahan dinamis pasar modern yang disesuaikan dengan kondisi pembeli.
“Dengan semakin banyaknya maraknya pendirian pasar modern dan semakin banyaknya kehadiran para pedagang informal di wilayah perkotaan, terutama Kota Medan menjadi salah satu pertanda semakin ketatnya persaingan yang harus dihadapi para pedagang di pasar tradisional, “ ungkapnya.
Apalagi menurut Qamarul, yang harus perlu dicermati secara seksama yakni fenomena menunjukkan bahwa pelanggan lebih memilih berbelanja di tempat yang memberikan kemudahan serta kenyamanan, baik akses menuju pasar, infra struktur maupun pelayanan yang diberikan para pedagang. Ditambah lagi gaya berdagang para pedagang di pasar tradisional tidak berubah menyebabkan banyak pembeli beralih ke pasar modern. “Jadi seminar hasil survei kepuasaan pelanggan terhadap pasar tradisional Kota Medan sangat penting sekali,” paparnya.
Kepala Balitbang Kota Medan Drs Hasan basri MM dalam laporannya mengatakan, survei dilakukan dengan mengambil data ke lapangan berlangsung selama15 hari dengan jumlah peserta tim pengambilan data 12 orang, sedangkan yang menjadi responden penelitian adalah seluruh pasar tradisional di Kota Medan. “Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memperoleh informasi tentang indeks kepuasan pelanggan terhadap pasar tradisional di Kota Medan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan teknik kuesioner. Untuk itu kita berharap melalui seminar hasil ini, para peserta bisa melengkapi hasil survei yang telah kita lakukan sehingga dapat memberikan masukan bagi PD Pasar terkait pengelolaan pasar tradisional dan Pemko Medan menyangkut penyiapan fasilita sfisik maupun sarana dan prasarana pasar tradisional,” ujar Hasan. (dek)