KAIRO- Unjuk rasa pendukung mantan Presiden Muhammad Mursi kembali berakhir dengan bentrokan. Dua perempuan dan seorang bocah berusia 13 tahun tewas dalam konflik yang pecah pascaibadah Jumat lalu (19/7).
Sementara pemerintahan interim sedang mempertimbangkan hubungan Mesir dan Syria yang buruk.
Jumat siang lalu puluhan pendukung Mursi berhadapan dengan kubu pro-militer di Kota Mansura. “Kami sedang berunjuk rasa di jalanan sempit kota ketika tiba-tiba sekelompok penjahat menyerang kami dengan batu, pisau, dan senapan mereka,” kata salah seorang pendukung Mursi yang terluka dalam bentrok itu pada wawancara dengan media kemarin (20/7).
Para pendukung Mursi di kota yang terletak di delta Sungai Nil itu menyebut unjuk rasa akbar Jumat lalu sebagai aksi melawan kudeta.
Mereka mendesak pemerintahan interim mengembalikan kursi presiden kepada tokoh Ikhwanul Muslimin tersebut. Selain itu, mereka tidak mau mengakui kabinet baru yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Hazem El Beblawi.
Sementara itu, ribuan pendukung militer juga berunjuk rasa di Tahrir Square Jumat petang lalu. Tidak seperti kubu Mursi yang menuntut pemerintah mengembalikan kekuasaan pengganti Hosni Mubarak itu, massa pro-militer cenderung merayakan terbentuknya pemerintahan interim. Mereka mendendangkan slogan pro-militer dan menyalakan kembang api.
Bersamaan dengan itu, Adly Mansour selaku presiden interim menyampaikan pidatonya yang pertama. Dalam pidato yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi pemerintah tersebut, dia menyatakan bahwa pemerintahan interim akan mengutamakan persatuan bangsa. Sebagai pendukung pemerintahan interim, militer Mesir pun mengaku tidak akan tinggal diam terhadap segala ancaman keamanan.
Kemarin pemerintahan Beblawi mengerahkan sejumlah besar pasukan ke Nasr.
Menggunakan kendaraan lapis baja, mereka menjaga ketat area sekitar masjid untuk mencegah pecahnya bentrokan. Militer berjanji langsung mereaksi segala aksi yang berbau teror atau kekerasan. Sedangkan Ikhwanul Muslimin mengaku siap mengorbankan jiwa mereka demi kembalinya kepemimpinan Mursi. (afp/ap/rtr/hep/c11/dos/jpnn)