MEDAN-Skybridge City Check In di Lapangan Merdeka dipastikan tidak akan selesai saat peresmian Bandara Kualanamu Internasional Airport (KNIA) pada 9 September 2013 mendatang oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

“Kita tidak bisa pastikan kalau skybridge itu selesai sebelum peresmian Bandara Kualanamu nantinya. Ini saya katakan karena persoalan dengan pedagang buku sampai sekarang juga belum menemui titik yang jelas. Sekarang waktunya tinggal sebulan, jadi bisa dipastikan skybridge itu tidak akan selesai ketika bandara diresmikan,” kata Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kota Medan Gunawan Surya Lubis di Kantor Wali Kota Medan, kemarin.
Dijelaskannya, pembangunan skybridge itu tergantung dari keberadaan pedagang buku. Kalau pedagang buku tersebut belum juga pindah, maka skybridge yang menghubungkan lokasi parkir dengan Stasiun Kereta Api ini juga tidak bisa dibangun. “Bagaimana kita bekerja kalau masih ada pihak lain di atas lahan itu. Tidak mungkin kita bekerja di atas lahan yang sedang dipermasalahkan,” jelasnya.
Gunawan juga mengaku kecawa dengan situasi sekarang. Akibat terbengkalainya pembangunan skybridge itu, pihaknya disalahkan. “Semua menyalahkan saya. Mereka tidak mengetahui apa penyebab terbengkalai tersebut. Saya jelaskan sekali lagi, skybridge itu terbengkalai karena pedagang buku belum pindah. Kalau sudah pindah, maka akan segera kita bangun kembali,” paparnya.
Pemerhati Tata Kota Bakti Alamsyah ketika dikonfirmasi mengatakan, melihat situasi sekarang, skybbridge itu memang tidak akan selesai pada waktu peresmian KNIA nanti. “Pembangunan skybrigde itu membutuhkan waktu lama dan biasanya dilakukan dalam tahap jangka panjang. Melihat situasi sekarang, tidak mungkin itu rampung pada 9 September 2013 mendatang. Paling cepat itu selesai pada akhir tahun ini,” prediksinya.
Pemerhati dari Universitas Panca Budi ini menambahkan, pembangunan skybridge itu memang tergantung pedagang buku Lapangan Merdeka. Kalau pedagang buku itu belum pindah, skybridge tersebut tidak mungkin dibangun. “Saya sependapat dengan Kadis Perkim itu. Betul, skybridge bisa dibangun kalau pedagang buku sudah pindah. Nah, sekarang tegantung Pemko Medan, bagaimana menyelesaikan persoalan dengan pedagang buku. Kalau tidak selesai juga, maka skybridge itu akan menjadi besi tua,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Harian Asosiasi Pedagang Buku Lapangan Merdeka (ASPEBLAM) Donald Sitorus juga mengaku kecewa dengan sikap Pemko Medan yang belum bisa meminta legalitas lahan di Jalan Pegadaian. “Sampai sekarang juga belum ada keputusan soal legalitas itu. Mungkin, setelah Lebaran nanti, kita semua akan kembali ke Lapangan Merdeka ini. Sekarang memang masih ada yang tertinggal di Jalan Pegadaian, dan sebagian sudah kembali,” katanya.
Sekarang ditambahkan, mereka bukan mempersoalkan relokasi lagi, tapi revitalisasi. Mereka berharap agar kios di Lapangan Merdeka dibangun lebih ke belakang (ke dalam Lapangan Merdeka). “Sekarang, kita memperjuangkan agar kios ini direvitalisasi ke belakang. Kan bisa kios buku ada, lapangan parkir juga ada. Kalau begini, sampai kapan pun lokasi parkir itu tidak bisa dibangun,” paparnya.
Donald menambahkan, sekarang Pemko Medan harus mengambil jalan tengah yang tidak merugikan semua pihak. Pedagang buku siap untuk membantu Pemko Medan mencari solusinya. “Kalau anggaran untuk revitalisasi ke belakang tidak ada, kita siap membangun kios sendiri. menurut perkiraan kami, masih muat 300 mobil parkir di sini kalaupun kios buku dipindahkan lebih ke belakang,” ungkapnya. (dek)

