24 C
Medan
Tuesday, November 5, 2024
spot_img

Didominasi Pelajar, Ada yang Lagi Bugil

Sebanyak 13 pasangan terjaring dari pondok ‘goyang’, diboyong ke Mapolres Tapteng.
Sebanyak 13 pasangan terjaring dari pondok ‘goyang’, diboyong ke Mapolres Tapteng.

TAPTENG-

Personel Polres Tapteng kembali menggelar razia di sejumlah ‘pondok goyang’ di pinggiran Pantai Kutai, tepatnya di Desa Mela dan Desa Tapian Nauli 1, Kecamatan Tapian Nauli, Tapteng, Sabtu (21/9) malam. Hasilnya, sebanyak 13 pasangan yang didominasi pelajar dijaring polisi. Bahkan beberapa di antara pasangan tersebut kedapatan sedang melakukan hubungan intim dalam kondisi bugil.

 

Razia itu sendiri digelar mulai pukul 21.30 WIB hingga dinihari. Dengan menyisir semua pondok goyang yang ada di pinggiran Pantai Kuta. Sebanyak 13 pasangan yang terjaring kemudian dinaikkan ke mobil polisi dan diboyong ke Mapolres Tapteng guna didata, dibina dan diminta membuat surat pernyataan sebelum diserahkan kepada orangtuanya masing-masing.

“Kita prihatin dengan pergaulan anak-anak muda sekarang ini. Mereka masih berstatus sebagai pelajar, tapi pergaulan mereka sudah di luar batas kewajaran. Hal ini lah yang perlu kita berantas sejak dini,” tutur Kapolres Tapteng AKBP Misnan SH Sik melalui KBO Intelkam IPDA R Sipahutar didampingi KBO Narkoba IPDA R Hutagaol yang memimpin razia tersebut.

Dikatakan IPDA R Sipahutar, razia tersebut dilakukan sesuai instruksi pimpinan agar melakukan razia/sweeping secara selektif untuk meminimalisir penyakit masyarakat (pekat) dan tindakan kriminal lainnya. Selain itu, juga untuk menanggapi laporan masyarakat yang merasa resah dengan menjamurnya pondok-pondok yang berada di atas laut tersebut.

“Razia pekat ini juga kita lakukan untuk menanggapi banyaknya keluhan warga terkait menjamurnya pondok yang diduga kerap dijadikan sebagai lokasi mesum. Untuk itu kita turun ke TKP dan melakukan penggerebekan. Ternyata informasi itu benar, dengan ditemukannya pasangan-pasangan tanpa status pernikahan sedang berduaan dalam pondok, bahkan beberapa pasangan ditemukan sedang bugil (tanpa busana),” terangnya.

IPDA R Sipahutar mengaku, pihaknya langsung prihatin setelah mengetahui bahwa pasangan-pasangan yang terjaring tersebut didominasi oleh pelajar. “Kita sangat prihatin. Pasangan-pasangan ini rata-rata mahasiswa, siswa SMA dan adapula yang masih SMP. Oleh karenanya kita menyampaikan hal ini kepada orangtua mereka masing-masing agar mengetahui sejauh mana pergaulan mereka di luar rumah. Kita harapkan ada efek jera bagi mereka,” harapnya.

Dirinya pun mengimbau kepada para orangtua agar lebih kontrol terhadap pergaulan anak-anaknya. Senada juga dengan pihak sekolah, agar kiranya memberikan bimbingan dan arahan yang lebih kepada para siswa agar terhindar dalam pergaulan bebas.

Ketika ditanya apa yang akan dilakukan pihak kepolisian kepada para pengusaha pondok goyang, IPDA R Sipahutar mengaku pihaknya akan memanggil  4 pengusaha pondok tersebut untuk dimintai keterangan. “Pertama kita panggil dulu. Kemudian kita coba berikan arahan agar tempat yang mereka sediakan jangan sampai dijadikan pengunjung sebagai tempat mesum. Kita harap nantinya para pengusaha pondok itu memahaminya. Karena bagaimanapun, pondok dengan kondisi tertutup seperti itu sangat rentan merusak mental, terutama para pelajar yang akhirnya berujung kepada perbuatan mesum,” pungkasnya.(fred/nasa)

Sebanyak 13 pasangan terjaring dari pondok ‘goyang’, diboyong ke Mapolres Tapteng.
Sebanyak 13 pasangan terjaring dari pondok ‘goyang’, diboyong ke Mapolres Tapteng.

TAPTENG-

Personel Polres Tapteng kembali menggelar razia di sejumlah ‘pondok goyang’ di pinggiran Pantai Kutai, tepatnya di Desa Mela dan Desa Tapian Nauli 1, Kecamatan Tapian Nauli, Tapteng, Sabtu (21/9) malam. Hasilnya, sebanyak 13 pasangan yang didominasi pelajar dijaring polisi. Bahkan beberapa di antara pasangan tersebut kedapatan sedang melakukan hubungan intim dalam kondisi bugil.

 

Razia itu sendiri digelar mulai pukul 21.30 WIB hingga dinihari. Dengan menyisir semua pondok goyang yang ada di pinggiran Pantai Kuta. Sebanyak 13 pasangan yang terjaring kemudian dinaikkan ke mobil polisi dan diboyong ke Mapolres Tapteng guna didata, dibina dan diminta membuat surat pernyataan sebelum diserahkan kepada orangtuanya masing-masing.

“Kita prihatin dengan pergaulan anak-anak muda sekarang ini. Mereka masih berstatus sebagai pelajar, tapi pergaulan mereka sudah di luar batas kewajaran. Hal ini lah yang perlu kita berantas sejak dini,” tutur Kapolres Tapteng AKBP Misnan SH Sik melalui KBO Intelkam IPDA R Sipahutar didampingi KBO Narkoba IPDA R Hutagaol yang memimpin razia tersebut.

Dikatakan IPDA R Sipahutar, razia tersebut dilakukan sesuai instruksi pimpinan agar melakukan razia/sweeping secara selektif untuk meminimalisir penyakit masyarakat (pekat) dan tindakan kriminal lainnya. Selain itu, juga untuk menanggapi laporan masyarakat yang merasa resah dengan menjamurnya pondok-pondok yang berada di atas laut tersebut.

“Razia pekat ini juga kita lakukan untuk menanggapi banyaknya keluhan warga terkait menjamurnya pondok yang diduga kerap dijadikan sebagai lokasi mesum. Untuk itu kita turun ke TKP dan melakukan penggerebekan. Ternyata informasi itu benar, dengan ditemukannya pasangan-pasangan tanpa status pernikahan sedang berduaan dalam pondok, bahkan beberapa pasangan ditemukan sedang bugil (tanpa busana),” terangnya.

IPDA R Sipahutar mengaku, pihaknya langsung prihatin setelah mengetahui bahwa pasangan-pasangan yang terjaring tersebut didominasi oleh pelajar. “Kita sangat prihatin. Pasangan-pasangan ini rata-rata mahasiswa, siswa SMA dan adapula yang masih SMP. Oleh karenanya kita menyampaikan hal ini kepada orangtua mereka masing-masing agar mengetahui sejauh mana pergaulan mereka di luar rumah. Kita harapkan ada efek jera bagi mereka,” harapnya.

Dirinya pun mengimbau kepada para orangtua agar lebih kontrol terhadap pergaulan anak-anaknya. Senada juga dengan pihak sekolah, agar kiranya memberikan bimbingan dan arahan yang lebih kepada para siswa agar terhindar dalam pergaulan bebas.

Ketika ditanya apa yang akan dilakukan pihak kepolisian kepada para pengusaha pondok goyang, IPDA R Sipahutar mengaku pihaknya akan memanggil  4 pengusaha pondok tersebut untuk dimintai keterangan. “Pertama kita panggil dulu. Kemudian kita coba berikan arahan agar tempat yang mereka sediakan jangan sampai dijadikan pengunjung sebagai tempat mesum. Kita harap nantinya para pengusaha pondok itu memahaminya. Karena bagaimanapun, pondok dengan kondisi tertutup seperti itu sangat rentan merusak mental, terutama para pelajar yang akhirnya berujung kepada perbuatan mesum,” pungkasnya.(fred/nasa)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/