26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

25 Tewas, 310 Ribu Warga Kehilangan Tempat Tinggal

Seorang tentara menyelamatkan warga dari badai Usagi di provinsi Zambales, China.
Seorang tentara menyelamatkan warga dari badai Usagi di provinsi Zambales, China.

GUANGDONG-

Topan Usagi menewaskan sedikitnya 25 orang setelah memasuki China daratan di wilayah Provinsi Guangdong. Korban jiwa meliputi 13 di Kota Shanwei, enam di Kota Shantou, tiga di Kota Jieyang dan satu, masing-masing, di Guangzhou, Heyuan serta Chaozhou, kata kantor penanganan darurat Pemerintah Provinsi Guangdong yang masuk wilayah China selatan.

 

Sebanyak 5,48 juta orang terpengaruh dan 310.000 warga kehilangan tempat tinggal akibat topan itu. Sebanyak 8.490 rumah ambruk dan 50.800 hektare tanaman rusak.

 

Topan tersebut telah mengakibatkan kerugian ekonomi langsung sebesar 7,1 miliar yuan (1,16 miliar dollar AS) di Guangdong. Topan Usagi – dalam bahasa Jepang berarti kelinci- diperkirakan menjadi topan super pada Sabtu (21/9) setelah topan tersebut melewati Filipina dan Taiwan, dan bergerak ke arah China Daratan.

 

Kendati kekuatannya melemah, angin yang dibawa topan itu mencapai kecepatan 45 meter per detik di intinya saat memasuki daratan di Shanwei pada pukul 19.40 waktu setempat, kemarin.

 

Usagi telah memporak-porandakan bagian timur Guangdong. Tiga pohon tumbang dan pasokan air serta listrik terputus di beberapa kabupaten di Shanwei, yang paling parah diterjang topan.

 

“Jumlah korban jiwa di kota kami meliputi tujuh orang yang tewas di lokasi pembangunan kereta. Kebanyakan korban tewas akibat tertimpa rumah yang ambruk di tempat orang berlindung,” kata Xiao Zhan, Wakil Kepala Dinas Perairan Shanwei.

 

“Ini adalah topan paling kuat yang pernah kami saksikan dalam 30 tahun terakhir. Ini benar-benar mengerikan,” kata seorang warga Shanwei yang bermarga Zheng, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Xinhua.

 

Di Kotapraja Jinghai, Kota Jieyang, seorang warga desa tewas setelah dadanya dihantam kaca jendela yang pecah akibat terjangan angin kencang. Para dokter gagal menyelamatkan nyawanya. Markas pengawasan banjir di provinsi tersebut menyatakan topan itu telah mengakibatkan air laut menggenangi daerah pantai, dan air sungai meluap serta tanah longsor terjadi di wilayah pedesaan.

 

Pada Senin, 14 kota besar di Guangdong, termasuk Ibu Kota Provinsi –Guanzhou, Shenzhen dan Zhuhai, serta Makao dan Hong Kong, yang bertetangga– masih membekukan kegiatan belajar-mengajar. Lalu lintas pelayaran, kereta dan udara juga dihentikan sebagai pencegahan terhadap topan. (net/jpnn)

Seorang tentara menyelamatkan warga dari badai Usagi di provinsi Zambales, China.
Seorang tentara menyelamatkan warga dari badai Usagi di provinsi Zambales, China.

GUANGDONG-

Topan Usagi menewaskan sedikitnya 25 orang setelah memasuki China daratan di wilayah Provinsi Guangdong. Korban jiwa meliputi 13 di Kota Shanwei, enam di Kota Shantou, tiga di Kota Jieyang dan satu, masing-masing, di Guangzhou, Heyuan serta Chaozhou, kata kantor penanganan darurat Pemerintah Provinsi Guangdong yang masuk wilayah China selatan.

 

Sebanyak 5,48 juta orang terpengaruh dan 310.000 warga kehilangan tempat tinggal akibat topan itu. Sebanyak 8.490 rumah ambruk dan 50.800 hektare tanaman rusak.

 

Topan tersebut telah mengakibatkan kerugian ekonomi langsung sebesar 7,1 miliar yuan (1,16 miliar dollar AS) di Guangdong. Topan Usagi – dalam bahasa Jepang berarti kelinci- diperkirakan menjadi topan super pada Sabtu (21/9) setelah topan tersebut melewati Filipina dan Taiwan, dan bergerak ke arah China Daratan.

 

Kendati kekuatannya melemah, angin yang dibawa topan itu mencapai kecepatan 45 meter per detik di intinya saat memasuki daratan di Shanwei pada pukul 19.40 waktu setempat, kemarin.

 

Usagi telah memporak-porandakan bagian timur Guangdong. Tiga pohon tumbang dan pasokan air serta listrik terputus di beberapa kabupaten di Shanwei, yang paling parah diterjang topan.

 

“Jumlah korban jiwa di kota kami meliputi tujuh orang yang tewas di lokasi pembangunan kereta. Kebanyakan korban tewas akibat tertimpa rumah yang ambruk di tempat orang berlindung,” kata Xiao Zhan, Wakil Kepala Dinas Perairan Shanwei.

 

“Ini adalah topan paling kuat yang pernah kami saksikan dalam 30 tahun terakhir. Ini benar-benar mengerikan,” kata seorang warga Shanwei yang bermarga Zheng, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Xinhua.

 

Di Kotapraja Jinghai, Kota Jieyang, seorang warga desa tewas setelah dadanya dihantam kaca jendela yang pecah akibat terjangan angin kencang. Para dokter gagal menyelamatkan nyawanya. Markas pengawasan banjir di provinsi tersebut menyatakan topan itu telah mengakibatkan air laut menggenangi daerah pantai, dan air sungai meluap serta tanah longsor terjadi di wilayah pedesaan.

 

Pada Senin, 14 kota besar di Guangdong, termasuk Ibu Kota Provinsi –Guanzhou, Shenzhen dan Zhuhai, serta Makao dan Hong Kong, yang bertetangga– masih membekukan kegiatan belajar-mengajar. Lalu lintas pelayaran, kereta dan udara juga dihentikan sebagai pencegahan terhadap topan. (net/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/