Jakarta- Para Jamaah haji harus siap berpuasa tidak makan sayur dalam lima hari. Pasalnya, pada tanggal 8 dzulhijjah hingga 13 dzulhijjah ketering yang akan diberikan oleh pihak kementerian Agama akan meniadakan menu sayur mayur tersebut.
Hal tersebut dijelaskan oleh Direktur Pelayanan Haji Kementerian Agama (Kemenag), Sri Ilham Lubis kemarin (03/10) melalui portal resmi Kemenag. Ia mengatakan, peniadaan sayur mayur tersebut berkaitan dengan kepadatan lalu lintas para jamaah yang datang dan pergi.
“Karena saat 5 waktu darurat ini, kedatangan maupun keberangkatan jamaah haji tidak bisa dipastikan waktunya, akibat kepadatan lalu lintas,” ujarnya.
Ia menolak jika dikatakan tidak memperhatikan kondisi kesehatan jamaah dengan peniadaan menu sayur tersebut. Menurutnya, peniadaan ini justru akan bermanfaat untuk kesehatan jamaah. “Tidak ada menu sayur bukannya kita tidak mau memberikan menu yang baik, tetapi sengaja untuk kesehatan jamaah haji dan kita ganti dengan buah.”
Pemberlakuan tersebut akan diterapkan di katering jamaah haji Indonesia di Armina (Arafah, Mina dan Muzdalifah). Kateraing akan dikemas dalam boks berwarna. Boks warna biru akan diberikan pada pagi hari sekitar pukul 06.00-08.00 WAS. Makan siang dikemas dalam boks warna merah dan disajikan pukul 11.00-14.00 WAS. Sedangkan makan malam diberikan dalam boks warna hijau pukul 17.00-20.00 WAS.
“Setiap jamaah akan mendapat 2 botol mineral, satu macam buah setiap kali makan, dan 1 kotak jus pada setiap makan siang. Jamaah haji juga dapat 1 paket coffee shop dan mie instan selama di Mina,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi keracunan yang mungkin terjadi, ia meminta ketua kloter atau ketua rombongan agar mengecek dan mencoba makanan sebelum diberikan ke jamaah haji. Ia juga menegaskan bahwa dalam boks juga telah tertera batas waktu makanan boleh disantap jamaah haji. Namun menurutnya, akan lebih baik lagi jika dilakukan pengecekan ulang.(jp/jpnn)
Jamaah Haji Harus Siap Puasa Makan Sayur Selama 5 Hari
Jakarta- Para Jamaah haji harus siap berpuasa tidak makan sayur dalam lima hari. Pasalnya, pada tanggal 8 dzulhijjah hingga 13 dzulhijjah ketering yang akan diberikan oleh pihak kementerian Agama akan meniadakan menu sayur mayur tersebut.
Hal tersebut dijelaskan oleh Direktur Pelayanan Haji Kementerian Agama (Kemenag), Sri Ilham Lubis kemarin (03/10) melalui portal resmi Kemenag. Ia mengatakan, peniadaan sayur mayur tersebut berkaitan dengan kepadatan lalu lintas para jamaah yang datang dan pergi.
“Karena saat 5 waktu darurat ini, kedatangan maupun keberangkatan jamaah haji tidak bisa dipastikan waktunya, akibat kepadatan lalu lintas,” ujarnya.
Ia menolak jika dikatakan tidak memperhatikan kondisi kesehatan jamaah dengan peniadaan menu sayur tersebut. Menurutnya, peniadaan ini justru akan bermanfaat untuk kesehatan jamaah. “Tidak ada menu sayur bukannya kita tidak mau memberikan menu yang baik, tetapi sengaja untuk kesehatan jamaah haji dan kita ganti dengan buah.”
Pemberlakuan tersebut akan diterapkan di katering jamaah haji Indonesia di Armina (Arafah, Mina dan Muzdalifah). Kateraing akan dikemas dalam boks berwarna. Boks warna biru akan diberikan pada pagi hari sekitar pukul 06.00-08.00 WAS. Makan siang dikemas dalam boks warna merah dan disajikan pukul 11.00-14.00 WAS. Sedangkan makan malam diberikan dalam boks warna hijau pukul 17.00-20.00 WAS.
“Setiap jamaah akan mendapat 2 botol mineral, satu macam buah setiap kali makan, dan 1 kotak jus pada setiap makan siang. Jamaah haji juga dapat 1 paket coffee shop dan mie instan selama di Mina,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi keracunan yang mungkin terjadi, ia meminta ketua kloter atau ketua rombongan agar mengecek dan mencoba makanan sebelum diberikan ke jamaah haji. Ia juga menegaskan bahwa dalam boks juga telah tertera batas waktu makanan boleh disantap jamaah haji. Namun menurutnya, akan lebih baik lagi jika dilakukan pengecekan ulang.(jp/jpnn)