26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Anak Sakit Jiwa Bakar Rumah Orangtua

Rumah yang kebakaran di Jl. Turi Ujung
Rumah yang kebakaran di Jl. Turi Ujung

SUMUTPOS.CO – Warga Jl. Turi Ujung, Kel. Binjai, Kec. Medan Denai tiba-tiba digegerkan suara gaduh dan jerit tangis kesakitan seorang wanita, Senin (11/11) sekira pukul 07.30 WIB. Selidik punya selidik, ternyata suara itu berasal dari rumah berdinding papan yang dihuni Tiurlan boru Siahaan (65), serta dua anak lajangnya. Tak lama berselang, warga melihat wanita berstatus janda itu dipapah putra keduanya, Pringadi Nababan (27) keluar dari rumah. Baru beberapa menit berlindung di warung milik tetangga, warga kembali heboh melihat si jago merah telah menjilati rumah sederhana tersebut.

Info dihimpun POSMETRO MEDAN (grup JPNN) dari lokasi, rupanya pagi itu England Nababan (35) yang menderita gangguan kejiwaan tengah mengamuk. Selain merusak seisi rumah, England juga memukuli ibu kandungnya dengan kayu. Spontan, Tiurlan yang kesakitan menjerit minta tolong, hingga membangunkan anak keduanya. Melihat emosi abangnya makin tak terkontrol, dengan gerak cepat, Pirngadi melarikan ibunya ke rumah tetangga.

“Pagi itu aku lagi tidur bang, terus kudengar ribut-ribut. Jadi aku bangun, rupanya abangku mengamuk. Dirusaknya seluruh isi rumah. Terus mamak dipukulinya pakai kayu, disitulah kubawa mamak ke kedai tetangga,” kenang Pirngadi saat ditemui kru koran ini di samping rumahnya yang rata dengan tanah.

Saat berlindung itulah kediaman mereka dibakar England. Kobaran api cepat membesar karena bahan bangunan terbuat dari kayu. Dalam hitungan menit, rumah yang dihuni ibu dan 2 anaknya itu rata dengan tanah. Api baru bisa dipadamkan ketika warga bahu membahu melakukan penyiraman dengan peralatan seadanya. Itu harus dilakukan karena petugas Dinas Pencegahan Kebakaran Kota Medan terlambat tiba di lokasi. “Tak sempat pemadam datang ke sini bang, katanya orang itu sempat kesasar ke Jl. Pelajar Timur sana,” terang seorang warga sekitar. Tak hanya menghanguskan rumah beserta isinya, satu unit betor (becak bermotor,red) BK 1995 BK yang diparkir di depan rumah pun turut ludes.

“Pas keluarlah aku sama mamak, tak lama sudah terbakar rumah itu. Jadi kami sama warga situ coba memadamkanlah,” kata Pirngadi dengan mata berkaca-kaca. Disinggung soal dugaan apakah abangnya yang membakar rumah tersebut, Pringadi mengaku tak mengetahui pasti. Namun ia sempat mendengar suara kabel korsleting dari dalam rumahnya. “Aku tak taulah apa memang dia yang bakar, cuma yang kudengar kayak ada suara korsleting listrik dari dalam. Saat kebakaran itu, abangku langsung dilarikan warga, dan sampai sekarang belum tau dia di mana,” katanya seraya mengaku ibunya hanya menderita luka memar di tangan dan telah dibawa oleh warga sekitar untuk berobat.

Ternyata kelainan jiwa England bukan tanpa sebab. Menurut Pirngadi, England suka mengamuk setelah mengalami kecelakaan 6 tahun lalu di luar kota. Namun kali ini, kelakuan abangnya tersebut diluar kendali dan amukannya kali ini terbilang cukup parah. “Biasanya kalau mengamuk ya hanya gitu ajanya bang, tapi ini yang parah kayaknya,” terangnya disela-sela membereskan puing sisa kebakaran. Petugas Polsek Medan Area yang tiba di lokasi langsung memasang garis polisi. Kapolsek Medan Area, Kompol Rama S Putra SIK mengaku pihaknya masih mencari sumber api. “Masih lidik ya, tim identifikasi sudah cek ke lokasi. Mengenai apakah dibakar, belum bisa kita pastikan,” katanya.

 

 

SARAF SINDROM PUTUS

Selain dugaan membakar rumah dan memukuli ibu kandungnya sendiri, prilaku England yang juga sering marah-marah tanpa sebab adalah akibat adanya saraf korban yang putus dalam kecelakaan yang menimpanya 6 tahun lalu. Bisa juga akibat pemulihannya yang tak sempurna. Hal ini dikatakan dr. Rustam Efendi, SpS saat dihubungi kru koran ini. “Sebenarnya harus di scan terlebih dahulu di bagian mana kepalanya yang kena benturan. Baru kita bisa memastikan saraf sindrom yang mana yang putus. Karena banyak bagian-bagiannya dan yang ditumbulkannya bisa saja marah-marah dan ada juga hanya tertawa,” ungkap dokter sepesialis saraf tersebut.

Dia juga menambahkan bahwa mungkin si korban dulu pengobatanya tidak sempurna. “Kasihan juga memang. Mungkin saja dia (korban) dulu pengobatannya terbengkalai. Dan penyebabnya banyak hal hingga pengobatan tersebut terbengkalai. Contohnya, lantaran keterbatasan ekonomi,” tambahnya, Senin (11/11) malam. Meski begitu, narasumber tetap mengaku tak tertutup kemungkinan si korban bisa sembuh meskipun harus dengan cara pengobatan ekstra. “Mungkin masih bisa. Tapi kita harus mengetahui lebih dulu di bagian mana benturan atau jejas tersebut. Barangkali saja masih ada gumpalan darah. Setelah diketahui baru bisa dilakukan pengobatan secara intensif,” ujarnya mengakhiri pemebicaraan. (wel/tun/deo)

Rumah yang kebakaran di Jl. Turi Ujung
Rumah yang kebakaran di Jl. Turi Ujung

SUMUTPOS.CO – Warga Jl. Turi Ujung, Kel. Binjai, Kec. Medan Denai tiba-tiba digegerkan suara gaduh dan jerit tangis kesakitan seorang wanita, Senin (11/11) sekira pukul 07.30 WIB. Selidik punya selidik, ternyata suara itu berasal dari rumah berdinding papan yang dihuni Tiurlan boru Siahaan (65), serta dua anak lajangnya. Tak lama berselang, warga melihat wanita berstatus janda itu dipapah putra keduanya, Pringadi Nababan (27) keluar dari rumah. Baru beberapa menit berlindung di warung milik tetangga, warga kembali heboh melihat si jago merah telah menjilati rumah sederhana tersebut.

Info dihimpun POSMETRO MEDAN (grup JPNN) dari lokasi, rupanya pagi itu England Nababan (35) yang menderita gangguan kejiwaan tengah mengamuk. Selain merusak seisi rumah, England juga memukuli ibu kandungnya dengan kayu. Spontan, Tiurlan yang kesakitan menjerit minta tolong, hingga membangunkan anak keduanya. Melihat emosi abangnya makin tak terkontrol, dengan gerak cepat, Pirngadi melarikan ibunya ke rumah tetangga.

“Pagi itu aku lagi tidur bang, terus kudengar ribut-ribut. Jadi aku bangun, rupanya abangku mengamuk. Dirusaknya seluruh isi rumah. Terus mamak dipukulinya pakai kayu, disitulah kubawa mamak ke kedai tetangga,” kenang Pirngadi saat ditemui kru koran ini di samping rumahnya yang rata dengan tanah.

Saat berlindung itulah kediaman mereka dibakar England. Kobaran api cepat membesar karena bahan bangunan terbuat dari kayu. Dalam hitungan menit, rumah yang dihuni ibu dan 2 anaknya itu rata dengan tanah. Api baru bisa dipadamkan ketika warga bahu membahu melakukan penyiraman dengan peralatan seadanya. Itu harus dilakukan karena petugas Dinas Pencegahan Kebakaran Kota Medan terlambat tiba di lokasi. “Tak sempat pemadam datang ke sini bang, katanya orang itu sempat kesasar ke Jl. Pelajar Timur sana,” terang seorang warga sekitar. Tak hanya menghanguskan rumah beserta isinya, satu unit betor (becak bermotor,red) BK 1995 BK yang diparkir di depan rumah pun turut ludes.

“Pas keluarlah aku sama mamak, tak lama sudah terbakar rumah itu. Jadi kami sama warga situ coba memadamkanlah,” kata Pirngadi dengan mata berkaca-kaca. Disinggung soal dugaan apakah abangnya yang membakar rumah tersebut, Pringadi mengaku tak mengetahui pasti. Namun ia sempat mendengar suara kabel korsleting dari dalam rumahnya. “Aku tak taulah apa memang dia yang bakar, cuma yang kudengar kayak ada suara korsleting listrik dari dalam. Saat kebakaran itu, abangku langsung dilarikan warga, dan sampai sekarang belum tau dia di mana,” katanya seraya mengaku ibunya hanya menderita luka memar di tangan dan telah dibawa oleh warga sekitar untuk berobat.

Ternyata kelainan jiwa England bukan tanpa sebab. Menurut Pirngadi, England suka mengamuk setelah mengalami kecelakaan 6 tahun lalu di luar kota. Namun kali ini, kelakuan abangnya tersebut diluar kendali dan amukannya kali ini terbilang cukup parah. “Biasanya kalau mengamuk ya hanya gitu ajanya bang, tapi ini yang parah kayaknya,” terangnya disela-sela membereskan puing sisa kebakaran. Petugas Polsek Medan Area yang tiba di lokasi langsung memasang garis polisi. Kapolsek Medan Area, Kompol Rama S Putra SIK mengaku pihaknya masih mencari sumber api. “Masih lidik ya, tim identifikasi sudah cek ke lokasi. Mengenai apakah dibakar, belum bisa kita pastikan,” katanya.

 

 

SARAF SINDROM PUTUS

Selain dugaan membakar rumah dan memukuli ibu kandungnya sendiri, prilaku England yang juga sering marah-marah tanpa sebab adalah akibat adanya saraf korban yang putus dalam kecelakaan yang menimpanya 6 tahun lalu. Bisa juga akibat pemulihannya yang tak sempurna. Hal ini dikatakan dr. Rustam Efendi, SpS saat dihubungi kru koran ini. “Sebenarnya harus di scan terlebih dahulu di bagian mana kepalanya yang kena benturan. Baru kita bisa memastikan saraf sindrom yang mana yang putus. Karena banyak bagian-bagiannya dan yang ditumbulkannya bisa saja marah-marah dan ada juga hanya tertawa,” ungkap dokter sepesialis saraf tersebut.

Dia juga menambahkan bahwa mungkin si korban dulu pengobatanya tidak sempurna. “Kasihan juga memang. Mungkin saja dia (korban) dulu pengobatannya terbengkalai. Dan penyebabnya banyak hal hingga pengobatan tersebut terbengkalai. Contohnya, lantaran keterbatasan ekonomi,” tambahnya, Senin (11/11) malam. Meski begitu, narasumber tetap mengaku tak tertutup kemungkinan si korban bisa sembuh meskipun harus dengan cara pengobatan ekstra. “Mungkin masih bisa. Tapi kita harus mengetahui lebih dulu di bagian mana benturan atau jejas tersebut. Barangkali saja masih ada gumpalan darah. Setelah diketahui baru bisa dilakukan pengobatan secara intensif,” ujarnya mengakhiri pemebicaraan. (wel/tun/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/