SUMUTPOS.CO – Panthera blytheae merupakan kucing besar yang mirip dengan macan tutul salju, kata palaeontolog.
Fosil kucing besar tertua yang dinamakan Panthera blytheae dan memiliki usia 4,1 hingga 5,95 juta tahun, telah diangkat dari Himalaya.
Penemuan fosil di Tibet ini mendukung teori bahwa kucing besar berevolusi di Asia Tengah – bukan Afrika – dan menyebar ke luar daerahnya.
Penelitian yang dilakukan oleh paleontolog dari Amerika Serikat dan Cina ini dipublikasikan pada jurnal Royal Society Proceedings B.
Mereka menggunakan data anatomi dan DNA untuk menentukan bahwa kerangka itu dimiliki oleh kucing besar yang sudah punah, yang daerah tempat tinggalnya saling tumpang tindih dengan spesies yang kita tahu saat ini.
“Kucing ini adalah saudara dari macan tutul salju – dia memiliki dahi yang lebar dan wajah kecil,” kata periset Dr Jack Tseng dari University of Southern California.
“Fosil ini berhubungan erat dengan pertanyaan kami tentang bagaimana hewan berevolusi dan menyebar ke seluruh dunia.”
“Para peneliti memiliki hipotesis bahwa kucing besar berasal dari Asia, tetapi ada perbedaan antara data DNA dan catatan fosil.”
PENEMUAN SIGNIFIKAN
Fosil karnivora yang utuh seperti ini jarang ditemukan.
Kucing besar merupakan sub-famili Pantherinae termasuk singa, jaguar, harimau, macan tutul, dan macan tutul salju.
Bukti DNA menunjukkan jenis mereka ini menyimpang dari sepupu mereka, sub-famili Felinae – seperti puma dan kucing domestik – sekitar 6,37 juta tahun yang lalu.
Tapi fosil paling awal yang sebelumnya ditemukan hanya berusia 3,6 juta tahun – yaitu fragmen gigi di Laetoli, Tanzania.
Fosil-fosil terbaru yang ditemukan ini digali pada ekspedisi tahun 2010 di wilayah terpencil Zanda Basin di barat daya Tibet, oleh tim termasuk Dr Tseng dan istrinya Liu Juan – sesama paleontolog.
Di antara serpihan tulang-tulang itu terdapat tujuh fragmen tengkorak, yang dimiliki setidaknya oleh tiga kucing besar, termasuk satu tengkorak yang hampir lengkap.
Usianya berkisar antara 4,1 hingga 5,95 juta tahun.
“Ini adalah penemuan yang sangat signifikan – ini mengisi kekosongan yang sangat luas dalam catatan fosil,” kata Dr Manabu Sakamoto seorang ahli spesies kucing besar dari University of Bristol.
“Penemuan ini menyajikan bukti kuat untuk hipotesis yang mengatakan bahwa kucing besar berasal dari Asia.” (NET)