26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Pasutri Duel dengan 3 Rampok Berpistol

Foto: Manahan/Posmetro Medan Maulana dan Salmah, pasutri yang bergelut dengan perampok di Batangkuis-Deliserdang.
Foto: Manahan/Posmetro Medan
Maulana dan Salmah, pasutri yang bergelut dengan perampok di Batangkuis-Deliserdang.

SUMUTPOS.CO – Kawanan perampok berpistol kembali beraksi. Kali ini giliran Robby Suhaimi (31) dan istrinya Salmah (27), warga Desa Dalu X A, Kec. Tanjung Morawa yang jadi korban. Meski sempat duel dan berhasil memukul jatuh dua pelaku, tapi Robby tak berkutik saat kepalanya ditodong pistol. Tak mau mati konyol, pasutri ini hanya bisa pasrah saat pelaku membawa kabur sepeda motor Suzuki F 1 BK 1630 MAI yang mereka kendarai.

Info dihimpun POSMETRO MEDAN (grup JPNN), ketiga pelaku berbadan tinggi tegap dan berambut ikal dan gondrong itu beraksi saat korban melintas di lokasi gelap di kawasan Jl. Balai Desa, Desa Sena, Kec. Batang Kuis, Selasa (19/11) sekira pukul 22.00 WIB.

Malam itu, pasangan yang baru dua tahun menikah itu berencana pulang ke kediaman mereka setelah berkunjung ke rumah Girsing (50), orangtua Robby di kawasan Perumnas Mandala. Sebelum tiba di lokasi kejadian, pasutri yang pergi berboncengan itu melihat 3 pria mengendarai 2 sepeda motor nongkrong di pinggir jalan.

Semula, korban tak menaruh curiga. Bahkan mereka mengira ketiga pelaku itu adalah oknum polisi yang tengah patroli. Karena itulah, Robby yang bekerja di bengkel las itu terus melanjutkan perjalanan. Tapi tak berselang lama, ketiga pelaku malah mengikuti sepeda motor pasutri itu dari belakang. “Aku sempat menoleh ke belakang karena merasa diikuti, namun karena gelap aku tak melihat apa-apa,” ungkap Salmah yang sehari-hari jualan nasi di sekitar tempat tinggalnya itu.

Naas, saat melintas di lokasi, ketiga pelaku yang satu di antaranya mengendarai Yamaha Mio putih itu malah memepet dan meneriaki korban maling. “Karena diteriaki maling, kami memilih berhenti,” ungkap Salmah.

Ironisnya, saat bersamaan dua pelaku yang mengendarai sepeda motor jenis bebek itu lantas menghampiri dan memukul Robby. Sementara, satu pelaku lain mencekik leher Salmah. Mendapat serangan mendadak, Robby yang tak terima sempat melawan. Meski duel dua lawan satu, tapi Robby berhasil memukul kedua pelaku sampai terkapar. “Suamiku sempat berkelahi dan berhasil memukul kedua pelaku sampai tersungkur ke tanah,” kenang Salmah. Bahkan, saat itu Robby sempat memegang senjata api jenis Air Soft Gun yang terjatuh dari balik baju salah seorang pelaku.

Melihat kedua temannya tak berdaya melawan Robby, pelaku yang bertugas mengamankan Salma pun ikut membantu dengan memukul pundak Robby dari belakang hingga terjatuh. Tak hanya itu, pelaku juga memukul kepala Robby dengan gagang senjata apinya ke kepala korban hingga berdarah. Dengan ancam tembak, pelaku memaksa Robby menyerahkan sepeda motornya. “Aku ketakutan melihat suamiku ditondong senjata. Karena takut ditembak, aku pun menyuruh suamiku menyerahkan sepeda motor itu,” ungkap Salmah. Selain sepeda motor, pelaku juga turut merampas hape Robby. Setelah itu, ketiga pelaku pun meninggalkan kedua korban di pinggir jalan. Pasca pelaku kabur, Salmah pun teriak minta tolong, hingga mereka diselamatkan pengendara yang kebetulan melintas. Oleh warga, Robby yang berlumuran darah itu pun dibawa ke Klinik Sahabat  Batang Kuis.

Sebelum berangkat ke rumah orangtuanya, Maulana (25) adik kandung Robby yang bekerja sebagai buruh bangunan itu sempat melarang pasutri itu mengendarai sepeda motor Suzuki F 1 miliknya. Namun karena Salmah terus memaksa, akhirnya Maulana pun meminjamkan sepeda motornya tersebut. “Aku sempat melarang mereka meminjam sepeda motoku, namun karena kak Salmah memaksa aku pun meminjamkannya,” ungkap Maulana.

Sementara itu Salmah mengungkapkan mungkin saja larangan Maulana agar kedua korban agar tidak mengendari sepeda motor miliknya sebuah pertanda buruk karena biasanya kedua korban menggunakan sepeda motor sendiri. “Mungkin saja larangan Maulana sebagai pertanda kalau sesuatu yang buruk akan terjadi karena selama ini belum pernah kami dirampok,” ungkap Salmah. Sementara itu, Kapolsek Batang Kuis AKP S Simare-mare melalui Kanit Reskrim Polsek Batang Kuis Iptu Enda Tarigan SH saat dikonfirmasi kru koran ini mengaku telah menerima lapoaran korban. “Laporannya sudah diterima dan akan dilakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus in dan menangkap ketiga pelaku,” kata Enda. (cr-2/deo)

Foto: Manahan/Posmetro Medan Maulana dan Salmah, pasutri yang bergelut dengan perampok di Batangkuis-Deliserdang.
Foto: Manahan/Posmetro Medan
Maulana dan Salmah, pasutri yang bergelut dengan perampok di Batangkuis-Deliserdang.

SUMUTPOS.CO – Kawanan perampok berpistol kembali beraksi. Kali ini giliran Robby Suhaimi (31) dan istrinya Salmah (27), warga Desa Dalu X A, Kec. Tanjung Morawa yang jadi korban. Meski sempat duel dan berhasil memukul jatuh dua pelaku, tapi Robby tak berkutik saat kepalanya ditodong pistol. Tak mau mati konyol, pasutri ini hanya bisa pasrah saat pelaku membawa kabur sepeda motor Suzuki F 1 BK 1630 MAI yang mereka kendarai.

Info dihimpun POSMETRO MEDAN (grup JPNN), ketiga pelaku berbadan tinggi tegap dan berambut ikal dan gondrong itu beraksi saat korban melintas di lokasi gelap di kawasan Jl. Balai Desa, Desa Sena, Kec. Batang Kuis, Selasa (19/11) sekira pukul 22.00 WIB.

Malam itu, pasangan yang baru dua tahun menikah itu berencana pulang ke kediaman mereka setelah berkunjung ke rumah Girsing (50), orangtua Robby di kawasan Perumnas Mandala. Sebelum tiba di lokasi kejadian, pasutri yang pergi berboncengan itu melihat 3 pria mengendarai 2 sepeda motor nongkrong di pinggir jalan.

Semula, korban tak menaruh curiga. Bahkan mereka mengira ketiga pelaku itu adalah oknum polisi yang tengah patroli. Karena itulah, Robby yang bekerja di bengkel las itu terus melanjutkan perjalanan. Tapi tak berselang lama, ketiga pelaku malah mengikuti sepeda motor pasutri itu dari belakang. “Aku sempat menoleh ke belakang karena merasa diikuti, namun karena gelap aku tak melihat apa-apa,” ungkap Salmah yang sehari-hari jualan nasi di sekitar tempat tinggalnya itu.

Naas, saat melintas di lokasi, ketiga pelaku yang satu di antaranya mengendarai Yamaha Mio putih itu malah memepet dan meneriaki korban maling. “Karena diteriaki maling, kami memilih berhenti,” ungkap Salmah.

Ironisnya, saat bersamaan dua pelaku yang mengendarai sepeda motor jenis bebek itu lantas menghampiri dan memukul Robby. Sementara, satu pelaku lain mencekik leher Salmah. Mendapat serangan mendadak, Robby yang tak terima sempat melawan. Meski duel dua lawan satu, tapi Robby berhasil memukul kedua pelaku sampai terkapar. “Suamiku sempat berkelahi dan berhasil memukul kedua pelaku sampai tersungkur ke tanah,” kenang Salmah. Bahkan, saat itu Robby sempat memegang senjata api jenis Air Soft Gun yang terjatuh dari balik baju salah seorang pelaku.

Melihat kedua temannya tak berdaya melawan Robby, pelaku yang bertugas mengamankan Salma pun ikut membantu dengan memukul pundak Robby dari belakang hingga terjatuh. Tak hanya itu, pelaku juga memukul kepala Robby dengan gagang senjata apinya ke kepala korban hingga berdarah. Dengan ancam tembak, pelaku memaksa Robby menyerahkan sepeda motornya. “Aku ketakutan melihat suamiku ditondong senjata. Karena takut ditembak, aku pun menyuruh suamiku menyerahkan sepeda motor itu,” ungkap Salmah. Selain sepeda motor, pelaku juga turut merampas hape Robby. Setelah itu, ketiga pelaku pun meninggalkan kedua korban di pinggir jalan. Pasca pelaku kabur, Salmah pun teriak minta tolong, hingga mereka diselamatkan pengendara yang kebetulan melintas. Oleh warga, Robby yang berlumuran darah itu pun dibawa ke Klinik Sahabat  Batang Kuis.

Sebelum berangkat ke rumah orangtuanya, Maulana (25) adik kandung Robby yang bekerja sebagai buruh bangunan itu sempat melarang pasutri itu mengendarai sepeda motor Suzuki F 1 miliknya. Namun karena Salmah terus memaksa, akhirnya Maulana pun meminjamkan sepeda motornya tersebut. “Aku sempat melarang mereka meminjam sepeda motoku, namun karena kak Salmah memaksa aku pun meminjamkannya,” ungkap Maulana.

Sementara itu Salmah mengungkapkan mungkin saja larangan Maulana agar kedua korban agar tidak mengendari sepeda motor miliknya sebuah pertanda buruk karena biasanya kedua korban menggunakan sepeda motor sendiri. “Mungkin saja larangan Maulana sebagai pertanda kalau sesuatu yang buruk akan terjadi karena selama ini belum pernah kami dirampok,” ungkap Salmah. Sementara itu, Kapolsek Batang Kuis AKP S Simare-mare melalui Kanit Reskrim Polsek Batang Kuis Iptu Enda Tarigan SH saat dikonfirmasi kru koran ini mengaku telah menerima lapoaran korban. “Laporannya sudah diterima dan akan dilakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus in dan menangkap ketiga pelaku,” kata Enda. (cr-2/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/