26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sungai Bekulap Meluap, Remaja 14 Tahun Hilang

Sungai yang meluap dan foto remaja yang hilang.
Sungai Bekuap yang meluap menimbulkan longsor (kiri) dan foto remaja yang hilang (kanan).

SALAPIAN, SUMUTPOS.CO – Tingginya curah hujan beberapa minggu belakangan, membuat Sungai Bekulap di Kec. Salapian meluap, Sabtu (30/11) malam. Jembatan utama penghubung ke Bukit Lawang di Dusun II Desa Minta Kasih itu juga terancam putus. Tak hanya itu, derasnya arus air juga membuat pondasi jembatan yang lama, juga tergerus dan hanyut. Bahkan, sejumlah tanaman sawit di pinggiran sungai, ikut disapu.

“Ya sekitar jam 8 malam, pondasi jembatan yang tidak terpakai longsor. Luapan Sei Bekulap kali ini lain dari biasanya,” ujar Jalil Sitepu saat ditemui di Dusun II Desa Minta Kasih, Minggu (1/12) pagi

Diakui Jalil, luapan hingga mencapai gelegar jembatan yang menghubungkan beberapa kecamatan di wilayah Langkat Hulu itu. Tak hanya melongsorkan bantaran sungai yang berada di kawasan itu, retak yang ditimbulkan sebelumnya semakin meluas kemana-mana, terangnya.

“Kita hanya kuatir longsoran sebelumnya akan bertambah lebar di sekitar jembatan ini,” ujarnya sembari menunjukkan retakan menganga hampir mendekati pondasi utama jembatan utama yang menghubungkan kawasan wisata Bukit Lawang.

“Memang hujan terus mengguyur wilayah kita ini, tapi sekitar jam 10 malam kemarin, luapan yang luar biasa terjadi sudah mendekati gelegar jembatan. Saya harus bersiaga bersama keluarga mana tahu nanti luapan airnya lebih besar lagi, jadi kita begadanglah bang. Syukurlah luapan itu hanya 3 jam aja, cuma sampai jam 1 pagi. Agak tenanglah awak sikit,” sambung Musim.

“Tapi itu tadi, akibatnya retakan yang berpotensi longsor makin melebar, hampir menghabiskan kawasan rumah tinggal Pak Jalil yang saat ini sedang dihuninya itu,” terang Musim.

“Atas kejadian ini, selaku warga kita mencoba menghubungi Kepala Desa Minta Kasih malam itu juga, makanya kita bisa jumpa pagi ini untuk mengantisipasi kejadian kedepannya dengan seadanya saja. Kita mohon kepada pemerintah untuk secepatnya mengambil langkah antisipasi untuk perbaikan dan bronjong di bantaran Sungai Bekulap,” harapnya. Ketika ditemui di lokasi longsor kemarin pagi, Kepala Desa Minta Kasih Abdul Wahid menyebutkan.”Peristiwa longsor ini kali kedua terjadi di Dusun II Desa Minta Kasih, yang membelah kedua wilayah Kec. Kuala dan Salapian. Kita bukannya tidak akomodir semua keluhan warga saya, buktinya kita sudah melayangkan surat permohonan bernomor 03/MK/SLP/X/2013 tertanggal 28/10 lalu. Namun masih tetap begini saja keadaannya,” jelasnya sembari menunjukkan selembar surat untuk permohonan perbaikan dan pembronjongan itu.

“Kita tetap pedulilah, masa kita biarkan kalau memang longsor yang terjadi kali kedua akan mengkibatkan putusnya jembatan utama penghubung antar kecamatan yang juga milik provinsi itu. Longsor juga pernah terjadi 26 Oktober lalu sekitar pukul 11. 45 hanya selisih satu bulan lebih kurang begitu,” ujar Wahid.

“Kita sudah mengusulkan untuk pembuatan bronjong sebagai antisipasi terjadinya longsor susulan dan ambruknya pondasi jembatan utama. Selain itu, kalaupun sebelumnya kerugian ditaksir 50 juta-an, tapi ini persoalan sudah berbeda. Karena retakan yang menyelimuti pondasi jembatan utama,” paparnya. “Disamping itu, aliran kecil pembuangan air yang menembus Sungai Bekulap akan mengalami nasib yang sama, longsor..longsor dan longsor lagi. Itu yang kita kuatirkan hingga ke hulu jembatan, persis di badan kiri jalan menuju objek wisata yang terkenal itu,” beber Wahid. Terpisah,  terkait terjadinya longsor susulan kedua kalinya Camat Salapian Nuryansyah Putra, SSTP,MSi saat dihubungi mengatakan, “Tapi hal itu sudah kita usulkan melalui Kepala Desa Minta Kasih untuk kali pertama longsor, kita tunggu realisasinya. Sedangkan  untuk longsor kali kedua ini kita cek dulu ke lokasi,” ujarnya singkat.

 

HILANG

Nah, luapan Sungai Bekulap juga dianggap jadi penyebab hilangnya Berlian (14) warga Komplek Perumahan USU, Desa Perkebunan Tambunan, Kec. Salapian sejak Sabtu (30/11). Hingga kemarin (1/12) sore, remaja 14 tahun itu belum juga ditemukan.

Sayangnya, hilangnya Berlian justru simpang siur. Namun, banyak yang mengaku sempat melihatnya di dekat aliran air. Sebagian warga mengaku Berlian kemungkinan hanyut terbawa arus air parit yang membludak karena luapan air cukup besar. Namun, kemarin sore, setelah semalaman ratusan warga melakukan pencarian namun tak membuahkan hasil, ada yang mengaku melihat Berlian duduk di dekat simpang menuju dusun tempat tinggalnya, tepatnya di batu besar lokasi air meluap. Adajuga warga yang menyatakan berkisar pukul 17.00, bertemu dengan Berlian di Pantai Merah, aliran Sungai Pantai Biru.

Hampir seluruh warga yang tinggal di Desa Perkebunan Tambunan membantu mencari Berlian. Begitu juga warga Desa Lau Tepu. Pencarian dilakukan setelah hujan berhenti. Kades Perkebunan Tambunan, Epri mengaku Berlian belum ketemu juga.

“Sebagian warga sudah kelelahan karena sejak kemarin sore hingga pagi hari mencari Berlian, namun belum membuahkan hasil. Semoga saja kita berdoa agar Berlian cepat ditemukan namun dugaan keras warga terseret air akibat curah hujan kemarin cukup tinggi,” ucapnya.

Namun saat ditanya lokasi kediaman orangtua Berlian, “Gimana ya bos, ntar dikonfirmasi pun orangtuanya, kurang nyambung. Mungkin bos paham maksud saya. Serupa juga dengan anaknya yang hilang ini. Makanya kita bersama kepala dusun ingin mengantarkan ayah Berlian, Budi, mengadu ke Polsek Salapian,” tambahnya. (pmg/deo)

Sungai yang meluap dan foto remaja yang hilang.
Sungai Bekuap yang meluap menimbulkan longsor (kiri) dan foto remaja yang hilang (kanan).

SALAPIAN, SUMUTPOS.CO – Tingginya curah hujan beberapa minggu belakangan, membuat Sungai Bekulap di Kec. Salapian meluap, Sabtu (30/11) malam. Jembatan utama penghubung ke Bukit Lawang di Dusun II Desa Minta Kasih itu juga terancam putus. Tak hanya itu, derasnya arus air juga membuat pondasi jembatan yang lama, juga tergerus dan hanyut. Bahkan, sejumlah tanaman sawit di pinggiran sungai, ikut disapu.

“Ya sekitar jam 8 malam, pondasi jembatan yang tidak terpakai longsor. Luapan Sei Bekulap kali ini lain dari biasanya,” ujar Jalil Sitepu saat ditemui di Dusun II Desa Minta Kasih, Minggu (1/12) pagi

Diakui Jalil, luapan hingga mencapai gelegar jembatan yang menghubungkan beberapa kecamatan di wilayah Langkat Hulu itu. Tak hanya melongsorkan bantaran sungai yang berada di kawasan itu, retak yang ditimbulkan sebelumnya semakin meluas kemana-mana, terangnya.

“Kita hanya kuatir longsoran sebelumnya akan bertambah lebar di sekitar jembatan ini,” ujarnya sembari menunjukkan retakan menganga hampir mendekati pondasi utama jembatan utama yang menghubungkan kawasan wisata Bukit Lawang.

“Memang hujan terus mengguyur wilayah kita ini, tapi sekitar jam 10 malam kemarin, luapan yang luar biasa terjadi sudah mendekati gelegar jembatan. Saya harus bersiaga bersama keluarga mana tahu nanti luapan airnya lebih besar lagi, jadi kita begadanglah bang. Syukurlah luapan itu hanya 3 jam aja, cuma sampai jam 1 pagi. Agak tenanglah awak sikit,” sambung Musim.

“Tapi itu tadi, akibatnya retakan yang berpotensi longsor makin melebar, hampir menghabiskan kawasan rumah tinggal Pak Jalil yang saat ini sedang dihuninya itu,” terang Musim.

“Atas kejadian ini, selaku warga kita mencoba menghubungi Kepala Desa Minta Kasih malam itu juga, makanya kita bisa jumpa pagi ini untuk mengantisipasi kejadian kedepannya dengan seadanya saja. Kita mohon kepada pemerintah untuk secepatnya mengambil langkah antisipasi untuk perbaikan dan bronjong di bantaran Sungai Bekulap,” harapnya. Ketika ditemui di lokasi longsor kemarin pagi, Kepala Desa Minta Kasih Abdul Wahid menyebutkan.”Peristiwa longsor ini kali kedua terjadi di Dusun II Desa Minta Kasih, yang membelah kedua wilayah Kec. Kuala dan Salapian. Kita bukannya tidak akomodir semua keluhan warga saya, buktinya kita sudah melayangkan surat permohonan bernomor 03/MK/SLP/X/2013 tertanggal 28/10 lalu. Namun masih tetap begini saja keadaannya,” jelasnya sembari menunjukkan selembar surat untuk permohonan perbaikan dan pembronjongan itu.

“Kita tetap pedulilah, masa kita biarkan kalau memang longsor yang terjadi kali kedua akan mengkibatkan putusnya jembatan utama penghubung antar kecamatan yang juga milik provinsi itu. Longsor juga pernah terjadi 26 Oktober lalu sekitar pukul 11. 45 hanya selisih satu bulan lebih kurang begitu,” ujar Wahid.

“Kita sudah mengusulkan untuk pembuatan bronjong sebagai antisipasi terjadinya longsor susulan dan ambruknya pondasi jembatan utama. Selain itu, kalaupun sebelumnya kerugian ditaksir 50 juta-an, tapi ini persoalan sudah berbeda. Karena retakan yang menyelimuti pondasi jembatan utama,” paparnya. “Disamping itu, aliran kecil pembuangan air yang menembus Sungai Bekulap akan mengalami nasib yang sama, longsor..longsor dan longsor lagi. Itu yang kita kuatirkan hingga ke hulu jembatan, persis di badan kiri jalan menuju objek wisata yang terkenal itu,” beber Wahid. Terpisah,  terkait terjadinya longsor susulan kedua kalinya Camat Salapian Nuryansyah Putra, SSTP,MSi saat dihubungi mengatakan, “Tapi hal itu sudah kita usulkan melalui Kepala Desa Minta Kasih untuk kali pertama longsor, kita tunggu realisasinya. Sedangkan  untuk longsor kali kedua ini kita cek dulu ke lokasi,” ujarnya singkat.

 

HILANG

Nah, luapan Sungai Bekulap juga dianggap jadi penyebab hilangnya Berlian (14) warga Komplek Perumahan USU, Desa Perkebunan Tambunan, Kec. Salapian sejak Sabtu (30/11). Hingga kemarin (1/12) sore, remaja 14 tahun itu belum juga ditemukan.

Sayangnya, hilangnya Berlian justru simpang siur. Namun, banyak yang mengaku sempat melihatnya di dekat aliran air. Sebagian warga mengaku Berlian kemungkinan hanyut terbawa arus air parit yang membludak karena luapan air cukup besar. Namun, kemarin sore, setelah semalaman ratusan warga melakukan pencarian namun tak membuahkan hasil, ada yang mengaku melihat Berlian duduk di dekat simpang menuju dusun tempat tinggalnya, tepatnya di batu besar lokasi air meluap. Adajuga warga yang menyatakan berkisar pukul 17.00, bertemu dengan Berlian di Pantai Merah, aliran Sungai Pantai Biru.

Hampir seluruh warga yang tinggal di Desa Perkebunan Tambunan membantu mencari Berlian. Begitu juga warga Desa Lau Tepu. Pencarian dilakukan setelah hujan berhenti. Kades Perkebunan Tambunan, Epri mengaku Berlian belum ketemu juga.

“Sebagian warga sudah kelelahan karena sejak kemarin sore hingga pagi hari mencari Berlian, namun belum membuahkan hasil. Semoga saja kita berdoa agar Berlian cepat ditemukan namun dugaan keras warga terseret air akibat curah hujan kemarin cukup tinggi,” ucapnya.

Namun saat ditanya lokasi kediaman orangtua Berlian, “Gimana ya bos, ntar dikonfirmasi pun orangtuanya, kurang nyambung. Mungkin bos paham maksud saya. Serupa juga dengan anaknya yang hilang ini. Makanya kita bersama kepala dusun ingin mengantarkan ayah Berlian, Budi, mengadu ke Polsek Salapian,” tambahnya. (pmg/deo)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/