26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Telat Apel Pagi, Polisi Tewas Tabrak Lobang

Foto: Malik/Posmetro Medan/JPNN Bripda Ahmad Mahbob Batubara semasa hidup dan sepeda motor korban yang tabrakan.
Foto: Malik/Posmetro Medan/JPNN
Bripda Ahmad Mahbob Batubara semasa hidup dan sepeda motor korban yang tabrakan.

TELUK MENGKUDU, SUMUTPOS.CO – Malang nian nasib Bripda Ahmad Mahbob Batubara (26). Anggota Sat Intelkam Polresta Tebing Tinggi itu tewas ditempat setelah mengalami kecelakaan tunggal di Jalinsum Emdan Tebing Tinggi KM 48-49, dekat jembatan Nonang, Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Sergai, Senin (6/1) sekira pukul 07.15 WIB.

Info dihimpun POSMETRO MEDAN (grup JPNN), pagi itu korban yang menetap di Lorong VII, Desa Firdaus, Kec. Sei Rampah, Sergai melaju kencang dari arah Medan menuju Tebing Tinggi mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion warna putih tanpa plat. Ia sengaja ngebut karena sudah terlambat apel pagi. Tapi naas, karena buru-buru, korban tak lagi memerhatikan jalan berlubang. Tak pelak, setiba di lokasi atau 1 meter dari jembatan, ban sepeda motor korban terjerembab ke jalan berlubang dan bergelombang.

Karena hilang keseimbangan, korban tak mampu mengendalikan sepeda motornya yang oleng ke kanan, hingga menyenggol teras rumah warga. Sepeda motor baru berhenti setelah menabrak pohon mangga berukuran besar di depannya.

“Kami terkejut mendengar suara benturan. Saat diperiksa, kami lihat korban telah terkapar mengunakan helm merah. Sangkin kencangnya, sepeda motor korban juga sempat terbang ke parit di pinggir jalan. Sepeda motornya menabrak  tiang teras rumah lalu terpental ke arah pohon mangga. Kepala korban yang mengenakan helm itu sempat menghantam batang pohon,” ungkap warga sekitar yang melihat langsung kecelakaan tunggal yang merenggut nyawa anggota Polri itu.

Tak lama berselang, puluhan pertugas Unit Laka Lantas Polres Sergai tiba di lokasi dan mengevakuasi jenazah korban ke RSUD Sultan Sulaiman untuk keperluan medis.

Tak berapa lama kemudian, jenazah korban dibawa keluarganya ke rumah duka. Setiba di rumah duka, mayat mengenaskan korban disambut isak tangis keluarga dekatnya. Orangtua korban makin syok karena  putra kedua dari empat bersaudara mereka itu meninggal jelang pernikahanya yang rencananya digelar 15 Februari 2014 mendatang. Saat ditemui kru koran ini, Mansyur Batubara ayah kandung korban yang terus berurai air mata menuturkan, dalam sepekan terakhir, wajah Ahmad memang begitu melekat diingatannya.

“Sebelum kejadian, wajah dia selalu ada dalam pikiranku. Apalagi, dia mau menikah dengan Reny warga Medan,” lirih Mansyur. Sementara, Kasat Lantas AKP.Soya Lato Purna yang dikonfirmasi membenarkan kecelakaan tunggal yang menimpa personel Sat Intelkam Polresta Tebing Tinggi tersebut.

Terlihat para pelayat memadati rumah duka di antaranya, Kapolres Tebing Tinggi, AKBP Enggar Parianom, Wakil Ketua DPRD Sergai, Drs.Sayutinur MPd, Anggota DPRD Sergai, H. Usman Effendi Sitorus SAg, Waka Polres Tebing Tinggi, Kompol Zahri, Kabag Sumda Polres Tebing Tinggi serta Personel Polres Tebing Tinggi dan Polres Sergai.

Sementara itu perwakilan Kapolres Tebing Tinggi mengatakan almarhum bertugas di Sat Intelkam Polres Tebing Tinggi dan beliau meninggal dunia akibat kecelakaan di perjalanan saat menuju tempat tugas. “Almarhum merupakan salah satu personel yang  memiliki dedikasi tinggi dalam bertugas,” sebutnya. Jenazah korban kemudian dimakamkan siang harinya di TPU Muslim, Desa Firdaus, Kec. Sei Rampah.

Sebelum jenazah korban dikebumikan digelar acara serah terima dari pihak keluarga almarhum kepada pihak  Polres Tebing Tinggi untuk kemudian dimakamkan dengan secara kepolisian yang diiringi tembakan salvo di TPU Desa Sei Rampah dengan Inspektur Upacara (Irup), Kapolsek Teluk Mengkudu, AKP Edison Pasaribu.

 

BARU 2,5 TAHUN BERTUGAS

Dari data yang diperoleh di Mapolres Tebingtinggi, ternyata Bripda Ahmad Mahbob baru 2,5 tahun jadi anggota kepolisian. Almarhum yang memiliki NRP 87080811 ini terhitung mulai tugas (TMT) pada tanggal 1 Juli 2011. Dimana sebelumnya yang bersangkutan mengecap pendidikan (Diktuba) pada tahun 2006.

Dari riwayat pendidikan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan suami istri, Mansyur Batubara dan Nurhayati ini diketahui, sebelum masuk polisi, pria yang akrab di sapa selama masa hidupnya dengan sebutan Bob ini tamat SD tahun 2000. Kemudian menamatkan SMP tahun 2003 dan menamatkan SMA tahun 2006. Tamat SMA kemudian almarhum langsung tes caba sebagai bintara polisi.

“Selepas pendidikan polisi, Ahmad berpangkat Bripda TMT 01-07-2011. Tahun 2007 sampai 2010, dia bertugas sebagai BA Satsamapta Polres Tebingtinggi. Kemudian, dari tahun 2010 – 2011, bertugas sebagai BA Satsabhara Polres Tebingtinggi. Kemudian, 31-01-2011, Brigadir di Satbinmas Polres Tebingtinggi. 19-07-2011, Brigadir di Sippropam Polres Tebingtinggi dan 17-07-2012 hingga akhir hayatnya di Brigadir di Sat Intelkam Polres Tebingtinggi,” jelas Kasubbag Humas Polres Tebingtinggi, AKP Syahril Daulay di ruang kerjanya.

Masih kata Syahril, almarhum yang dilahirkan di Desa Firdaus pada tanggal 27 Desember 1987 silam ini meninggal dunia akibat mengalami kecelakaan lalu lintas ketika mengendarai sepeda motornya dalam sebuah perjalanan menuju ke Mapolres Tebingtinggi untuk melaksanakan apel pagi. “Tadi padi dia meninggal dunia sekira pukul 07.00 WIB,” jelas Syahril.

Masih kata pria berpangkat tiga balok emas di pundaknya itu, Bripda Ahmad hanya diberikan uang Catur Sakti. “Tidak ada penghargaan khusus yang diberikan kepada almarhum, karena dirinya baru bertugas selama lebih kurang 2,5 tahun. Paling hanya diberikan uang Catur Sakti. Itu maksudnya uang kemalangan yang diperoleh dari gajinya sendiri yang dipotong setiap bulannya pada saat almarhum bertugas. Selain itu paling hanya diberikan uang sebesar gajinya tapi hanya selama enam bulan saja. Kalau uang pensiun tidak dapat. Dana pensiun itu dapat diberikan kepada personel yang meninggal dunia apabila masa tugas yang sudah dijalaninya lebih dari 40 persen dari masa pengabdian yang ada,” jelas Syahril.

Pengakuan beberapa teman se-profesinya. Ahmad dikenal baik tapi agak brutal. “Memang dia agak brutal bang. Tapi tulis yang baik-baik sajalah bang, kan kasihan sama keluarganya kalau membaca berita yang jelek-jelek,” bilang personel Bintara Polres Tebingtinggi yang tidak mau namanya disebutkan, seraya enggan merincikan seperti apa kebrutalan korban yang ia maksud. (lik/awi/deo)

Foto: Malik/Posmetro Medan/JPNN Bripda Ahmad Mahbob Batubara semasa hidup dan sepeda motor korban yang tabrakan.
Foto: Malik/Posmetro Medan/JPNN
Bripda Ahmad Mahbob Batubara semasa hidup dan sepeda motor korban yang tabrakan.

TELUK MENGKUDU, SUMUTPOS.CO – Malang nian nasib Bripda Ahmad Mahbob Batubara (26). Anggota Sat Intelkam Polresta Tebing Tinggi itu tewas ditempat setelah mengalami kecelakaan tunggal di Jalinsum Emdan Tebing Tinggi KM 48-49, dekat jembatan Nonang, Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Sergai, Senin (6/1) sekira pukul 07.15 WIB.

Info dihimpun POSMETRO MEDAN (grup JPNN), pagi itu korban yang menetap di Lorong VII, Desa Firdaus, Kec. Sei Rampah, Sergai melaju kencang dari arah Medan menuju Tebing Tinggi mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion warna putih tanpa plat. Ia sengaja ngebut karena sudah terlambat apel pagi. Tapi naas, karena buru-buru, korban tak lagi memerhatikan jalan berlubang. Tak pelak, setiba di lokasi atau 1 meter dari jembatan, ban sepeda motor korban terjerembab ke jalan berlubang dan bergelombang.

Karena hilang keseimbangan, korban tak mampu mengendalikan sepeda motornya yang oleng ke kanan, hingga menyenggol teras rumah warga. Sepeda motor baru berhenti setelah menabrak pohon mangga berukuran besar di depannya.

“Kami terkejut mendengar suara benturan. Saat diperiksa, kami lihat korban telah terkapar mengunakan helm merah. Sangkin kencangnya, sepeda motor korban juga sempat terbang ke parit di pinggir jalan. Sepeda motornya menabrak  tiang teras rumah lalu terpental ke arah pohon mangga. Kepala korban yang mengenakan helm itu sempat menghantam batang pohon,” ungkap warga sekitar yang melihat langsung kecelakaan tunggal yang merenggut nyawa anggota Polri itu.

Tak lama berselang, puluhan pertugas Unit Laka Lantas Polres Sergai tiba di lokasi dan mengevakuasi jenazah korban ke RSUD Sultan Sulaiman untuk keperluan medis.

Tak berapa lama kemudian, jenazah korban dibawa keluarganya ke rumah duka. Setiba di rumah duka, mayat mengenaskan korban disambut isak tangis keluarga dekatnya. Orangtua korban makin syok karena  putra kedua dari empat bersaudara mereka itu meninggal jelang pernikahanya yang rencananya digelar 15 Februari 2014 mendatang. Saat ditemui kru koran ini, Mansyur Batubara ayah kandung korban yang terus berurai air mata menuturkan, dalam sepekan terakhir, wajah Ahmad memang begitu melekat diingatannya.

“Sebelum kejadian, wajah dia selalu ada dalam pikiranku. Apalagi, dia mau menikah dengan Reny warga Medan,” lirih Mansyur. Sementara, Kasat Lantas AKP.Soya Lato Purna yang dikonfirmasi membenarkan kecelakaan tunggal yang menimpa personel Sat Intelkam Polresta Tebing Tinggi tersebut.

Terlihat para pelayat memadati rumah duka di antaranya, Kapolres Tebing Tinggi, AKBP Enggar Parianom, Wakil Ketua DPRD Sergai, Drs.Sayutinur MPd, Anggota DPRD Sergai, H. Usman Effendi Sitorus SAg, Waka Polres Tebing Tinggi, Kompol Zahri, Kabag Sumda Polres Tebing Tinggi serta Personel Polres Tebing Tinggi dan Polres Sergai.

Sementara itu perwakilan Kapolres Tebing Tinggi mengatakan almarhum bertugas di Sat Intelkam Polres Tebing Tinggi dan beliau meninggal dunia akibat kecelakaan di perjalanan saat menuju tempat tugas. “Almarhum merupakan salah satu personel yang  memiliki dedikasi tinggi dalam bertugas,” sebutnya. Jenazah korban kemudian dimakamkan siang harinya di TPU Muslim, Desa Firdaus, Kec. Sei Rampah.

Sebelum jenazah korban dikebumikan digelar acara serah terima dari pihak keluarga almarhum kepada pihak  Polres Tebing Tinggi untuk kemudian dimakamkan dengan secara kepolisian yang diiringi tembakan salvo di TPU Desa Sei Rampah dengan Inspektur Upacara (Irup), Kapolsek Teluk Mengkudu, AKP Edison Pasaribu.

 

BARU 2,5 TAHUN BERTUGAS

Dari data yang diperoleh di Mapolres Tebingtinggi, ternyata Bripda Ahmad Mahbob baru 2,5 tahun jadi anggota kepolisian. Almarhum yang memiliki NRP 87080811 ini terhitung mulai tugas (TMT) pada tanggal 1 Juli 2011. Dimana sebelumnya yang bersangkutan mengecap pendidikan (Diktuba) pada tahun 2006.

Dari riwayat pendidikan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan suami istri, Mansyur Batubara dan Nurhayati ini diketahui, sebelum masuk polisi, pria yang akrab di sapa selama masa hidupnya dengan sebutan Bob ini tamat SD tahun 2000. Kemudian menamatkan SMP tahun 2003 dan menamatkan SMA tahun 2006. Tamat SMA kemudian almarhum langsung tes caba sebagai bintara polisi.

“Selepas pendidikan polisi, Ahmad berpangkat Bripda TMT 01-07-2011. Tahun 2007 sampai 2010, dia bertugas sebagai BA Satsamapta Polres Tebingtinggi. Kemudian, dari tahun 2010 – 2011, bertugas sebagai BA Satsabhara Polres Tebingtinggi. Kemudian, 31-01-2011, Brigadir di Satbinmas Polres Tebingtinggi. 19-07-2011, Brigadir di Sippropam Polres Tebingtinggi dan 17-07-2012 hingga akhir hayatnya di Brigadir di Sat Intelkam Polres Tebingtinggi,” jelas Kasubbag Humas Polres Tebingtinggi, AKP Syahril Daulay di ruang kerjanya.

Masih kata Syahril, almarhum yang dilahirkan di Desa Firdaus pada tanggal 27 Desember 1987 silam ini meninggal dunia akibat mengalami kecelakaan lalu lintas ketika mengendarai sepeda motornya dalam sebuah perjalanan menuju ke Mapolres Tebingtinggi untuk melaksanakan apel pagi. “Tadi padi dia meninggal dunia sekira pukul 07.00 WIB,” jelas Syahril.

Masih kata pria berpangkat tiga balok emas di pundaknya itu, Bripda Ahmad hanya diberikan uang Catur Sakti. “Tidak ada penghargaan khusus yang diberikan kepada almarhum, karena dirinya baru bertugas selama lebih kurang 2,5 tahun. Paling hanya diberikan uang Catur Sakti. Itu maksudnya uang kemalangan yang diperoleh dari gajinya sendiri yang dipotong setiap bulannya pada saat almarhum bertugas. Selain itu paling hanya diberikan uang sebesar gajinya tapi hanya selama enam bulan saja. Kalau uang pensiun tidak dapat. Dana pensiun itu dapat diberikan kepada personel yang meninggal dunia apabila masa tugas yang sudah dijalaninya lebih dari 40 persen dari masa pengabdian yang ada,” jelas Syahril.

Pengakuan beberapa teman se-profesinya. Ahmad dikenal baik tapi agak brutal. “Memang dia agak brutal bang. Tapi tulis yang baik-baik sajalah bang, kan kasihan sama keluarganya kalau membaca berita yang jelek-jelek,” bilang personel Bintara Polres Tebingtinggi yang tidak mau namanya disebutkan, seraya enggan merincikan seperti apa kebrutalan korban yang ia maksud. (lik/awi/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/