WASHINGTON-Presiden Barack Obama menyatakan dukungan Amerika Serikat (AS) terhadap rencana pendirian negara Palestina. Dalam pidatonya tentang Timur Tengah dan Afrika Utara Kamis waktu setempat (19/5), pemimpin 49 tahun tersebut menegaskan bahwa Israel dan Palestina harus hidup berdampingan sebagai negara.
Kendati dikenal sebagai sekutu dekat Israel, sebenarnya, Negeri Paman Sam selalu mendukung terbentuknya negara Palestina. Selama ini, dukungan tersebut menjadi bagian dari kebijakan AS tentang solusi dua negara. Yakni, berdampingannya Israel dan Palestina sebagai negara yang bertetangga. Sayangnya, presiden-presiden sebelum Obama tak pernah mengungkapkan sikap tersebut secara eksplisit.
“AS yakin bahwa perundingan apapun (soal Israel dan Palestina) harus berujung pada terbentuknya dua negara. Tentu saja dengan garis batas yang jelas antara Palestina dengan Israel, Jordania dan Mesir,” ungkap Obama dalam pidato berdurasi 45 menit tersebut. Dia juga mengimbau Israel untuk mematuhi garis batas permanen dengan Palestina sesuai kesepakatan 1967, sebelum pecahnya Pertempuran Enam Hari.
Dalam kesepakatan yang berlaku jauh sebelum perang 1967 pecah itu disebutkan bahwa Tepi Barat, Jalur Gaza, Golan Heights dan Semenanjung Peninsula masuk wilayah Palestina. Tapi, dalam pertempuran yang juga dikenal sebagai Perang Arab-Israel III itu, Israel berhasil merebutnya. Sampai sekarang pun, Israel dan Palestina tetap saling mengklaim empat wilayah tersebut sebagai milik mereka.
Di sisi lain, Israel kecewa berat mendengar pernyataan Obama soal kesepakatan perbatasan 1967. “Sepertinya, Washington tidak memahami yang sebenarnya terjadi. Mereka tidak peduli dengan apa yang akan kami hadapi,” kata salah seorang pejabat tinggi Israel yang mendampingi PM Benjamin Netanyahu dalam kunjungannya ke Washington, kemarin (20/5). (ap/afp/rtr/cnn/hep/jpnn)