25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Minta Anak Pulang dengan Iklan

 

Iklan sang ibu: Please, pulanglah saat Tahun Baru China nanti. Dari ibu yang mencintaimu.
Iklan sang ibu: Please, pulanglah saat Tahun Baru China nanti. Dari ibu yang mencintaimu.

HONGKONG, SUMUTPOS.CO – Dear Peng, ibu meneleponmu berkali-kali. Namun, kamu tidak mengangkatnya. Mungkin, kamu bakal melihat ini. Ayah dan ibu tidak lagi akan memaksa kamu untuk segera menikah. Please, pulanglah saat Tahun Baru China nanti. Dari ibu yang mencintaimu.”

Itu mungkin surat sederhana dari seorang ibu kepada anaknya agar sang anak mau pulang merayakan Imlek di kampung halamannya. Namun, yang tidak sederhana, surat tersebut berupa iklan dan terpasang dalam satu halaman salah satu media lokal di Australia. Iklan yang muncul di halaman satu Chinese Melbourne Daily pada Kamis itu (16/1) setidaknya berbanderol AUD 2.796.80 (setara Rp 29,2 juta). Koran yang menyasar warga Tiongkok di kawasan Melbourne, Australia, dan sekitarnya tersebut memiliki sirkulasi sekitar 18 ribu eksemplar setiap hari. “Kami menduga ibu yang memasang iklan itu tinggal di Tiongkok dan anak lelakinya tinggal di Melbourne,” kata Cecil Huang, editor Chinese Melbourne Daily.

Dirilis Kantor Berita Xinhua, ibu yang tinggal di Guangzhou tersebut sengaja memasang iklan setelah kehilangan kontak dengan sang anak. Memang, setiap tahun jutaan  masyarakat Tiongkok pulang kampung untuk merayakan Imlek. Namun, selain merasa bahagia, tidak sedikit masyarakat, terutama yang masih lajang, merasa tersiksa saat pulang kampung. Sebab, mereka pasti mendapatkan banyak pertanyaan mengenai kehidupan cinta dan desakan untuk segera menikah.

Salah satu forum online di Tiongkok, Tianya.cn, banyak mendapatkan e-mail dari para lajang yang meminta saran menghadapi keluarga yang menanyakan status percintaan. “Imlek hampir tiba. Jadi, bagaimana cara menerangkan kepada keluarga dan rekan kalau saya masih single?” tulis seorang pembaca di Guangzhou yang menggunakan akun 1979xiaozhu. Tidak sedikit respons yang meminta 1979xiaozhu tidak usah pulang saja. “Pulang berarti mereka (keluarga, Red) akan mengatur kencan buta untuk kamu atau kamu bakal diejek habis-habisan,” saran seorang pembaca.

Yang lain menulis bahwa 2014 adalah tahun ultimatum bagi dia untuk menikah. “Pertama, bawa uang CYN 50 ribu. Kedua, bawa istri ke rumah. Jika saya tidak membawa keduanya, ibu mengatakan tidak usah pulang saja. Tragedi,” tulis fghjkh84.

Karena besarnya tekanan untuk pulang dengan pasangan, tidak sedikit yang akhirnya menyewa kekasih palsu. Tidak hanya dibawa ke rumah, kekasih palsu tersebut juga ditugaskan untuk bertemu orang tua, jalan-jalan, dan menonton film. “Saya pernah menyewa satu. Dia sangat baik dan lucu. Dia bisa memasak dan membantu saat di rumah. Ibu dan ayah saya sangat senang,” tulis seorang pengguna jasa kekasih palsu. (CNN/c16/tia)

 

Iklan sang ibu: Please, pulanglah saat Tahun Baru China nanti. Dari ibu yang mencintaimu.
Iklan sang ibu: Please, pulanglah saat Tahun Baru China nanti. Dari ibu yang mencintaimu.

HONGKONG, SUMUTPOS.CO – Dear Peng, ibu meneleponmu berkali-kali. Namun, kamu tidak mengangkatnya. Mungkin, kamu bakal melihat ini. Ayah dan ibu tidak lagi akan memaksa kamu untuk segera menikah. Please, pulanglah saat Tahun Baru China nanti. Dari ibu yang mencintaimu.”

Itu mungkin surat sederhana dari seorang ibu kepada anaknya agar sang anak mau pulang merayakan Imlek di kampung halamannya. Namun, yang tidak sederhana, surat tersebut berupa iklan dan terpasang dalam satu halaman salah satu media lokal di Australia. Iklan yang muncul di halaman satu Chinese Melbourne Daily pada Kamis itu (16/1) setidaknya berbanderol AUD 2.796.80 (setara Rp 29,2 juta). Koran yang menyasar warga Tiongkok di kawasan Melbourne, Australia, dan sekitarnya tersebut memiliki sirkulasi sekitar 18 ribu eksemplar setiap hari. “Kami menduga ibu yang memasang iklan itu tinggal di Tiongkok dan anak lelakinya tinggal di Melbourne,” kata Cecil Huang, editor Chinese Melbourne Daily.

Dirilis Kantor Berita Xinhua, ibu yang tinggal di Guangzhou tersebut sengaja memasang iklan setelah kehilangan kontak dengan sang anak. Memang, setiap tahun jutaan  masyarakat Tiongkok pulang kampung untuk merayakan Imlek. Namun, selain merasa bahagia, tidak sedikit masyarakat, terutama yang masih lajang, merasa tersiksa saat pulang kampung. Sebab, mereka pasti mendapatkan banyak pertanyaan mengenai kehidupan cinta dan desakan untuk segera menikah.

Salah satu forum online di Tiongkok, Tianya.cn, banyak mendapatkan e-mail dari para lajang yang meminta saran menghadapi keluarga yang menanyakan status percintaan. “Imlek hampir tiba. Jadi, bagaimana cara menerangkan kepada keluarga dan rekan kalau saya masih single?” tulis seorang pembaca di Guangzhou yang menggunakan akun 1979xiaozhu. Tidak sedikit respons yang meminta 1979xiaozhu tidak usah pulang saja. “Pulang berarti mereka (keluarga, Red) akan mengatur kencan buta untuk kamu atau kamu bakal diejek habis-habisan,” saran seorang pembaca.

Yang lain menulis bahwa 2014 adalah tahun ultimatum bagi dia untuk menikah. “Pertama, bawa uang CYN 50 ribu. Kedua, bawa istri ke rumah. Jika saya tidak membawa keduanya, ibu mengatakan tidak usah pulang saja. Tragedi,” tulis fghjkh84.

Karena besarnya tekanan untuk pulang dengan pasangan, tidak sedikit yang akhirnya menyewa kekasih palsu. Tidak hanya dibawa ke rumah, kekasih palsu tersebut juga ditugaskan untuk bertemu orang tua, jalan-jalan, dan menonton film. “Saya pernah menyewa satu. Dia sangat baik dan lucu. Dia bisa memasak dan membantu saat di rumah. Ibu dan ayah saya sangat senang,” tulis seorang pengguna jasa kekasih palsu. (CNN/c16/tia)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/