26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Pria Cacat Dibiarkan Telantar di Zona Merah

Warga cacat ditinggal mengungsi di zona bahaya erupsi Gunung Sinabung.
Warga cacat ditinggal mengungsi di zona bahaya erupsi Gunung Sinabung.

KUTAMBARU, SUMUTPOS.CO – Malang betul nasib Singarimbun. Pria cacat fisik yang selama ini hidup di sebuah gubuk, ditinggalkan keluarga dan warga kampungnya mengungsi. Maklum, kampung mereka di desa Kutambaru, Kec. Tiganderket, berada di zona bahaya, masuk dalam radius bahaya erupsi Gunung Sinabung. Pria bernama Singarimbun itu kini hidup sendiri di zona merah.

Ia menderita cacat bawaan sejak lahir dan tinggal di sebuah gubuk di kawasan hutan Desa Kutambaru, Tiganderet. Singarimbun seakan tak mengetahui bahaya yang mengancamnya. Sehari-hari, Singarimbun hanya menggantungkan hidupnya dengan bantuan orang lain. Beberapa warga atau keluarganya sering mengirimkan makanan ke biliknya sewaktu Gunung Sinabung belum erupsi.

Namun, belakangan setelah aktivitas erupsi Gunung Sinabung meninggi, Singarimbun mulai jarang mendapat kiriman makanan. Keluarga Singarimbun hanya sesekali mengirimkan makanan, itu pun jika aktivitas Gunung Sinabung menurun, sehingga warga berani kembali ke kampungnya. “Kami berharap pemerintah segera mengevakuasi Singarimbun untuk mendapatkan perawatan,” kata Bahtera Pelawi, warga Tiganderket.

 

PENGUNGSI DIPULANGKAN

Sementara ini, pekan ini pengungsi asal 4 desa Kec. Payung dijadwal akan dipulangkan. Minggu (9/2) pagi, langkah-langkah pembersihan desa telah dilakukan aparat dan warga setempat. Pantauan kru koran ini, Tim Satgas Penanganan Bencana Erupsi Sinabung bersama warga mulai membersihkan 4 desa diluar radius 5 km yang terkena dampak abu vulkanik Sinabung. Koordinator Humas Media Center Penanganan Erupsi Sinabung, Jhonson Tarigan mengungkapkan kalau karya bakti dilaksanakan di Desa Ujung Payung, Cimbang, Rimo Kayu dan Batu Karang.

Dijelaskannya, desa–desa tersebut sebenarnya tidak direkomendasi mengungsi. Tingginya intensitas debu vulkanik menyebabkan masyarakat terpaksa mengungsi. Sementara itu, Dansatgas Penaganan Erupsi Sinabung, Letkol Inf. Asep Sukarna ketika dimintai keterangan mengatakan, karya bakti membersihkan desa–desa diluar rekomendasi digelar secara bertahap. “Untuk hari ini kita gelar di empat desa Kec. Payung diantaranya, Desa Ujung Payung, Cimbang, Rimo Kayu serta Batu Karang,” ujarnya.

Untuk pemulangan, lanjut Asep, akan dilakukan ketika sarana dan prasarana di desa–desa tersebut sudah dapat digunakan kembali serta material debu vulkanik sudah dibersihkan. Kepala Desa Batu Karang, Roin Andreas Bangun saat diwawancara usai mengikuti rapat evaluasi yang digelar di Posko Utama mengatakan, mulai besok para kepala keluarga dan anak muda akan diinstruksikan untuk pulang dan membersihkan rumah masing–masing dari material debu vulkanik agar dapat segera pulang dan beraktivitas lagi seperti biasanya.

“Sesuai hasil rapat mulai besok para kepala keluarga dan pria dewasa akan pulang dan membersihkan rumah masing–masing. Untuk pemulangan secara keseluruhan kemungkinan akan dilakukan 2–3 hari kedepan,” ujarnya. Sementara itu, aktivitas Gunung Sinabung hingga kemarin sore masih cukup tinggi. Untuk kegempaan masih didominasi gempa hybrid yang mengindikasikan pertumbuhan kubah lava masih berlangsung dan potensi erupsi disertai awan panas masih ada, meski intensitasnya menurun.  Sejak Sabtu (8/2) terjadi 2 kali erupsi dan beberapa kali guguran.

Petugas Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vilkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Ahmad Nabawi melalui selulernya mengatakan, hingga pukul 17.00 Wib belum ada terjadi erupsi. Namun aktivitas kegempaan dan tremor masih sangat tinggi. Dikatakannya, tremor mencapai 26 mm maksimal. Untuk pertumbuhan kubah lava, disebut ahmad hingga kini sudah mencapai 1,8 km dari puncak Sinabung. “Status masih Awas (level IV). Dihimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas pada radius 5 km dari puncak kawah,” ujarnya.

Data diperoleh dari Media Center Penanganan Bencana Erupsi Sinabung, pengungsi hingga Minggu (9/2) berjumlah 32.351 jiwa (9.991 KK) yang tersebar di 42 titik camp penampungan terpisah. Sementara itu, PVMBG merekomendasikan 15 desa dan 2 dusun masih harus tetap mengungsi diantaranya, Desa Mardinding, Perbaji, Selandi, Sukameriah, Guru Kinayan, Gamber, Berastepu, Bekerah, Simacem, Sukanalu, Kuta Tonggal, Sigarang-garang, Kuta Rakyat, Kuta Gugung, Kuta Tengah, Dusun Sibintun, dan Dusun Lau Kawar. Untuk desa yang berada di luar radius 5 km tersebut dapat kembali ke tempat tinggal masing-masing dan beraktivitas.(rz/ras/bbs/deo)

Warga cacat ditinggal mengungsi di zona bahaya erupsi Gunung Sinabung.
Warga cacat ditinggal mengungsi di zona bahaya erupsi Gunung Sinabung.

KUTAMBARU, SUMUTPOS.CO – Malang betul nasib Singarimbun. Pria cacat fisik yang selama ini hidup di sebuah gubuk, ditinggalkan keluarga dan warga kampungnya mengungsi. Maklum, kampung mereka di desa Kutambaru, Kec. Tiganderket, berada di zona bahaya, masuk dalam radius bahaya erupsi Gunung Sinabung. Pria bernama Singarimbun itu kini hidup sendiri di zona merah.

Ia menderita cacat bawaan sejak lahir dan tinggal di sebuah gubuk di kawasan hutan Desa Kutambaru, Tiganderet. Singarimbun seakan tak mengetahui bahaya yang mengancamnya. Sehari-hari, Singarimbun hanya menggantungkan hidupnya dengan bantuan orang lain. Beberapa warga atau keluarganya sering mengirimkan makanan ke biliknya sewaktu Gunung Sinabung belum erupsi.

Namun, belakangan setelah aktivitas erupsi Gunung Sinabung meninggi, Singarimbun mulai jarang mendapat kiriman makanan. Keluarga Singarimbun hanya sesekali mengirimkan makanan, itu pun jika aktivitas Gunung Sinabung menurun, sehingga warga berani kembali ke kampungnya. “Kami berharap pemerintah segera mengevakuasi Singarimbun untuk mendapatkan perawatan,” kata Bahtera Pelawi, warga Tiganderket.

 

PENGUNGSI DIPULANGKAN

Sementara ini, pekan ini pengungsi asal 4 desa Kec. Payung dijadwal akan dipulangkan. Minggu (9/2) pagi, langkah-langkah pembersihan desa telah dilakukan aparat dan warga setempat. Pantauan kru koran ini, Tim Satgas Penanganan Bencana Erupsi Sinabung bersama warga mulai membersihkan 4 desa diluar radius 5 km yang terkena dampak abu vulkanik Sinabung. Koordinator Humas Media Center Penanganan Erupsi Sinabung, Jhonson Tarigan mengungkapkan kalau karya bakti dilaksanakan di Desa Ujung Payung, Cimbang, Rimo Kayu dan Batu Karang.

Dijelaskannya, desa–desa tersebut sebenarnya tidak direkomendasi mengungsi. Tingginya intensitas debu vulkanik menyebabkan masyarakat terpaksa mengungsi. Sementara itu, Dansatgas Penaganan Erupsi Sinabung, Letkol Inf. Asep Sukarna ketika dimintai keterangan mengatakan, karya bakti membersihkan desa–desa diluar rekomendasi digelar secara bertahap. “Untuk hari ini kita gelar di empat desa Kec. Payung diantaranya, Desa Ujung Payung, Cimbang, Rimo Kayu serta Batu Karang,” ujarnya.

Untuk pemulangan, lanjut Asep, akan dilakukan ketika sarana dan prasarana di desa–desa tersebut sudah dapat digunakan kembali serta material debu vulkanik sudah dibersihkan. Kepala Desa Batu Karang, Roin Andreas Bangun saat diwawancara usai mengikuti rapat evaluasi yang digelar di Posko Utama mengatakan, mulai besok para kepala keluarga dan anak muda akan diinstruksikan untuk pulang dan membersihkan rumah masing–masing dari material debu vulkanik agar dapat segera pulang dan beraktivitas lagi seperti biasanya.

“Sesuai hasil rapat mulai besok para kepala keluarga dan pria dewasa akan pulang dan membersihkan rumah masing–masing. Untuk pemulangan secara keseluruhan kemungkinan akan dilakukan 2–3 hari kedepan,” ujarnya. Sementara itu, aktivitas Gunung Sinabung hingga kemarin sore masih cukup tinggi. Untuk kegempaan masih didominasi gempa hybrid yang mengindikasikan pertumbuhan kubah lava masih berlangsung dan potensi erupsi disertai awan panas masih ada, meski intensitasnya menurun.  Sejak Sabtu (8/2) terjadi 2 kali erupsi dan beberapa kali guguran.

Petugas Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vilkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Ahmad Nabawi melalui selulernya mengatakan, hingga pukul 17.00 Wib belum ada terjadi erupsi. Namun aktivitas kegempaan dan tremor masih sangat tinggi. Dikatakannya, tremor mencapai 26 mm maksimal. Untuk pertumbuhan kubah lava, disebut ahmad hingga kini sudah mencapai 1,8 km dari puncak Sinabung. “Status masih Awas (level IV). Dihimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas pada radius 5 km dari puncak kawah,” ujarnya.

Data diperoleh dari Media Center Penanganan Bencana Erupsi Sinabung, pengungsi hingga Minggu (9/2) berjumlah 32.351 jiwa (9.991 KK) yang tersebar di 42 titik camp penampungan terpisah. Sementara itu, PVMBG merekomendasikan 15 desa dan 2 dusun masih harus tetap mengungsi diantaranya, Desa Mardinding, Perbaji, Selandi, Sukameriah, Guru Kinayan, Gamber, Berastepu, Bekerah, Simacem, Sukanalu, Kuta Tonggal, Sigarang-garang, Kuta Rakyat, Kuta Gugung, Kuta Tengah, Dusun Sibintun, dan Dusun Lau Kawar. Untuk desa yang berada di luar radius 5 km tersebut dapat kembali ke tempat tinggal masing-masing dan beraktivitas.(rz/ras/bbs/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/