29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Ratusan Petani Dihajar Polisi Deliserdang

Foto: Manahan/PM/JPNN Salah seorang pendemo yang akan memblokir jalan ke bandara Kualanmu, melawan saat akan diamankan petugas Polres DS.
Foto: Manahan/PM/JPNN
Salah seorang pendemo yang akan memblokir jalan ke bandara Kualanmu, melawan saat akan diamankan petugas Polres DS.

BATANG KUIS, SUMUTPOS.CO – Ratusan petani penggarap yang tergabung dalam Forum Rakyat Bersatu Sumatera Utara (FRBSU) dihajar ratusan personel polisi Deliserdang, Rabu (19/2) sekira pukul 10.30 Wib. Kericuhan berujung bentrok dan terlukanya puluhan massa petani berlangsung di Jalan Muspika Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis.

Bentrokan bermula dari aksi unjuk rasa yang dilakukan para petani penggarap menghadang akses Jalan Arteri, menuju Bandara KNIA (Kuala Namu Internasional Airlines). Aksi massa ternyata, sejak pagi telah dinanti ratusan personel Polres DS dan Brimob Polda Sumatera Utara dengan peralatan lengkap, 2 anjing pelacak lengkap dengan kendaran water canon.

Petugas bersiaga di Lapangan Garuda Tanjung Morawa untuk mengamankan unjuk rasa ribuan massa petani penggarap. Hingga beberapa jam menunggu, massa yang direncanakan berjumlah sekira 50 ribu orang dan berkumpul di lapangan Garuda itu, belum juga terlihat. Hingga tiba-tiba terdengar informasi bahwa ratusan masa tersebut datang dari arah Percut Sei Tuan.

Mendapatkan informasi tersebut ratusan petugas pun meluncur ke arah Kecamatan Batang Kuis. Ratusan petugas tersebut pun langsung aksi jalan kaki (long march) ratusan massa petani penggarap yang terdiri dari wanita dan pria tersebut dari arah perbatasan Kecamatan Percut Sei Tuan dengan Kecamatan Batang Kuis tepatnya di Desa Bakaran Batu Kecamatan Batang Kuis menuju Jalan Arteri Bandara KNIA.

Aksi long march ratusan massa tersebut pada awalnya berlangsung damai dengan pengawalan ketat petugas. Namun setiba di Jalan Muspika tepatnya di perlintasan kereta api yang tak jauh dari Polsek Batang Kuis, massa dihadang petugas.

Namun hadangan tersebut tidak membuat ratusan massa mundur dan tetap bertahan. Akhirnya, terjadi bentrokan antara massa dan petugas. Petugas langsung memukul dan menedang bahkan menyeret sejumlah massa pria yang dianggap sebagai provokator massa.

Tak berapa lama, Kapolres Deliserdang AKBP Dicky Patrianegara tiba di lokasi bentrokan. Melihat massa yang kebanyakan merupakan kaum ibu rumah tangga tersebut, Kapolres memerintahkan anggotanya untuk bertindak tegas dan langsung mengamankan siapa saja yang tidak bersedia dibubarkan. “Tangkap itu, bawa mereka semua ke Polda,” teriak Dicky.

Sekitar 45 menit bentrokan pun akhirnya berakhir melihat puluhan rekan-rekannya diamankan ratusan massa lainnya pun memilih mundur. Meskipun sudah mundur, puluhan personil pun masih melakukan pengejaran kearah ratusan massa yang sudah mundur tersebut. Setelah keadaan terkendali Dicky pun menyuruh anggotanya kembali ke Polsek Batang Kuis. Petugas pun berhasil mengamakan 21 orang massa ke polsek Bantang Kuis yang tak jauh dari lokasi bentrokan, beberapa orang di antaranya mengalami luka di kepala hingga mengeluarkan darah.

Berdasarkan keterangan Inong (45) salah satu masaa petani penggarap warga Desa Bandar Setia, dirinya dan massa lainnya hanya memperjuangkan lahan yang telah mereka garap sejak puluhan tahun lalu, bahkan di atas lahan tersebut telah dibangun rumah. Dirinya pun sangat menyayangkan bahkan mengecam aksi petugas yang memukul dan menendang hingga mengakibatkan beberapa orang dari massa tersebut mengalami luka di kepala.

Kapolres Deliserdang Dicky Patrianegara yang dikonfirmasi wartawan, membenarkan pihaknya mengamankan 21 orang pengunjuk rasa yang disebut akan memblokir Jalan Arteri Bandara KNIA oleh massa petani. “Ke 21 orang itu diamankan karena setelah dihimbau untuk membubarkan diri mereka tidak mengindahkannya. Upaya petugas dilakukan agar aksi pemblokiran jalan arteri tidak dilakukan, karena tindakan itu mengancam kerugian negara. Mengingat bandara KNIA merupakan objek vital di Sumatera Utara,” kata Kapolres.

Terkait tindakan refresif yang dilakukan pihak kepolisian terhadap masa petani penggarap, Kapolres Deliserdang menyatakan, upaya itu merupakan dampak dari sikap ketidak patuhan masa pengunjukrasa atas himbauan pihak kepolisian.

Terpisah, Pjs Karo Ops Polda Sumut, Kombes Hery Subiansauri saat dikonfirmasi di ruang kerjanya mengatakan kalau para pendemo yang mengalami luka-luka bukan akibat bentrok dengan polisi, melainkan para pendemo melempar batu lalu mengenai temannya sendiri. “Jadi bukan bentrok, kita mencoba membuat kondisi kondusif karena mengganggu arus lalu lintas. Namun, para pendemo melempar dengan batu dan mengenai temannya sendiri,” tandasnya. (cr2/cr1/bd)

Foto: Manahan/PM/JPNN Salah seorang pendemo yang akan memblokir jalan ke bandara Kualanmu, melawan saat akan diamankan petugas Polres DS.
Foto: Manahan/PM/JPNN
Salah seorang pendemo yang akan memblokir jalan ke bandara Kualanmu, melawan saat akan diamankan petugas Polres DS.

BATANG KUIS, SUMUTPOS.CO – Ratusan petani penggarap yang tergabung dalam Forum Rakyat Bersatu Sumatera Utara (FRBSU) dihajar ratusan personel polisi Deliserdang, Rabu (19/2) sekira pukul 10.30 Wib. Kericuhan berujung bentrok dan terlukanya puluhan massa petani berlangsung di Jalan Muspika Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis.

Bentrokan bermula dari aksi unjuk rasa yang dilakukan para petani penggarap menghadang akses Jalan Arteri, menuju Bandara KNIA (Kuala Namu Internasional Airlines). Aksi massa ternyata, sejak pagi telah dinanti ratusan personel Polres DS dan Brimob Polda Sumatera Utara dengan peralatan lengkap, 2 anjing pelacak lengkap dengan kendaran water canon.

Petugas bersiaga di Lapangan Garuda Tanjung Morawa untuk mengamankan unjuk rasa ribuan massa petani penggarap. Hingga beberapa jam menunggu, massa yang direncanakan berjumlah sekira 50 ribu orang dan berkumpul di lapangan Garuda itu, belum juga terlihat. Hingga tiba-tiba terdengar informasi bahwa ratusan masa tersebut datang dari arah Percut Sei Tuan.

Mendapatkan informasi tersebut ratusan petugas pun meluncur ke arah Kecamatan Batang Kuis. Ratusan petugas tersebut pun langsung aksi jalan kaki (long march) ratusan massa petani penggarap yang terdiri dari wanita dan pria tersebut dari arah perbatasan Kecamatan Percut Sei Tuan dengan Kecamatan Batang Kuis tepatnya di Desa Bakaran Batu Kecamatan Batang Kuis menuju Jalan Arteri Bandara KNIA.

Aksi long march ratusan massa tersebut pada awalnya berlangsung damai dengan pengawalan ketat petugas. Namun setiba di Jalan Muspika tepatnya di perlintasan kereta api yang tak jauh dari Polsek Batang Kuis, massa dihadang petugas.

Namun hadangan tersebut tidak membuat ratusan massa mundur dan tetap bertahan. Akhirnya, terjadi bentrokan antara massa dan petugas. Petugas langsung memukul dan menedang bahkan menyeret sejumlah massa pria yang dianggap sebagai provokator massa.

Tak berapa lama, Kapolres Deliserdang AKBP Dicky Patrianegara tiba di lokasi bentrokan. Melihat massa yang kebanyakan merupakan kaum ibu rumah tangga tersebut, Kapolres memerintahkan anggotanya untuk bertindak tegas dan langsung mengamankan siapa saja yang tidak bersedia dibubarkan. “Tangkap itu, bawa mereka semua ke Polda,” teriak Dicky.

Sekitar 45 menit bentrokan pun akhirnya berakhir melihat puluhan rekan-rekannya diamankan ratusan massa lainnya pun memilih mundur. Meskipun sudah mundur, puluhan personil pun masih melakukan pengejaran kearah ratusan massa yang sudah mundur tersebut. Setelah keadaan terkendali Dicky pun menyuruh anggotanya kembali ke Polsek Batang Kuis. Petugas pun berhasil mengamakan 21 orang massa ke polsek Bantang Kuis yang tak jauh dari lokasi bentrokan, beberapa orang di antaranya mengalami luka di kepala hingga mengeluarkan darah.

Berdasarkan keterangan Inong (45) salah satu masaa petani penggarap warga Desa Bandar Setia, dirinya dan massa lainnya hanya memperjuangkan lahan yang telah mereka garap sejak puluhan tahun lalu, bahkan di atas lahan tersebut telah dibangun rumah. Dirinya pun sangat menyayangkan bahkan mengecam aksi petugas yang memukul dan menendang hingga mengakibatkan beberapa orang dari massa tersebut mengalami luka di kepala.

Kapolres Deliserdang Dicky Patrianegara yang dikonfirmasi wartawan, membenarkan pihaknya mengamankan 21 orang pengunjuk rasa yang disebut akan memblokir Jalan Arteri Bandara KNIA oleh massa petani. “Ke 21 orang itu diamankan karena setelah dihimbau untuk membubarkan diri mereka tidak mengindahkannya. Upaya petugas dilakukan agar aksi pemblokiran jalan arteri tidak dilakukan, karena tindakan itu mengancam kerugian negara. Mengingat bandara KNIA merupakan objek vital di Sumatera Utara,” kata Kapolres.

Terkait tindakan refresif yang dilakukan pihak kepolisian terhadap masa petani penggarap, Kapolres Deliserdang menyatakan, upaya itu merupakan dampak dari sikap ketidak patuhan masa pengunjukrasa atas himbauan pihak kepolisian.

Terpisah, Pjs Karo Ops Polda Sumut, Kombes Hery Subiansauri saat dikonfirmasi di ruang kerjanya mengatakan kalau para pendemo yang mengalami luka-luka bukan akibat bentrok dengan polisi, melainkan para pendemo melempar batu lalu mengenai temannya sendiri. “Jadi bukan bentrok, kita mencoba membuat kondisi kondusif karena mengganggu arus lalu lintas. Namun, para pendemo melempar dengan batu dan mengenai temannya sendiri,” tandasnya. (cr2/cr1/bd)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/