26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tetangga Ngaku Pernah Dengar Jeritan Seperti Kesakitan

Foto: ARIFAL/RADAR BOGOR  KORBAN PENYEKAPAN: Salah satu korban penyekapan Brigjen Polisi, MS melapor ke Mapolres Bogor Kota. Dan foto rumah sang Brigjen.
Foto: ARIFAL/RADAR BOGOR
KORBAN PENYEKAPAN: Salah satu korban penyekapan Brigjen Polisi, MS melapor ke Mapolres Bogor Kota. Dan foto rumah sang Brigjen.

SUMUTPOS.CO – Sebagian warga di Perumahan Duta Pakuan, Jalan Danau Matana, Kota Bogor, sudah tahu perangai M, yang diduga menyekap dan menyiksa pembantunya. Namun warga tidak ada yang berani melaporkan peristiwa itu ke polisi, mengingat suami M adalah seorang jenderal walau sudah purnawirawan.

Seorang tetangga M, Sumi menceritakan, ia pernah berselisih secara tidak langsung dengan M. Rumah Sumi terletak persisi di depan rumah M, di Perumahan Duta Kencana, Jl Danau Motana, Kota Bogor.

“Saya pernah dimaki-maki sama dia. Tapi nggak ke saya langsung, lewat pembantu saja,” kata Sumi di lokasi, Kamis (20/2).

Menurut Sumi, peristiwa itu terjadi sekitar tiga hari yang lalu. Saat itu, M menyuruh pembantunya untuk menyapu dedaunan yang jatuh dari pohon milik Sumi yang menjuntai hingga ke depan rumah M.

“Katanya bikin kotor saja. Padahal dia pernah buang sampah sama bekas keramik ke depan rumah saya,” kata Sumi.

Sumi juga cerita soal pembantu di rumah M. Menurut Sumi, ia pernah mendengar seseorang berteriak kesakitan dari balik rumah M pada tengah malam.

“Itu anak-anak kos saya juga suka ngeliat ada pembantu malam-malam ngepel di atas,” imbuhnya

Namun, Sumi mengaku tidak berani melaporkan M ke polisi. “Orang-orang pada takut,” katanya.

Seorang warga lain, bernama Chairul, menceritakan bahwa peristiwa penganiayaan M terhadap pembantunya bukan hanya sekali ini. Tahun-tahun lalu, ia pernah kedatangan 5 orang pembantunya yang melarikan diri dari rumah M.

“Ada 5 orang pembantunya, perempuan semua, asal Lampung, lari ke rumah saya, minta tolong,” kata Chairul. Rumah Chairul berada di belakang rumah M

Chairul menceritakan, keluarga M tidak pernah bersosialisasi dengan warga. Jika ada kegiatan di perumahan tersebut, pihak keluarga M mewakilkan penjaga rumahnya.

“Kalau ada kegiatan apa-apa, itu yang datang itu pembantu laki-lakinya yang orang Ambon,” pungkas Chairul. (net/bbs/fal)

Foto: ARIFAL/RADAR BOGOR  KORBAN PENYEKAPAN: Salah satu korban penyekapan Brigjen Polisi, MS melapor ke Mapolres Bogor Kota. Dan foto rumah sang Brigjen.
Foto: ARIFAL/RADAR BOGOR
KORBAN PENYEKAPAN: Salah satu korban penyekapan Brigjen Polisi, MS melapor ke Mapolres Bogor Kota. Dan foto rumah sang Brigjen.

SUMUTPOS.CO – Sebagian warga di Perumahan Duta Pakuan, Jalan Danau Matana, Kota Bogor, sudah tahu perangai M, yang diduga menyekap dan menyiksa pembantunya. Namun warga tidak ada yang berani melaporkan peristiwa itu ke polisi, mengingat suami M adalah seorang jenderal walau sudah purnawirawan.

Seorang tetangga M, Sumi menceritakan, ia pernah berselisih secara tidak langsung dengan M. Rumah Sumi terletak persisi di depan rumah M, di Perumahan Duta Kencana, Jl Danau Motana, Kota Bogor.

“Saya pernah dimaki-maki sama dia. Tapi nggak ke saya langsung, lewat pembantu saja,” kata Sumi di lokasi, Kamis (20/2).

Menurut Sumi, peristiwa itu terjadi sekitar tiga hari yang lalu. Saat itu, M menyuruh pembantunya untuk menyapu dedaunan yang jatuh dari pohon milik Sumi yang menjuntai hingga ke depan rumah M.

“Katanya bikin kotor saja. Padahal dia pernah buang sampah sama bekas keramik ke depan rumah saya,” kata Sumi.

Sumi juga cerita soal pembantu di rumah M. Menurut Sumi, ia pernah mendengar seseorang berteriak kesakitan dari balik rumah M pada tengah malam.

“Itu anak-anak kos saya juga suka ngeliat ada pembantu malam-malam ngepel di atas,” imbuhnya

Namun, Sumi mengaku tidak berani melaporkan M ke polisi. “Orang-orang pada takut,” katanya.

Seorang warga lain, bernama Chairul, menceritakan bahwa peristiwa penganiayaan M terhadap pembantunya bukan hanya sekali ini. Tahun-tahun lalu, ia pernah kedatangan 5 orang pembantunya yang melarikan diri dari rumah M.

“Ada 5 orang pembantunya, perempuan semua, asal Lampung, lari ke rumah saya, minta tolong,” kata Chairul. Rumah Chairul berada di belakang rumah M

Chairul menceritakan, keluarga M tidak pernah bersosialisasi dengan warga. Jika ada kegiatan di perumahan tersebut, pihak keluarga M mewakilkan penjaga rumahnya.

“Kalau ada kegiatan apa-apa, itu yang datang itu pembantu laki-lakinya yang orang Ambon,” pungkas Chairul. (net/bbs/fal)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/